Mitos Dihisab Setan, Memar Merah Tanda Gula Darah Tinggi

217 dibaca

▪︎POSMONEWS.COM,-
MITOS berkembang di tengah-tengah masyarat kadang tidak diimbangi dengan ilmu kedokteran. Lantas benarkah memar di tubuh akibat dihisap setan?

Sudah menjadi mitos populer di masyarakat jika menemukan memar di tubuh tanpa alasan jelas. Banyak orang beranggapan bahwa penyebabnya dihisap setan. Padahal, itu sama sekali tidak benar.

Diabetes terkait erat dengan sejumlah komplikasi kulit yang diakibatkan oleh melemahnya pertahanan kekebalan tubuh. Tetapi, penyakit ini bermanifestasi dalam berbagai cara, sehingga diagnososisnya menjadi sulit.

Namun, lesi diabetes membuat penyakit ini sedikit lebih mudah dikenali, karena bentuk dan warnanya yang unik. Lalu, apa itu lesi diabetes? Menurut Harvard Health, memar terjadi ketika cedera merusak pembuluh darah kecil yang disebut kapiler, yang kemudian berdarah di permukaan kulit.

Meskipun memar sering terjadi akibat cedera, sejumlah kondisi kronis dapat menyebabkan robekan mikroskopis di bawah kulit.

Dikutip dari laman viva.co.id bahwa membiarkan kadar gula darah tinggi tidak terkontrol adalah prekursor terkenal untuk memar, karena pembuluh darah dan glukosa berinteraksi secara berbahaya. Pada stadium lanjut, kondisi ini dapat menyebabkan dermopati diabetik, di mana lesi atau memar cenderung terbentuk pada bagian tubuh yang bertulang, seperti tulang kering.

Dermopati diabetik ditandai dengan lesi seperti memar yang tampak berwarna cokelat atau merah dan berbentuk oval. Lesi ini adalah hasil dari penurunan aliran darah ke area sekitar cedera, yang mencegah luka dari penyembuhan dengan benar.

“Banyak penderita diabetes menderita luka membutuhkan waktu lama untuk sembuh, sembuh dengan benar, atau tidak pernah sembuh sama sekali, infeksi juga dapat terjadi kapan saja. Infeksi dapat menyebar dari luka ke jaringan dan tulang di dekatnya, serta ke bagian tubuh lainnya,” kata Konsultan Ahli Bedah Plastik terkemuka di Adore Life, Hagen Schumacher, dilansir dari laman Express.

“Ini dapat mengancam jiwa atau bahkan mematikan dalam beberapa situasi jika tidak ditangani dengan cukup cepat,” tambah dia.

Memang, ketika saraf menjadi semakin rusak, mereka cenderung menyebabkan sejumlah komplikasi lebih lanjut, termasuk neuropati diabetik. Masalah seperti itu dapat mengancam jiwa atau menyebabkan amputasi pada anggota tubuh yang terkena.

Jadi, mengelola gula darah secara efektif sangat penting dilakukan.  Mengonsumsi suplemen dan obat-obatan memberikan banyak manfaat untuk mengontrol gula darah. Namun, menjalani gaya hidup sehat, sama efektifnya.

“Sangat penting untuk menjaga kadar glukosa darah Anda dalam kisaran yang direkomendasikan oleh dokter Anda. Diperlukan menjalani diet yang sangat baik, meliputi (konsumsi) protein berkualitas tinggi,” tuturnya.

“Protein adalah komponen penting dari proses penyembuhan yang dapat membantu penyembuhan luka lebih cepat,” sambung dia.

Para peneliti juga menekankan pentingnya memilih karbohidrat kompleks untuk mencegah lonjakan gula darah. Menggabungkan diet sehat dengan olahraga, kondusif untuk mencapai tujuan kesehatan apa pun, dan ini terutama berlaku untuk penderita diabetes.
**(DANAR/ARIS)