Kebun Raya Cibodas Aroma Mistis Hipnotis Pengunjung

1,236 dibaca

▪︎BOGOR-POSMONEWS.COM,-
SIAPA sangka, di balik pepohonan rindang dan udara segar di Kebun Raya Cibodas sangat kental dengan nuansa mistis. Tidak jarang setiap pengunjung terhipnotis keindahan alam di kebun raya tersebut.

Kebun Raya Cibodas, nama ini mungkin masih terdengar sedikit asing, berbeda dengan Kebun Raya Bogor yang namanya terangkat karena berdekatan dengan Istana Bogor saat ini sering digunakan presiden. Namun, kekayaan alam di Kebun Raya Cibodas memiliki pesona tersendiri dan membuat pengunjung kagum.

Nama Kebun Raya Cibodas sebenarnya sudah mahsyur sejak zaman dahulu. Menurut catatan sejarah, kawasandi kaki Gunung Gede Pangrango dengan ketinggian1.275 mdpl ini didirikan Johanes Elias Teijsman, seorang ahli botani berasal dari Belanda.

Saat itu, tempat ini dibuka untuk menanam pohon kina, mengingat tanaman Kina merupakan tanaman obat paling dibutuhkan di seluruh dunia sebagai obat malaria.

Pohon kina pertama datang pada tanggal 11 April 1852 tersebut dijadikan sebagai hari lahirnya Kebun Raya Cibodas. Dari situ awal mula nama Kebun Raya Cibodas mulai terdengar di seluruh dunia. Bahkan, ilmuwan mancanegara pun mengakui bila kebun raya ini “Firdausnya Asia”.

Dalam perkembangannya, Kebun Raya Cibodas dimaksudkan menjadi tempat aklimatisasi jenis-jenis tumbuhan asal luar habitatnya (ex-situ) baik dari dalam negeri maupun mancanegara yang mempunyai nilai penting dan ekonomi serta tinggi. Kemudian pada tahun 2003, Kebun Raya Cibodas menjadi lebih mandiri sebagai Unit Pelaksana Teknis Balai Konservasi Tumbuhan Kebun Raya Cibodas di bawah Pusat Konservasi Tumbuhan Kebun Raya Bogor dalam Kedeputian Ilmu Pengetahuan Hayati Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI).

Dengan perubahan status tersebut, Kebun Raya Cibodas kini memiliki empat fungsi; penelitian, wisata, lingkungan, dan konservasi. Karena peralihan mengakibatkan Kebun Raya Cibodas di bawah naungan LIPI, maka sebanyak 2311 jenis tanaman hidup di Kawasan Kebun Raya Cibodas tersebut resmi menjadi Barang Milik Negara.

Tanaman dikelola Kebun Raya Cibodas dibagi menjadi dua kategori; tanaman koleksi dan tanaman nonkoleksi. Oleh 16 peneliti yang saat ini terdaftar di Kebun Raya Cibodas, tanaman-tanaman tersebut dipelihara dan di-diseminasi secara teratur untuk menambah baik  kuantitas maupun untuk menemukan jenis tanaman baru.

Selanjutnya tanaman-tanaman tersebut akan didaftarkan sebagai aset Kebun Raya Cibodas dan tentu saja, biaya konservasi dan perawatannya berasal dari APBN sehingga setiap jenis tumbuhan di Kebun Raya Cibodas wajib didata dan memiliki nomor registrasi koleksi agar pengawasan dan penatausahaannya terjaga.

Dari sisi wisata, Kebun Raya Cibodas kini cukup populer dengan rataan jumlah pengunjung bisa mencapai 2.000 orang di akhir pekan. Kerjasama pengelolaan oleh pihak ketiga menjadi kunci bagaimana kebun berisi tanaman-tanaman hutan hujan tropis berubah menjadi taman wisata yang family-friendly, tradisional, namun tetap memberikan kesan keindahan natural.

Beberapa bagian dari Kebun Raya Cibodas yang terkenal di kalangan pengunjung adalah Taman Sakura, dengan keelokan bunga sakura khas Jepang akan mencerahkan mata. Lalu ada rumah kaca menyimpan sekitar 350 jenis kaktus dan 360 anggrek, tentu membuat para pencinta tanaman gaek ini tak akan mau pulang.

Kemudian tentu saja tanaman bunga Bangkai Raksasa setinggi dua meter saat mekar menjadi daya tarik utama wisata di Kebun Raya Cibodas ini. Belum lagi megahnya pohon Arcauria Bidwilli dan Magnolia Grandiflora sudah tumbuh sejak tahun 1866.

Alamnya asri dan udara masih segar membuat kebun raya ini selalu jadi salah satu destinasi wisata favorit setiap akhir pekan tiba. Nggak heran kalau setiap Sabtu dan Minggu, kebun di jantung Kota Bogor ini selalu ramai dikunjungi wisatawan.

▪︎Beraroma Mistis

Di balik keindahan pepohonan yang rindang dan udara segar Kebun Raya Cibodas juga kental dengan nuansa mistis. Ada beberapa spot terlihat berbeda dari tempat-tempat lain di kebun itu.

Berbagai macam penampakan sering terlihat di dekat makam Belanda yang sudah ada sejak tahun 1800-an. Salah satu tempat paling kental nuansa horornya adalah makam Belanda.

Letak pemakaman itu tidak jauh dari pintu masuk sebelah barat kebun raya. Menurut cerita masyarakat, saat hari mulai gelap sering terlihat penampakan makhluk halus muncul di sekitar makam.

Bentuknya bermacam-macam, ada sosok wanita berambut panjang dengan pakaian serba putih, sosok lelaki berbulu lebat dan bertubuh besar, atau sekadar suara-suara aneh seperti orang merintih kesakitan.

▪︎Penampakan di Danau Gunting

Danau Gunting memang terlihat cantik kalau siang hari. Saat hari mulai malam, suasana berubah jadi mencekam. Banyak orang bercerita, Danau Gunting merupakan rumah dari sosok hantu noni Belanda dan siluman ular raksasa.

Beberapa petugas kebersihan di kebun raya mengaku pernah diperlihatkan wujud noni Belanda sedang berjalan-jalan sendirian di sekitar danau. Si noni itu berjalan-jalan santai sambil bersenandung. Warga yang iseng memancing di danau itu juga pernah diganggu hantu ular raksasa yang muncul dari dalam danau.

▪︎ Makam Istri Prabu Siliwangi

Di Kebun Raya Bogor juga ada kompleks pemakaman istri Prabu Siliwangi, Ratu Galuh. Pemandangan di sekitar kompleks pemakaman itu memang terlihat berbeda dari tempat-tempat lainnya. Makam itu berada di bawah sebuah pohon besar dan rindang. Jadi, saat siang hari pun lokasi itu terlihat gelap. Saat malam datang, kompleks pemakaman ini selalu dihindari petugas keamanan yang berpatroli. Bukan karena letaknya jauh, tapi karena mereka tidak mau melihat penampakan harimau putih penjaga makam.

Selain makam Belanda dan makam Ratu Galuh, ada satu kompleks pemakaman yang menyeramkan di kebun raya. Pemakaman misterius itu berada di wilayah Taman Meksiko. Letaknya tersembunyi, sehingga banyak yang tidak sadar akan keberadaan makam itu. Di tempat itu, petugas kebersihan kebetulan lewat sering diganggu makhluk halus lewat suara-suara aneh.
▪︎[ZA/ALAMS]