Menghormat Ulama Besar Ahli Dakwah dan Sufisme

94 dibaca

▪︎Dari Haul Syekh Abdul Qodir Jailany di PPTQ Karangsawo (1)

▪︎LAMONGAN – POSMONEWS.COM,-
Pondok Pesantren Tahfidzul Qur’an (PPTQ) Karangsawo Paciran, Kabupaten Lamongan menggelar Haul Syeikh Abdul Qodir Jaelani, Jumat (9/2/2024).

Haul Syeikh Abdul Qodir Jaelani di PPTQ Karangsawo Paciran diselenggarakan untuk memberikan penghormatan dan rasa syukur atas jasa-jasa Syeikh Abdul Qodir Jaelani di bidang dakwah dan sufisme.

Kegiatan siang itu diawali dengan pembacaan Manaqib Jawahirul Ma’any oleh K. Minhajul Abidin, Pengasuh PPTQ Karangsawo Paciran. Saat memimpin doa manaqib dilantunkan dengan lirih dan menangis tersedu. Sehingga para jamaah pun banyak terbawa ikut meneteskan air mata. Setelah pembacaan Manaqib, para panitia membagikan puluhan nampan berisi aneka macam buah-buahan kepada jamaah. Dan dilanjutkan dengan Mauidloh Hasanah oleh KH. Alawy Ali Imron Muhammad dari Maduran, Lamongan.

Dalam ceramahnya, Gus Alawy melansir dari kitab Manaqib, diriwayatkan bahwa ada seorang perempuan datang menghadap Syekh Abdul Qadir al-Jilani dengan mengantarkan anaknya untuk berguru dan mempelajari ilmu suluk.

Kemudian Syekh Abdul Qodir memerintahkan agar si anak harus belajar dengan tekun mengikuti cara-cara orang salaf dan ditempatkan di ruang khalwat.

Beberapa hari kemudian si ibu selaku orang tua murid datang menengok anaknya dan dilihat tubuhnya si anak menjadi kurus, makannya hanya roti kering dan gandum.

Si ibu kemudian masuk ke ruang Syekh Abdul Qodir dan melihat di hadapannya tulang-tulang sisa makanan daging ayam yang sudah bersih.

Ibu tersebut berkata, “Menurut penglihatan saya, tuan Syekh makan dengan makanan yang serba enak,  sedang anak saya badannya kurus karena makannya hanya bubur gandum dan roti kering. Untuk itu apa maknanya sehingga ada perbedaan? “

Mendengar perkataan itu lalu Syekh Abdul Qadir meletakkan tangannya di atas tulang-tulang ayam sambil berkata, “Qumii bi idznillahi ta’ala alladzi yuhyil idhaama wa hiyaramiim (berdirilah dengan izin Allah SWT yang menghidupkan tulang belulang yang sudah hancur).“

Lalu berdirilah tulang-belulang itu menjadi ayam kembali sambil berkokok ,

“Tidak ada Tuhan selain Allah, Muhammad utusan Allah, Syekh Abdul Qadir al-Jilani kekasih Allah.“

Syekh Abdul Qodir al-Jilani lalu berkata pula kepada ibu dari muridnya tersebut,

“Kalau anakmu dapat berbuat seperti ini, maka ia boleh makan seenaknya asal halal.”

Ibu tersebut merasa malu kepada Syekh Abul Qadir dan memohon maaf atas prasangka buruk. Dengan keyakinan yang bulat, ibu tersebut menyerahkan anaknya kepada Syekh Abdul Qodir untuk dididik.(bersambung)▪︎[RIED]