Sambut Nyepi, Pawai Ogoh-ogoh di Desa Pancasila Balun Tetap Meriah

77 dibaca

▪︎LAMONGAN – POSMONEWS.COM,-
Ribuan masyarakat memadati jalan utama dan alun-alun Desa Balun, Kecamatan Turi, Kab. Lamongan untuk menyaksikan pawai ogoh-ogoh, Minggu (10/3/2024) siang. Pawai ogoh-ogoh itu diselenggarakan dalam rangka menyambut Hari Raya Nyepi Tahun Baru Saka 1946 yang jatuh pada hari Senin (11/3/2024) ini.

Ada 9 Ogoh-ogoh yang diarak keliling desa Balun. Pura Sweta Mahasuci membuat 4 , dan 5 lainnya adalah wujud partisipasi warga masyarakat Balun yang ikut membantu menyukseskan perayaan Nyepi dengan dana swadaya mereka sendiri.

Hingga sore hari menjelang magrib, Ogoh-ogoh yang disimbolkan makhluk seram dan dimusnahkan, dibakar atau yang disebut Ritual Pengerupukan,  setelah selesai pawai, melambangkan setiap diri individu di alam semesta yang selain punya sifat baik, juga punya sifat buruk.

Dalam pantauan media ini, meski tidak dihadiri Bupati, Wabup atau pimpinan dari jajaran Forkopimda namun pawai Ogoh-ogoh itu tetap meriah. Meski jumlah pating Bhuta kala itu yang lebih sedikit dari tahun 2023 lalu, namun warga tetap antusias melihat moment arak-arakan patung raksasa yang berwajah menyeramkan itu.

Di pura Sweta Mahasuci, Mangku Tadi dan sejumlah tokoh adanya Hindu berkumpul. Mangku Tadi menjelaskan di tahun ini ada 9 ogoh-ogoh yang diarak untuk perpawai. Ada 8 ogoh-ogoh besar dan 1 ogoh-ogoh kecil. Ke 8 ogoh-ogoh yang diarak keliling desa ini 4 ogoh-ogoh dari warga Hindu yang ada di desa ini, sedangkan 4 ogoh-ogoh lainnya adalah swadaya murni masyarakat Desa Balun yang berasal dari lintas agama.

“Tahun ini ada 8 ogoh-ogoh, kalau termasuk yang kecil tadi berarti ada 9 ogoh-ogoh, karena memang kondisi warga harus dimaklumi banyak yang belum panen, baik padi maupun ikan,” kata Mangku Tadi.

Sedangkan sebelum pawai ogoh-ogoh itu, pagi hari, umat Hindu di Desa Balun ini telah mengikuti ritual tawur agung kesanga. Dan pada 3 Maret lalu umat Hindu yang ada di Desa Balun juga mengikuti upacara melasti Pura Jagad, Surabaya.

“Tawur agung kesanga ini tujuannya untuk menyeimbangkan alam semesta dan melasti bertujuan untuk pembersihan diri kita,” ujarnya.

Semakin sore, dari pantauan di Desa Balun ini, ribuan warga Lamongan masih tetap tumplek blek di Desa Balun, Kecamatan Turi untuk menyaksikan pawai ogoh-ogoh itu. Warga ini datang untuk bisa menyaksikan pawai ogoh-ogoh hingga nanti akan dibakar di lapangan desa setempat untuk kemudian umat Hindu akan melaksanakan Nyepi.

“Ingin lihat pawai ogoh-ogoh karena memang tidak setiap hari ada,” kata salah seorang warga dari Lamonfan kota, Akhmad Faisol yang juga datang dengan beberapa temannya.

Sebagaimana diketahui, Desa Balun di Kecamatan Turi ini dijuluki sebagai Desa Pancasila, karena kemampuan masyarakatnya dalam mengamalkan dan melestarikan nilai-nilai keberagaman yang ada. Pembuatan ogoh-ogoh pun, tidak hanya dibuat oleh umat Hindu saja, namun umat Islam dan Kristen juga turut ikut serta meramaikan arak-arakan untuk keliling desa.

Toleransi masyarakat dalam menjaga nilai-nilai kebinekaan di desa ini juga tergambar dalam rumah ibadahnya yang berdamping. Ada tiga tempat ibadah, yaitu Masjid, Gereja dan Pura yang lokasinya berdampingan dan hanya dipisahkan lapangan dan jalan desa.▪︎[DANAR SP]