Ganti Rugi Tol Yogyakarta-Solo Seksi I Telah Dibayar

154 dibaca

“Ganti rugi pengadakan tanah proyek jlan Tol Yogjakarta-Solo telah terbayar Rp. 1.15 triliun.”

Kementerian Agraria dan Tata Ruang/Badan Pertanahan Nasional (ATR/BPN) telah membayar ganti rugi pengadaan tanah Jalan Tol Yogyakarta-Solo senilai Rp 1,15 triliun. Pembayaran tersebut diperuntukkan bagi 1.003 bidang tanah, khususnya di Seksi I Kartasura Purwomartani yang sudah berjalan.

Tenaga Ahli Menteri ATR/Kepala BPN Arie Yuriwin memastikan, proses pengadaan tanah pada proyek jalan bebas hambatan tersebut tidak menemui kendala.

“Dari sisi BPN progresnya bagus, tidak ada kendala. Dana yang sudah dikeluarkan Rp 1,15 triliun,” jelas Arie dalam siaran pers, Selasa (11/05/21).

Arie menjelaskan, tahapan pelaksanaan pengadaan tanah dilakukan oleh Kantor Wilayah (Kanwil) BPN Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) dan Jawa Tengah sesuai dengan ketentuan. Misalnya, mulai dari pengukuran, identifikasi, verifikasi, hingga penilaian.

“Kalau Tahun 2021-2022 sudah dianggarkan, diharapkan tahun 2023 sudah selesai pembayaran untuk 3 seksi. Kalau sekarang kan baru seksi I yang baru terbangun, Kertasura-Purwomartani,” tambah Arie.

Jika dilihat dari luas tanah, terdapat 6.791 bidang tanah yang direncanakan butuh anggaran senilai Rp 5,7 triliun.

Proyek jalan tol ini dirancang dalam tiga seksi yaitu Seksi I dari Kartasura-Purwomartani sebanyak 6.791 bidang tanah. Kemudian, Seksi II Purwomartani Sleman-Junction Sleman sebanyak 1.479 bidang tanah, dan Seksi III Junction Sleman-Purworejo Jawa Tengah sebanyak 5.252 bidang tanah.

Sehingga, total pembebasan lahan jalan tol tersebut sebanyak 13.522 bidang tanah.

Sementara itu, Kepala Kanwil BPN DIY Suhendro menjelaskan, proses pembayaran pengadaan tanah di wilayahnya dilakukan secara bertahap.

Suhendro berharap, masyarakat yang sudah dan akan menerima uang pembebasan lahannya bisa lebih bijaksana dengan memperhatikan kepentingan-kepentingan prioritas. Selain itu, masyarakat diharapkan turut andil dalam setiap proses pengadaan tanah proyek tersebut.

“Masyarakat agar menerima imbauan dari Presiden dan Menteri bahwa uang itu nanti akan digunakan untuk membeli tanah lagi, untuk usaha, untuk kepentingan prioritas lainnya,” tutur Suhendro.

Tol Yogyakarta-Solo nantinya akan melintasi dua provinsi yakni trase di DIY sepanjang 60,93 kilometer dan Jawa Tengah sepanjang 35,64 kilometer.

Jalan tol ini ditargetkan akan dioperasikan secara bertahap pada tahun 2023 dan akan beroperasi penuh pada tahun 2024.

Adapun total dana yang dibutuhkan untuk pembayaran pengadaan tanah mencapai Rp. 17 triliun.

Saham Konstruksi Berguguran

Sementara itu menjelang liburan panjang menyambut Hari Raya Idul Fitri 2021, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) terpaksa ambruk 0,92% akibat investor asing yang melarikan dananya jelang libur panjang merayakan Hari Raya Idul Fitri 2021.

Seiring dengan koreksi IHSG, saham-saham konstruksi juga terpantau ambruk pada perdagangan hari ini setelah sebelumnya mulai beranjak naik pasca longsor akibat laporan keuangan tahunan 2020 saham konstruksi yang kurang oke.
Simak pergerakan harga saham-saham konstruksi pada perdagangan hari ini, mengacu data Bursa Efek Indonesia (BEI).

Terpantau saham konstruksi dengan koreksi paling parah pada perdagangan hari ini adalah PT Adhi Karya Tbk (ADHI) yang ambruk 3,38% ke level harga Rp 1.145/unit.

Selanjutnya di posisi kedua PT PP Tbk (PTPP) juga terkoreksi parah 2,33% ke level Rp 1.260/unit. BUMN Karya lain yakni PT Waskita Karya Tbk (WSKT) juga ambruk 2,26% ke level harga Rp 1.080/unit.

Terakhir, BUMN karya dengan depresiasi paling moderat adalah PT Wijaya Karya Tbk (WIKA) yang terkoreksi 1,71% ke level harga Rp 1.440/unit.

Sebelumnya emiten konstruksi sempat longsor setelah merilis laporan keuangan tahun 2020 nya dicmana emiten-emiten pelat merah ini laba bersihnya terpaksa anjlok parah, bahkan WSKT tercatat merugi hingga Rp. 7 triliun di tahun 2020.**(fend)