Diungkap Ritual Pemakaman Nenek Sihir

164 dibaca

“Sebuah kelompok peneliti internasional akhirnya mampu mengumpulkan susunan acara ritual pemakaman penyihir wanita Bangsa Natufian yang meninggal 12.000 tahun silam dan dimakamkan di Gua Hilazon, Israel. Tampak bekal kubur dari mangkuk basal, ekor sapi liar, sayap elang, karapas, sampai potongan kaki manusia.” (BENSOZIA)

Setelah bertahun-tahun melakukan analisis, sebuah kelompok penelitian internasional akhirnya mampu mengumpulkan susunan acara ritual pemakaman penyihir wanita kuno yang meninggal di Israel 12.000 tahun yang lalu.

Orang-orang Natufian di Levant selatan mengalami perubahan sosial ekonomi yang nyata terkait timbulnya sedentisme dan pergeseran gaya hidup dari berburu-meramu ke pertanian.

Dilansir dari laman Nationalgeographic.co.id
ekskavasi di situs gua bangsa Natufian yang berusia 12.000 tahun di Gua Hilazon Tachtit, Israel, telah mengungkapkan kuburan yang memberikan informasi tentang pergeseran ideologis yang menyertai perubahan sosial ekonomi masyarakatnya. Di dalam gua itu, setidaknya terdapat 28 kuburan lainnya, yang pertama kali ditemukan pada 2006.

Makam itu dibangun dan diatur khusus untuk seorang wanita mungil, tua, dan berkebutuhan khusus. Prosesi pemakamannya disertai dengan persembahan bekal kubur yang luar biasa. Sederet bekal kubur itu terdiri atas 50 karapas kura-kura dan bagian tubuh dari babi hutan, elang, sapi, macan tutul, dan kaki manusia lengkap.

Ritual penguburan dan metode yang digunakan untuk membangun dan menyegel kuburan menunjukkan bahwa temuan ini merupakan permakaman seorang dukun. Permakaman ini menjadi salah satu yang paling awal diketahui dari catatan arkeologi. Beberapa atribut permakaman ini kelak menjadi peranti spiritual budaya manusia di seluruh dunia.

“Salah satu perjamuan pemakaman paling awal yang pernah ditemukan ini mengungkapkan acara yang telah direncanakan sebelumnya, dibangun dengan hati-hati yang mencerminkan perubahan sosial pada awal transisi ke pertanian pada periode Natufian,” demikian sebuah pernyataan dari Hebrew University.

Leore Grosman, Natalie D. Munro, dan Anna Belfer-Cohen menerbitkan penelitian mereka di Proceedings of the National Academy of Sciences of the United States of America. Tajuknya, A 12,000-year-old Shaman burial from the southern Levant (Israel).

Mereka memaparkan bahwa budaya Natufian di Levant selatan (sekitar 15.000-11.600 tahun silam) ditandai dengan perubahan signifikan dalam praktik penguburan manusia. Lebih dari 400 individu telah ditemukan dari pemakaman yang terstruktur.

“Praktik penguburan baru ini terkait dengan perubahan sosial ekonomi yang dramatis terkait peran budaya Natufian dalam transisi dari mencari makan ke bertani,” ungkap mereka.

Natufian adalah masyarakat pertama yang mengadopsi gaya hidup menetap. Karena itulah mereka mengalami reorganisasi dan inovasi sosial ekonomi yang substansial. Selain peralihan dari ekonomi berburu-meramu ke ekonomi pertanian, perkara penting lainnya adalah sedentisme, yang menciptakan tuntutan baru mengenai perilaku sosial juga.

Namun demikian, sampai saat ini hampir tidak ada indikasi stratifikasi sosial yang dilembagakan. Sebagian besar peneliti berasumsi bahwa Natufian mempertahankan sistem sosial yang egaliter, mirip dengan sebagian besar masyarakat berburu-meramu di masa silam dan sekarang. Untuk memungkinkan berbagi ruang hidup, mereka memiliki kebutuhan untuk memasukkan mekanisme regulasi sosial baru ke dalam sistem kepercayaan.

Berdasarkan jumlah tulang hewan yang ditemukan dalam makam tersebut, tim mengatakan bahwa wanita yang meninggal ketika berusia sekitar 45 tahun itu, adalah seorang shaman atau penyihir yang hanya dilakukan sesekali selama periode Natufian, 15.000 hingga 11.000 SM.

“Penelitian ini menarik karena datang dari periode kuno menjadi bukti awal ritual manusia tumbuh. Orang-orang yang menetap di desa tersebut dan menguburkan jenasah mereka di sana,” ujar Natalie D. Murno dari University of Connecticut pada Léa Surugue dari the International Business Times.

“Sebelum akhir era Natufian,” tambahnya, “penguburan menjadi hal yang tidak umum dalam catatan arkeologi.”

Berdasarkan tim yang dipimpin oleh Leore Grosman dari Hebrew University di Israel, wanita itu ditemukan pada 2005 dalam Gua Hilazon Tachtit di selatan Israel, bersama dengan 28 makam lainnya, meskipun yang lainnya tidak dikuburkan seperti yang mereka curigai sebagai shaman.

Tidak seperti makam-makam lainnya dalam gua itu, yang kebanyakan dimakamkan dengan cara biasa, wanita itu dipisahkan dengan potongan batu yang sangat besar. Diselimuti kerikil, kulit kerang laut,d an 86 cangkang kura-kura, dan tulang-tulang hewan lainnya, dari tulang Leopard hingga sayap elang.

“Wanita itu tua dan lahir dengan kelainan tulang belakang dan pinggul. Semua hal itu umumnya terkait dengan praktik ritual, sehingga mendukung hipotesis bahwa dia adalah syaman.”

“Pra-rencana yang signifikan memberikan implikasi bahwa terdapat daftar apa saja yang mesti dilakukan dan rencana kerja untuk ritual dan permintaan mereka,” ujar Grosman.

Daftar itu melibatkan pengumpulan tengkorak hewan, pembangunan makam yang sebenarnya, pencarian krikil dan sedimen, dan juga persiapan jenasah. Banyak hal yang mesti dilakukan dalam ritual pemakaman itu. Grosman mencatat berbagai kegiatan yang diperlukan untuk persiapan ritual, termasuk pengumpulan berbagai bahan dan penyembelihan hewan.

Untuk dapat memahami semua perencanaan, tim perlu melakukan tahap-tahap yang ada berdasarkan catatan lapangan, peta digital, batu, arsitektur, dan frekuensi distribusi dan konsentrasi artefak.

Tahap pertama, menemukan dimana lokasi penguburan. Kemudia digali secara hati-hati sehingga penggali bisa menambahkan sedimen dan batu kapur pada dindingnya, memberikan tampilan ruang makam.

Pada tahap kedua dan ketiga, semua artefak rapi – tengkorak, tulang – ditambahkan, kemudia diselimuti dengan lapisan tipis abu, meskipun tim tidak memberitahukan alasannya.
Selama tahap keempat, tubuh dibawa masuk, dan lapiran dari tubuh hewan diletakan di atasnya.

“Sisa-sisa acara ritual di lokasi ini mampu memberikan kesempatan langka untuk rekonstruksi dinamika kerja ritual penguburan dan mampu menjadi mediator sosial yang sangat penting dalam sejarah manusia,” jelas tim tersebut.

Tim berharap bahwa dengan penelitian lebih lanjut mereka akan tahu lebih banyak tentang bagaimana pemakaman menjadi praktek ritual.

“Syaman secara universal tercatat di lintas budaya, dalam kelompok pemburu-meramu dan masyarakat pertanian skala kecil,” tulis mereka dalam kata penutup.“Namun demikian, mereka jarang didokumentasikan dalam catatan arkeologis.”**(faith)