KOTA PENULIS DAN BUDAYA KREATIF DI 34 PROVINSI INDONESIA

333 dibaca

☆ Dilantiknya 34 Koordinator Satupena di 34 Provinsi

▪︎Oleh: Denny JA

Bayangkanlah itu. Di 34 provinsi, dari Aceh hingga Papua, tumbuh kota penulis dan budaya kreatif.

Bersamaan dengan hidupnya dunia perdagangan dan sibuknya politik pemerintahan, di kota itu juga semarak dengan kegiatan para penulis. Di kota itu juga diwarnai aneka kegiatan budaya kreatif.

Di taman kota, berkumpul beberapa orang membaca sajak. Mereka yang lalu lalang di sana, yang ingin rileks sejenak, menikmati baca puisi. Tak lupa mereka memberikan tips di nampan kecil.

Ada beberapa perpustakaan di kota itu. Mulai dari remaja hingga warga senior ramai di perpustakaan. Mereka membagi cerita dan kisah dari buku yang baru saja selesai dibaca.

Setiap bulan, ada saia kegiatan dari Komunitas penulis di provinsi itu. Mereka mendiskusikan buku terbaru dan relevansinya bagi hidup mereka. Atau mereka membuat lomba menulis. Atau mereka membuat pameran buku kuno yang mempengaruhi kota mereka.

Kantong- kantong budaya kreatif juga tumbuh di sana. Di beberapa tempat, di pinggir jalan yang dibolehkan, ada yang bermain gitar dan bernyanyi.

Kuliner di kota itu juga banyak yang murah dan gurih. Media khusus untuk seni meliput banyak kegiatan budaya. Diskusi film, pameran lukisan, pertunjukan drama juga mewarnai.

Imajinasi itu yang menghampiri saya ketika melantik koordinator Persatuan Penulis Indonesia Satupena di 34 provinsi dan koordinator di 7 pulau, bulan Febuari 2022.

Selaku ketua umum Satupena yang dipilih secara aklamasi Agustus 2021, lima bulan lalu, senang hati saya melihat para koordinator yang dilantik adalah mereka yang sudah teruji dalam komunitas penulis.

Di era Covid-19 masih meraja lela, pelantikan 34 koordinator 34 provinsi dan 7 pulau itu dilakukan secara virtual saja. Yaitu cukup secara simbolis mengedarkan SK penetapan nama mereka.

Dua minggu sebelumnya, dalam WAG Satupena Daerah, sudah terjadi diskusi intens antara para pengurus daerah.

Hari itu, bertepatan dengan hari pers nasional, 9 Febuari 2022, para koordinator di 34 provinsi dan 7 pulau resmi bertugas.

Nama 34 koordinator Satupena di 34 provinsi dan 7 koordinator di 7 pulau dapat dilihat dalam link ini: https://drive.google.com/file/d/10eLEJ33LdfWxJa244bjL7gtxMUJUXPXw/view?usp=drivesdk

-000-

Jauh hari sebelum dipilih secara aklamasi sebagai ketua umum Satupena, saya membaca berita soal Unesco, PBB. Di tahun 2004, Unesco menetapkan City of Literature. Program ini bagian dari Creative Cities Network.

Semua kota di seluruh dunia potensial ditetapkan Unesco sebagai The City of Literature. Tentu itu jika kota itu memenuhi beberapa kriteria.

Antara lain kriteria itu, mulai dari jumlah dan kualitas penerbitan buku di kota itu. Hadirnya sejumlah perpustakaan dan penerbit. Ramainya kegiatan dan event komunitas penulis.

City of Literature dikaitkan dengan Creative Cities Network yang juga meliputi dunia seni, kerajinan tangan, kuliner, media seni, film hingga pertunjukkan drama.

Sejak tahun 2004, sudah ditetapkan 40 City of Literature di 28 negara dan 6 benua. Antara lain: Edinburgh (London), Dublin (Irlandia), Granada (Spanyol), Iowa City (Amerika Serikat), Kuhmo (Finlandia).

Juga sudah ditetapkan sebagai the City of Literatur adalah Baghdad (Irak), Durban (South Africa), Lahore (Pakista), Nanjing (Cina), dan Jakarta (Indonesia) (1).

-000-

Wow! Itu reaksi pertama saya ketika membaca berita itu. Kita bisa mengembangkan versi kita sendiri mengenai kota penulis dan budaya kreatif.

Kepada teman- teman koordinator Satupena di 34 provinsi, sedini mungkin saya minta mengembangkan WAG penulis di provinsi masing- masing. Di setiap provinsi diupayakan terkumpul sekitar 100 penulis, minimal.

Lalu secepatnya, mereka membuat kegiatan yang menumbuhkan komunitas penulis di provinsi masing- masing. Kegiatan pertama yang saya minta: deklarasi pengurus Satupena provinsi, dalam acara Buku dan Musik.

Penulis berkaitan dengan buku. Dalam deklarasi itu, ada acara bedah buku, diselingi live music.

Deklarasi ini semacam pemberitahuan bahwa di provinsi itu sudah hadir komunitas penulis lengkap dengan pengurusnya.

Bagaimana dengan dana? Inilah pertanyaan penting. Aneka kegiatan memerlukan dana. Lebih riskan lagi saat ini dua tahun sudah pandemi memukul ekonomi.

Idealnya di setiap provinsi, para pengurus dapat bertemu dengan dermawan di provinsi itu yang memiliki passion ingin ikut serta menumbuhkan kultur kreatif di provinsi itu.

Kata pribahasa Lead by Example. Pimpinlah dengan memberikan contoh. Maka sayapun menyumbangkan dana dari kocek pribadi untuk ikut menghidupkan komunitas penulis.

Baru lima bulan menjadi ketua umum Satupena ditambah untuk biaya awal menghidupkan komunitas penulis di 34 provinsi, saya sumbangkan 1 milyar rupiah.

Ini dinyatakan bukan dalam maksud pamer atau riya. Tapi ini agar juga memberi inspirasi bagai philantropis, dan pihak yang memiliki passion, untuk ikut berkontribusi.

Selamat bertugas kepada para sahabat 34 koordinator Satupena di 34 provinsi, dan supervisor mereka 7 koordinator di 7 pulau. Ini tugas mulia untuk bersama menghidupkan kultur literasi di wilayah masing- masing.

Alangkah indahnya Indonesia jika kota di 34 provinsi dari Aceh hingga Papua berkembang menjadi kota penulis dan budaya kreatif.***

10 Feb 2022

CATATAN

1. Soal City of Literature Unesco dapat dibaca di https://en.unesco.org/creative-cities/content/about-us