Mbah Kholil, Sang Pejuang Kultural Melawan Kolonialisme

190 dibaca

▪︎Hikmah Ramadhan dari Mengaji Sejarah para Ulama (2)

▪︎SURABAYA-POSMONEWS.COM,-
Syaikhona Muhammad Kholil lantas memutuskan kembali ke kampung halamannya setelah menimba ilmu di Makkah. Beliau lantas mendirikan pesantren di Jengkebuwen, Madura.

Ulama masyhur itu wafat pada 29 Ramadhan 1343 H atau 24 April 1925 M. Jasadnya dimakamkan di desa Martajasah, Bangkalan, Madura.

Ketua Tim Pengusul Yayasan sekaligus Ketua Kajian Akademik dan Biografi Syaikhona Muhammad Kholil, Muhaimin, dalam seminar bertajuk Syaikhona Kholil: Pejuang Kultural, Guru Para Pahlawan Nasional yang digelar pada 14 Oktober 2021 menyampaikan peran penting Syaikhona Muhammad Kholil.

Ia menyebutkan, Syaikhona Muhammad Kholil merupakan salah satu ulama besar yang berperan dalam melawan kolonialisme.

Kemudian Syaikhona Muhammad Kholil juga disebut berperan mengonstruksi Islam Nusantara.

“Eksistensi dan kontribusi Syaikhona Muhammad Kholil dalam bidang agama, pendidikan, sosial kemasyarakatan, politik dan sebagainya sangat besar,” tulis Muhaimin, dalam lampiran yang dibacakan saat seminar.

Muhaimin menjelaskan, Syaikhona Muhammad Kholil mengawali jejaring ulama-santri sejak belajar di beberapa pesantren di Jawa. Setelah itu, Syaikhona melanjutkan pengembaraan intelektualnya ke Timur Tengah, yaitu Haramain.

“Sehingga secara transmisi intelektual bersambung ke tokoh-tokoh ulama besar di masanya,” tutur Muhaimin.

Setelah mengembara di Timur Tengah, Syaikhona Muhammad Kholil kembali ke Madura.

Di sana, ia mendirikan pesantren yang kelak menjadi persemaian jejaring ulama-santri di Tanah Jawa.(bersambung). *DANAR SP*