Mantra dan Doa Jadi “Penangkal”

155 dibaca

* Rahasia Suku Baduy Nol Kasus Covid-19 (1)

Hampir seluruh wilayah Indonesia tidak luput dari serbuan wabah virus Corona-19. Namun, bagi Suku Baduy tidak ada istilah Corona-19di wilayahnya. Apa rahasia Suku Baduy sampai NOL kasus Covid-19?

HAMPIR setahun virus corona mewabah di Indonesia. Namun warga Suku Baduy tak ada yang terkonfirmasi positif Covid-19.  Semua daerah terdampak kecuali warga Suku Baduy di pedalaman Provinsi Banten.

Tak ada satu pun warga Suku Baduy yang terkonfirmasi positif Covid-19. Padahal, di Kabupaten Lebak, jumlah kasus sudah mencapai 1.179 yang tersebar di 28 kecamatan hingga Kamis (21/1/2021).

“Tidak ada, tidak ada sama sekali, masih nihil,” kata Tetua Adat Masyarakat Baduy sekaligus Kepala Desa Kanekes, Jaro Saija, Jumat (22/1/2021).

Saija mengatakan, nol kasus di Baduy merupakan hasil dari segala upaya yang sudah dilakukan oleh pihaknya untuk mencegah Covid-19 masuk ke dalam wilayahnya.

Kata dia, sejak corona tercatat pertama kali di Indonesia pada Maret tahun lalu, pihaknya sudah mengantisipasi dengan cepat.
“Warga Baduy yang ada di perantauan diperintahkan untuk langsung pulang, semua pulang dari Jakarta, Tangerang, Bandung,” kata dia.

Adapun warga Baduy yang sudah di dalam wilayah Desa Kanekes dilarang untuk bepergian. Wajib masker di kawasan Baduy
sebagai kawasan adat yang kerap dikunjungi wisatawan, Baduy juga membatasi kunjungan selama pandemi.

Mereka yang datang ke Baduy, kata Saija, harus mengikuti protokol kesehatan. Warga Baduy juga diwajibkan untuk selalu mengenakan masker. Upaya lain untuk menangkal Covid-19 juga dilakukan dengan cara tradisional.

Mantra dan Doa

Setiap saat, kata Saija, kerap dilakukan doa bersama untuk meminta keselamatan bagi warga Baduy.

“Beberapa waktu lalu bersama Jaro Tangtu kita kumpul, berdoa, nyareat-lah istilahnya untuk keselamatan warga Baduy, kita pagari juga batas-batas wilayah dengan doa, ada mantra-mantranya,” kata dia.

Wajib Pakai Masker

Sebagai kawasan adat yang kerap dikunjungi wisatawan, Baduy juga membatasi kunjungan selama pandemi. Mereka yang datang ke Baduy, kata Saija, harus mengikuti protokol kesehatan. Warga Baduy juga diwajibkan untuk selalu mengenakan masker. Upaya lain untuk menangkal Covid-19 juga dilakukan dengan cara tradisional.

Hingga kini penyebaran COVID-19 di kalangan masyarakat Baduy di pedalaman Kabupaten Lebak, Provinsi Banten belum ditemukan alias nol kasus sejak pemerintah menetapkan wabah corona sebagai bencana nasional pada 13 April 2020 lalu.

“Selama sembilan bulan terakhir ini warga Baduy nol kasus COVID-19,” kata Petugas Medis Pusat Kesehatan Masyarakat (Puskesmas) Cisimeut, Kecamatan Leuwidamar, Kabupaten Lebak, Iton Rustandi.

Masyarakat Baduy lebih ketat dalam menerapkan protokol kesehatan dengan memakai masker, menjaga jarak dan mencuci tangan (3M) guna mencegah penularan virus corona. Bahkan, tetua adat setempat mengimbau masyarakat Baduy tidak ke luar daerah, terutama daerah zona merah penyebaran COVID-19.

Selama ini, kata dia, aktivitas masyarakat Baduy lebih banyak di rumah dan ladang untuk mengembangkan pertanian.

“Kami juga mengoptimalkan edukasi tentang bahaya COVID-19 agar mereka mengetahui penyebaran penyakit yang mematikan itu,” katanya.
(zi/berbagai sumber)