Peyek Laron, Kuliner Extrim Sejak Zaman Penjajah

2,014 dibaca

Indonesia memiliki khasanah kuliner yang beragam di tiap-tiap daerahnya. Baik kuliner berbahan dasar yang digunakan pada umumnya hingga kuliner ekstrim berbahan dasar tak lazim. Seperti di daerah Wonogiri, Boyolali dan Yogyakarta, kita bisa menjumpai rempeyek laron.

Hidangan satu ini bisa dibilang merupakan ekstrim, nyeleneh dan terkadang menjijikkan. Menariknya, makanan tersebut justru menjadi hidangan favorit warga sekitar.

Dilansir dari laman Sonora.ID
nama rempeyek sendiri berasal dari kata rempah-rempah yang berarti bahan makanan yang mengandung banyak rempah-rempah di dalamnya, kemudian jiyek yang berarti gepeng karena bentuk rempeyek ini gepeng.

Bagi masyarakat Jawa rempeyek ini juga disebut dengan peyek. Rempeyek umumnya dijadikan sebagai makanan pelengkap santapan.

Rempeyek atau peyek, lumrahnya dari kacang tanah, kacang hijau, udang, teri dan sebagainya.
Namun terkait tentang laron, masyarakat Boyolali, Jawa Tengah, yang berada di desa biasanya menggunakan serangga ini sebagai bahan dasar membuat peyek.

Laron banyak muncul malam hari pada musim hujan, saat hujan turun atau sehabis hujan. Laron-laron yang beterbangan dikumpulkan dengan cara memasukkan air ke dalam baskom dan mematikan lampu.

Konon pemanfaatan laron pada zaman dulu adalah untuk memenuhi kebutuhan protein masyarakat yang tinggal di desa.
Mengingat Boyolali merupakan daerah pertanian dan jauh dari laut, sehingga untuk mendapatkan protein yang berasal dari ikan atau hewan laut lainnya jadi sulit. Maka laron pun digunakan sebagai pengganti protein hewani.

Jika dari beberapa referensi, makanan ekstrem semacam ini masih berkaitan dengan zaman penjajahan Jepang di Indonesia.
Jepang menguras segala sumber daya di Indonesia, sehingga orang Indonesia pun melakukan segala cara untuk memperoleh makanan.
Segala bagian tumbuhan, hewan, hingga serangga semacam laron pun mereka olah menjadi panganan pengganti

Bagi para warga sekitar mungkin sudah terbiasa mengonsumsi makanan ini pasti akan mengatakan kalau rasanya lezat dan gurih.

Tapi, bagi kita yang belum terbiasa memakannya mungkin kita akan merasa geli dan aneh untuk mencicipi. Tapi terdapat fakta menarik tentang laron.

Ternyata laron dipercaya bergizi tinggi untuk tubuh. Laron memiliki kandungan protein tinggi, mencapai 65%. Kandungan asam aminonya pun komplit, disertai dengan vitamin B, asam olet, asam linoleat, dan lemak 31%. Bagaimana? Tertarik menjajal?
**(snr/ais)