Dihanyutkan di Laut, Ditemukan Saudagar Kaya Raya

239 dibaca

▪︎Mengukir Jejak Raden Paku (Sunan Giri), Gresik, Jawa Timur

▪︎POSMONEWS.COM,-
NAMA aslinya Raden Paku. Dilahirkan di Blambangan, Banyuwangi, Jatim, 1365 Saka (1442 M), beliau wafat di Giri Kedaton, Giri, Gresik, 1428 Saka (1505 M). Lantas bagaimana sepak terjang sang Pangeran Samudra?

Raden Paku masa kecilnya dalam ancaman kakeknya, Prabu Menak Sembuyu, Raja Blambangan, dia akan membunuh setiap bayi laki-laki di Blambangan, termasuk cucunya sendiri.

Untuk menghindari pembunuhan, ibunya, Dewi Sekardadu menghanyutkan bayi itu ke laut. Akhirnya bayi itu terdampar dan diambil anak buah kapal Nyi Ageng Pinatih. Kemudian saudagar wanita itu menjadikan bayi tersebut sebagai anak angkat.

Ketika remaja, Raden Paku belajar di Pesantren Ampeldenta milik Sunan Ampel. Bahkan ia berteman dengan Raden Makdum Ibrahim (anak Sunan Ampel). Keduanya bagai saudara kandung. Setelah berusia 16 tahun, keduanya dianjurkan menimba ilmu di negeri Pasai. Ternyata beliau bertemu dengan ayahnya Syekh Maulana Ishaq. Sudah tentu, pertemuan menjadi haru.

Setelah tiga tahun di Pasai, ia diperintahkan kembali ke tanah Jawa oleh ayahnya. Ia diberi bingkisan kain putih berisi tanah. Pesannya, Raden Paku diminta mendirikan pesantren di Gresik. Bahkan pesantren itu harus di atas tanah yang sama persis dengan pemberian ayahnya. Setelah dicari, ia mendapat tanah seperti yang dipesankan ayahnya. Tanah itu di Desa Sidomukti, Kebomas, Gresik. Mengingat tempatnya tinggi, maka pesantren dinamakan Giri Kedaton.

AJARAN DAN KAROMAH

AJARAN

TURI-TURI PUTIH
(Karya Sunan Giri)

“Turi-turi putih,
Ditandur neng kebon agung,
Turi-turi putih
Ditandur ning kebon agung
Cumleret tiba nyemplung
Gumlundhung kembange apa,
Mbok iro,
Mbok iro,
Mbok iro,
Kembange opo?”

Terjemahan:

Turi-turi putih
Turi, artinya tak aturi (saya kasih tahu).
Putih itu simbol dari kain kafan. (kafan pembungkus orang mati).
Ditandur ning kebun agung: (Ditanam di kebon agung).
Artinya: “Kalau mati dikubur di pemakaman.”
Cumleret tiba nyemplung: (Gambaran orang mati dimasukkan dalam liang lahat secepat kilat).
Gumlundung kembange opo: (Setelah dikubur, akan diberi pertanyaan oleh malaikat soal amal perbuatannya).
Mbok iro,
Mbok iro,
Mbok iro,
Kembange opo?” (mbok iro merupakan simbol manusia sudah meninggal, akan ditanya malaikat):
Amal apa yang sudah diperbuat?
Bekal apa dibawa?

Syair Padang Bulan

Sunan Giri pertama kali menciptakan tembang Asmaradana dan Pucung. Beliau menciptakan tembang dolanan anak-anak yang islami. Di antaranya, Cublak-cublak Suweng, Jithungan dan Delikan.

“Padhang-padhang bulan,
ayo gage dha dolanan,
Dolanane na ing latar,
Ngalap padhang gilar-gilar,
Nundhung begog hangetikar.”
(Malam terang bulan,
marilah lekas bermain,
bermain di halaman,
terangnya rembulan,
mengusir gelap yang lari terbirit-birit).

Maksudnya:

Agama Islam telah datang, marilah kita segera menuntut penghidupan, dimuka bumi ini, mengambil manfaatnya, agar menghilangkan kebodohan dan kesesatan. Dalam mengajarkan Islam, ia mengembangkan teknik khusus.

Intinya:

Dapat mengalahkan musuh tanpa membunuhnya. Dalam ajaran kejawen, ada pedoman hidup sangat luhur. “Sugih tanpa bondo, menang tanpa ngasorake (kaya tanpa harta, menang tanpa menghina lawan). Ajaran ini pernah dianut oleh R.M. Sosrokartono (kakanda dari R.A. Kartini). Ajaran Sunan Giri lainnya berupa permainan anak-anak serta tembang-tembang bernafaskan keislaman.

KAROMAH

Ketika berniat mendirikan pesantren, Sunan Giri mendapat tantangan dari Begawan Minto, dia meyakini Sunan Giri tidak akan sukses dalam waktu 3 tahun.

Ternyata Sunan Giri sukses, Pesantren Giri Kedaton yang dibangunnya jadi tenar di tanah Jawa. Di Gunung Lawu padepokan yang dipimpin Begawan Minto, merasa tersaingi. Berbagai tantangan dari bagawan, dilayani dengan baik oleh Sunan Giri. Bahkan, berbagai ilmu milik bagawan sakti itu tak membuat mundur sang sunan.

Akhirnya, hanya berbekal surban, beliau mampu mengalahkan kesaktian Bagawan Minto. Begawan itu pun tidak terima, dia mencoba beradu kesantian lagi dengan Sunan Giri, namun bagawan kalah lagi. Akhirnya begawan itu masuk Islam dan menjadi murid Sunan Giri.

PENINGGALAN SITUS

1. TANGGA:

Terbuat dari batu sungai menuju Keraton Giri Kedaton. Namun tangga dan gapura itu direnovasi tahun 1932.

2. BEKAS KERAJAAN:

Kayu jati bangunan Kerajaan Giri Kedaton, sekarang diperuntukkan makam putra-putri Sunan Giri.

3. TAHUN 1399 Saka:

Sunan Giri di Bukit Kedaton membangun masjid. Tahun 1407 Saka/1481 Masehi masjid dipugar dan diperluas.

REKONSTRUKSI SECARA FISIK

1. KERATON GIRI KEDATON:

Zaman Sunan Giri sangat kesohor. Orang-orang dari penjuru nusantara berbondong-bondong ke Giri Kedaton. Mereka belajar Islam, saat itu kejayaan Kerajaan Majapahit mulai redup. Ia pertama menggagas dan membangun tempat ini pada 1487 M. Kemudian beliau memilih bukit yang tanahnya mirip di Pasai. Tempat itu dinamai Giri Kedaton.

2. TANGGA BATU:

Untuk menuju Keraton Giri Kedaton dan kompleks makam Sunan Giri melalui tangga dan gapura terbuat dari batu sungai.

3. KERIS KALA MUNYENG:

Pengaruh Sunan Giri dianggap mengancam Kerajaan Majapahit. Patih Gajahmada menyerang Giri Kedaton. Sunan Giri saat itu sedang menulis dan terkejut. Kemudian pena (kalam) yang digunakannya dilontarkan ke arah pasukan Majapahit. Atas kehendak Allah SWT,
pena itu menjelma menjadi Keris Kala Munyeng.

4. BEDUG:

Merupakan koleksi Museum Sunan Giri, Gresik. Bedug digunakan sebagai penanda waktu sholat sebelum adzan dikumandangkan. Menurut foklor yang berkembang, bedug ini peninggalan Maulana Malik Ibrahim.**(tim posmo)