Mengenal Pelajaran Tashrif di MTs. Assa’adah I dan II Gresik

900 dibaca

▪︎GRESIK-POSMONEWS.COM,-
Setelah redaksi posmonews.com, meng-upload berita tentang MTs. Assa’adah I dan MTs. II Sampurnan, Bungah, Gresik, banyak pembaca bertanya tentang pelajaran “TASHRIF” atau dikenal istilah “tashrifan“. Pelajaran apakah itu?

Pelajaran Tashrif sebenarnya tidak asing bagi kalangan pondok pesantren. Hampir semua madrasah tsanawiyah (MTs) yang bernaung di yayasan pondok pesantren pasti menerapkan pelajaran tersebut.

Menurut Kepala Sekolah MTs. Assa’adah I, Sampurnan, Bungah, Gresik, Choirul Anam, S Pd. bahwa pelajaran Tashrif suatu pelajaran yang membahas perubahan pada asal kata dari bentuk satu kepada bentuk lainnya untuk menghasilkan makna yang dituju atau diinginkan.

“Apabila kita hendak mengubah makna dari suatu kata maka kita harus mentashrifkannya terlebih dahulu dengan cara mengubah bentuk asal suatu kata menjadi bentuk yang lainya,” kata Pak Anam panggilan akrab Choirul Anam.

Lebih jauh ditegaskan, adanya perubahan kata pada suatu kata dari bentuk asalnya kepada bentuk lainnya akan membuat kata tersebut mempunyai makna berbeda.

Secara bahasa (etimologi) kata Tashrif mempunyai arti berubah atau mengubah. Sedangkan secara istilah pengertian kata Tashrif adalah mengubah suatu kata dari bentuk asalnya kepada bentuk lainnya.

“Contoh perubahan kata tersebut misalnya suatu kata yang asalnya mempunyai bentuk fi’il madhi menjadi fi’il mudhari, mashdar, isim fail, isim maf’ul dan lain sebagainya,” paparnya.

Tashrif, lanjut Choirul Anam, bertujuan untuk mendapatkan makna berbeda dari suatu kata yang dapat digunakan sesuai dengan tujuan. Karena suatu kata tidak dapat menghasilkan makna lainnya kecuali dengan merubahnya.

“Ilmu yang mempelajari seputar perubahan bentuk suatu kata dari asal-usul kata dinamakan dengan ilmu Shorof,” tegasnya.

Didalam ilmu Shorof  perubahan satu bentuk kata kepada bentuk kata lain ditinjau dari ma’nanya dalam ilmu shorof dinamakan SHIGHOT (الصِّيْغَةُ) .

Misalnya pada kata كَتَبَ, apabila kita rubah (tashrifkan) kepada bentuk-bentuk lainnya untuk dapat menghasilkan makna yang lainnya seperti di bawah ini:
كَتَبَ ← يَكْتُبُ – أُكْتُبْ – كَاتِبٌ – مَكْتُوْبٌ – مَكْتَبٌ
كَتَبَ = Dia (laki-laki) telah menulis
يَكْتُبُ = Dia (laki-laki) sedang menulis
أُكْتُبْ = Tulislah
كَاتِبٌ = Penulis
مَكْتُوْبٌ = Tulisan
مَكْتَبٌ = Meja (tempat menulis)

Sementara itu Kepala MTs. Assa’adah II, Sampurnan, Bungah, Gresik, Senidi Arif, S Ag. memberikan penjelasan ilmu Tashrif secara rinci. Secara garis besar pelajaran tasrif terbagi menjadi tashrif lughowi dab tashrif istilahi.

Tashrif Lughowi merupakan suatu perubahan yang didasarkan pada jumlah dan jenis pelakunya seperti perubahan sebuah kata benda tunggal menjadi kata benda berjumlah dua, menjadi kata benda jamak dan sebainya.

“Secara pengetian Tashrif merupakan suatu perubahan bentuk kata pada satu shighat dari ghaib ke mukhathab ke mutakallim, dari mufrad ke mutsana ke jama’, dan dari mudzakkar ke muanats,” katanya.

Sementara tafsir istilahi, diartikan sebagai perubahan kata yang terjadi karena pengalihan waktu kejadian. Misalnya mengubah kata hingga kalimat tanya menjadi satu kalimat pasif atau perintah dan bentuk-bentuk lainnya,” papar Pak Senidi.

Menurutnya, dalam Tashrif Istilahi, terdapat ketentuan umum yang mencakup cara penulisannya sehingga tidak terjadi kesalahan, di antaranya:

1. Mengubah Bentuk Kata:
Menggunakan tashrif jenis istilahi berarti mengubah bentuk dan arti kata.

2. Berlaku untuk Semua Jenis Kalimat:
Ketentuan ini masih diperselisihkan para ahli. Pasalnya perubahan kata istilahi bisa digunakan di segala bentuk dan jenis kalimat. Yang terpenting yakni mengetahui apa saja ketentuan dan cara pemakaiannya.

Perlu diketahui, sejak didirikan MTs. Assa’adah I dan MTs. Assa’adah II, Sampurnan, Bungah, Gresik, Jawa Timur, tahun 1982, kemudian dipisah MTs I dan MTs II. Bahkan, siswa-siswinya tidak berbaur dalam satu gedung.MTs. I diperuntukkan murid laki-laki, sedangkan MTs. II khusus murid perempuan.**(zub/ahm)