Usai Didemo, Banjir Lamongan Baru Ditangani

159 dibaca

Setelah didemo warga dan mahasiswa, yang membawa aspirasi rakyat Bengawan Njero akhirnya Pemkab Lamongan mulai menangani bencana tahunan itu dengan serius. Dalam waktu dua hari ini, dalam pantauan wartawan media ini perkembangan penanganan banjir daerah kali Bengawan nJero mulai terlihat hasilnya.

Meski tidak bisa secepat membalik telapak tangan, lambat namun pasti laju air ke arah laut dari Rolak Kuro setelah dibenahi dan berfungsinya 4 pintu air Wangen dan pengentasan enceng gondok dengan Backhoe Amphibi di beberapa titik, akhirnya arus air mulai lancar. Misalnya hari ini, Jumat (15/1) dilakukan pembersihan eceng gondok di Kiringan dan Pucangro.

Nah berbagai upaya ini telah dilakukan agar genangan air segera surut, seperti yang dituturkan M.Nalikan, Asisten Pemerintahan dan Kesejahteraan Rakyat Pemkab Lamongan.

“Sebelumnya 4 pintu ini sempat terkendala masalah tehnis sehingga tidak semuanya dapat dibuka. Kini semua bisa dibuka sehingga dapat mempercepat pembuangan air ke laut,” ujar M.Nalikan Kamis (14/1).

Pantauan posmonews.com pagi ini (15/1) sudah ada pos pos di desa untuk membantu penyaluran bantuan beras dan sembako untuk daerah berdampak. Tampak terlihat salah satu pos yang dijaga aparat desa dan siang ini ada pembagian beras.

”Total jumlah rumah terdampak banjir di kabupaten Lamongan sebanyak 5.877 rumah. Nantinya setiap rumah akan diberikan bantuan sebanyak 5 kg beras, sehingga Pemkab Lamongan menyediakan 30 ton beras untuk disalurkan,” ungkap M. Nalikan.

Apa yang dituntut warga dan mahasiswa saat demo kemaren dengan tuntutan jangka pendek dan tuntutan jangka panjang, hal ini sudah menjadi kewajiban Pemkab dengan usaha yang serius dan sudah dilakukan.

Mulai kemaren masyarakat bergotong royong dengan menguruk satu-satunya jalan akses masuk ke desa terendam, menggunakan pedel atau batu kapur putih. Dikawal anggota Polisi Polsek Deket semoga hari ini selesai dan bisa digunakan untuk sepeda atau motor.

Seperti yang dipantau wartawan media ibi, Rabu (13/1) lalu, salah satu sumber banjir adalah serakahnya masyarakat pemilik lahan dengan mencaplok saluran air/ selokan tepi jalan desa. Nyaris jalan desa seperti tanggul pembatas kanan kiri lahan.

Banjir kali ini bisa sebagai analisa untuk menyiapkan agar tahun depan banjir tahunan tidak semakin parah. Ada perencanaan yang matang antara Forkompimda, anggota badan kemasyarakaran, pemuda, karang taruna dan masyarakat untuk secara berkala mengadakan kerja bakti bersama-sama dan penuh tanggung jawab.

Fungsikan saluran air yang semestinya, ada upaya dari tingkat RT agar masyarakat tidak membuang limbah di saluran air, minimal tiap rumah membuat lubang tanah untuk sampah organik, dan sampah plastik disendirikan untuk secara kolektif dibawa ke TPA, niscaya banjir kali Bengawan nJero akan terkurangi.

Bahkan jika mungkin, setiap banjir tahunan kali Bengawan nJero ini disulap untuk dijadikan destinasi kunjungan wisata, seperti Tiwet in Bengawan nJero, Wangen tour nJero River meniru Venice in Italia Tour. *DANAR/ARIFIN*