Benarkah Prabowo, Sosok Satria Piningit – Ratu Adil versi Jangka Jayabaya (2-Habis)

125 dibaca

▪︎Oleh : Danar S Pangeran
(Jurnalis posmonews.com di Lamongan, Jatim)

BANYAK versi tentang siapa sebenarnya Satrio Piningit yang disebut dalam Ramalan Jayabaya sehingga muncul pandangan yang beragam bab sosok fenomenal yang berperan memberikan arah politik dan di setiap pergantian kepemimpinan nasional ini.

Mengutip ramalan Prabu Jayabaya, sosok Satria Piningit digambarkan seperti Batara Kresna, berwatak Pandawa dan bersenjata trisula, serta seorang pemimpin yang memiliki visi atau bisa memprediksi masa depan.

Sedangkan Joko Suud Sukahar, penulis (kolumnis, red) dan budayawan Lamongan dalam buku yang ditulisnya,  mengupas Satrio Piningit yang memiliki arti harapan. Pria yang juga jurnalis senior asal desa dan kecamatan Karanggeneng ini melukiskan Satrio Piningit sebagai sosok yang anggun, agung, bermoralitas baik, menyatu dengan masyarakat, berjuang bersama rakyat, dan mengupayakan kesejahteran bagi rakyat pula. Maka ketika terpilih menjadi pemimpin rakyat sebutan atau atributnya berganti menjadi Satrio Pinilih, dia jug disebut sebagai Ratu Adil.

Sebagai sebuah harapan, sosok Satrio Piningit bebas dari nilai. Tidak dipermasalahkan dia berasal dari kalangan ningrat atau rakyat biasa (jelata). Dia bisa berasal dari rakyat miskin atau sebaliknya kaya raya. Juga tidak akan dipersoalkan dia berwajah ganteng atau jelek rupa. Ada empat yang menjadi syarat sebagai pertanda ; dia adalah pemimpin yang bersemi di hati rakyat, bermoralitas tidak tercela, tingkah lakunya baik, tegas, berani, jujur, dan ikhlas semua demi rakyat yang dipimpinnya. dari sini tersimpan harapan pada diri dan masyarakat bahwa masih ada harapan suatu perubahan menuju hal lebih baik, menjadi bangsa yang terhormat dan bermartabat berdasarkan budaya kita sendiri.

Pada masa kini, menurut kalangan winasis Satria Piningit itu  direfleksikan sosok Presiden Jokowi mewarisi watak tokoh luar biasa yang digambarkan oleh Prabu Jayabaya ratusan tahun silam. Namun kini Jokowi harus bersiap turun tahta yang diibaratkan “Lengser Keprabon Madeg Pandhita”. Sehingga ia harus mencari penggantinya, mewarisi Wahyu Keprabonnya itu pada sosok Satria Piningit yang baru.

Lalu siapa lagi kalau bukan Prabowo Subianto yang dalam Pilpres 2024 ini telah unggul, meski dalam hitungan Quick Count. Prabowo yang dekat dengan Joko Widodo ini telah membuktikan  sebagai Satria Pinilih yang artinya pilihan seluruh rakyat Indonesia.

Kemenangan Prabowo yang kelak, pasca Real Qount KPU, dan menuntunnya menduduki Kursi RI-1, ini sempat pula diramalkan oleh Gus Dur (KH. Abdurrahman Wachid, red) bahwa Prabowo akan menjadi  presiden di masa tua.

Selebihnya dalam pandangan spiritual, bahwa Wahyu Keprabon yang kini disandang Jokowi itu telah menemukan wadahnya, yakni Prabowo Subianto, Sang Satria Piningit itu. Secara metafisik ada pepatah Wahyu itu bak “curiga manjing warangka”. Sedangkan pandangan fisiknya, bahwa presiden Joko Widodo perlu memastikan tongkat estafet yang dipegangnya itu digantikan sosok yang tepat. Yakni oleh penerus yang bisa mewujudkan visi Indonesia Emas 2040. Kita doakan, semoga harapan itu tercapai. ****