Ditemukan Prasasti Ampeldento, Majapahit Miliki Patih “Mpu Glen”

728 dibaca

▪︎JATIM-POSMONEWS.COM,-
Balai Pelestarian Kebudayaan Wilayah XI Jawa Timur, terus berupaya mencari dan meneliti peninggalan dan prasasti peninggalan zaman Kerajaan Majapahit, guna mengungkap keberadaan peninggalan zaman kerajaan di Nusantara.

Belum lama ini, Balai Pelestarian Kebudayaan Wilayah XI Jawa Timur, menemukan sebuah potongan prasasti di Malang, Jawa Timur.

Prasasti bernama Ampeldento tersebut berupa potongan batu yang sangat berharga karena menyebutkan dua tokoh dan angka tahun sekaligus peristiwa terjadi pada saat itu.

Dikutip dari laman Merdeka.com bahwa isi dari prasasti Ampeldento dan siapa saja nama yang disebut dalam prasasti tersebut?

▪︎Prasasti Peninggalan Majapahit

Dalam kanal youtube.com
balaipelestariankebudayaan7165
BPCB Jawa Timur melakukan kegiatan penanganan Prasasti Ampeldento dengan membaca prasasti tersebut yang dibacakan oleh Andi Muhammad Said dan Ismail Luthfi.

Prasasti Ampeldento diduga merupakan prasasti peninggalan Kerajaan Majapahit pada abad ke-14. Hal itu bisa diketahui dari angka tahun yang tertulis di dalam prasasti tersebut yaitu 1271 Saka atau 1349 Masehi.

“Walaupun hanya tiga baris yang kita warisi, tapi ternyata informasi ini banyak bermanfaat untuk penulisan sejarah kuno di Indonesia,” kata Ismail Lutfi.

▪︎Peristiwa Penting

Prasasti Ampeldento selain menyebutkan angka tahun, juga menyampaikan bahwa pada masa itu terjadi sebuah peristiwa penting perihal tanah perdikan dari Zaman Singosari ke Majapahit.

Salah satu tokoh yang disebut diawal adalah Kertanegara yang merupakan raja terakhir Kerajaan Tumapel atau Singosari. Kemudian diakhiri dengan menyebutkan salah satu tokoh patih pada pemerintahan Majapahit.

Sehingga ada dugaan bahwa ada sebuah tanah perdikan yang terus dilestarikan pada periode Singosari sampai masa Majapahit.

“Dugaannya pada masa Kertanegara sangat mungkin ada penetapan suatu tanah perdikan atau sima. Kemudian tanah perdikan itu terus dilestarikan pada periode Majapahit, khususnya pada saat Mpu Glen ini memegang sebagai patih Majapahit. Jadi ada kesinambungan terhadap status tanah sima itu sejak masa Tumapel sampai dengan Majapahit,” lanjut Ismail.

Meskipun hanya sepotong dan terdiri dari tiga baris, namun satu hal menarik yang perlu digaris bawahi perihal prasasti Ampeldento adalah muncul seorang nama yang sangat asing yaitu Mpu Glen.

Nama tersebut juga tergolong sebagai nama modern yang menurut prasasti Ampeldento merupakan orang yang berkedudukan sebagai patih di Kerajaan Majapahit.

“Kemudian ada angka tahun 1271 Saka. Kemudian menyebut adanya seorang patih bernama Mpu Glen. Sejauh yang saya tahu nama patih Mpu Glen belum pernah saya dengar,” tutur Ismail.

Berikut ini adalah isi dan terjemahan dari potongan Prasasti Ampeldento yang hanya terdapat tiga baris tulisan:

Bhatara si krtanagara// i saka 1271 samangkana _atatya dinadyaken de santana pra (t)isantaran sang _i __patih makamanggalya rakryan aoatih mpu glen.

Terjemahan:
Mendiang Sri Kretanagara // pada tahun Saka 1271 saat itulah dengan sesungguhnya ditetapkan oleh para anggota Keluarga (bangsawan) … Patih, sebagai yang utama adalah Rakryan apatih (bernama) Mpu Glen.▪︎[HAR/AHM/MDK]