Trend Pengobatan Daun Kelor ala Gus Zakky

576 dibaca

Di negeri ini masih banyak orang yang terkadang meremehkan fungsi daun kelor sebagai sarana penyembuhan yang luar biasa. Seperti di kota metropolis misalnya, banyak warga cenderung kurang paham khasiat daun kelor sebagai makanan bahkan obat yang menyehatkan.

Hal yang bisa kita lihat jauh di kampung sana, daun kelor oleh ibu-ibu dibuat masakan dan sebagai pelengkap hidangan di meja. Padahal di sisi lain, di dunia ketabiban pohon kelor merupakan salah satu tumbuhan yang yang banyak manfaatnya untuk pengobatan non medis, gangguan ghaib.

Ya, daun kelor memang sudah populer dan mudah ditemukan di Indonesia. Bahkan tanaman bernama Latin Moringa Oleifera ini diyakini bisa sebagai sarana pengobatan penyakit medis maupun non medis oleh srjumlah praktisi herbal dan juru sembuh alternatif. Bahkan di masa pandemi, banyak orang yang memanfaatkan pengobatan dengan daun kelor ini.

Data yang dihimpun posmonews.com, untuk pengobatan dalam bidang non medis contohnya akibat serangan dari jin dan segala jenis sihir (guna-guna, pelet, teluh, dan sebagainya).

Ini diakui oleh Kyai. M. Muzakkin (Gus Zakky Al-Sekanory), Pengasuh Pondok Pesantren Khusus Rehabilitasi Sakit Jiwa dan Narkoba “Dzikrussyifa’ Asma’ Berojomusti” yang beralamat di Kampung Sekanor, Desa Sendangagung, Paciran Lamongan tentang pengobatan yang sering dilakukannya.

“Salah satu unsur yang terkandung di daun kelor ini adalah fosfor yang insyaallah bisa menyerap energi dan membuangnya kembali, terlebih bila dilakukan dengan cara diruqyah, bisa buat pengobatan sakit jiwa, narkoba, guna-guna, serangan ghaib, santet, dll,” terangnya, saat ditemui insan pers di pesantrennya.

Lebih lanjut Gus Zakky yang juga Ketua Umum JCW (Jatim Corruption Watch) Provinsi Jawa Timur ini menambahkan, bahwa ruqyah adalah pengobatan hati dari pengaruh jahat atau energi negatif dengan cara membaca doa. semua orang bisa melakukan ruqyah, jadi tidak hanya para ahli dalam ilmu agama. Asal seseorang tersebut mempunyai keyakinan yang kuat, tetapi lebih sempurnanya bila itu ada gurunya dan dari hasil belajar dari ulama’ atau kyai, karena tidak sedikit orang yang melakukan pengobatan kemudian diserang balik oleh gaibnya itu lalu jadi sakit dan gila sendiri, sehingga banyak masyarakat yang beropini aneh-aneh, ada yang mengatakan itu karena kebanyakan ilmu, gak kuat dengan ilmunya, dll,
padahal itu tidak demikian, justru menurut saya itu kurang ilmu, sebab orang yang sudah menguasai dan mumpuni pasti akan mampu taklukkan gaib itu.

Lalu bagaimana caranya agar daun kelor itu bisa dibuat untuk sarana mengusir gangguan gaib. Berikut tips Gus Zakky yang diberijan khusus untuk pembaca posmonews.com.

Pertama : Ambil 21 tangkai tanaman kelor dan memukulkannya ke orang yang terkena serangan jin atau sihir, dipukul pelan-pelan yang tidak menyakitkan. Bahasa Jawanya, di kebyokno.

Kedua : Ambil 21 helai daun dan merebusnya sebentar. Setelah itu, bacakan beberapa surat dalam Alquran, yaitu Al-Baqarah ayat 255 alias Ayat Kursi, Al-Kafirun, Al-Ikhlas, Al-Falaq, An-Nas, dan Al-Fatihah masing-masing sebanyak 3 atau 7 atau 21kali, tergantung tingkat keparahan gaib yang mengganggunya itu. Selanjutnya, minumkan pada orang yang terkena gangguan gaib tadi. Cara ini berlaku bagi orang yang terkena serangan. Bisa juga diberikan lewat makanan atau minuman yang akan dikonsumsinya.

Ketiga : Rebus daun itu beserta bawang putih dan garam. Setelah dingin, dido’akan dengan cara membaca surat-surat Alquran yang sudah disebutkan di atas.

Empat : Ambil 21 daun kelor dan mendoakannya seperti tadi. Setelah itu, gunakan untuk memandikanya.

“Semua tadi adalah bentuk dari ikhtiyar yang diajarkan oleh nenek moyang saya, mulai dari orang tua kandung, hingga ke atas sampai Joko Tingkir, jadi ini jangan diremehkan karena juga termasuk resep peninggalan dari para waliyullah, tapi itu cara itu bukan bersifat wajib. langkah yang wajib dilakukan ialah membaca do’a dan memohon bantuan kepada Allah SWT, supaya disembuhkan dari penyakit gangguan ghaib dan juga yang penyakit medis, ” tutur pria yang juga Ketua Pusat BPAN-RI (Badan Penyelamat Aset Negara Republik Indonesia) ini dalam mengakhiri pembicaraanya.
*DANAR SP*