Mengaku Wali, Minta Malaikat Jibril Turunkan Uang dari Langit

323 dibaca

▪︎POSMONEWS.COM,-
Seorang pria mengaku wali majdub minta Malaikat Jibril turunkan uang dari langit. Videonya viral di media sosial.

Diketahui pemuka agama bernama Yusuf meminta agar Malaikat Jibril menurunkan uang dari langit untuk digunakan sebagai dana pembangunan masjid.

Berdasarkan informasi yang disampaikan pengunggah video bang_rsant, pria tersebut bernama Yusuf atau warga sekitar mengenalnya dengan sebutan Kyai Yusuf.

Kepada warga sekitar, Yusuf mengaku memiliki kedudukan sebagai jadzab atau majdub.

Terlihat di awal video berdurasi 1 menit 54 detik tersebut, seorang pria mengenakan baju hitam tengah memanggil nama Jibril sembari berkata “turunkan uang, turunkan uang, untuk bangun masjid” ucap seorang yang diketahui bernama Kyai Yusuf itu.

Pria tersebut mengaku wali majdub minta Jibril turunkan uang dari langit. Tidak hanya itu, Yusuf juga kerap melakukan tindakan-tindakan nyeleneh ketika melakukan dakwahnya.

Dalam cuplikan video, pria tersebut hanya mengenakan sarung tanpa atasan sambil membaca kalimat-kalimat tasbih di atas panggung. Jemaah yang ketika itu hadir juga terlihat tidak memperdulikannya dan tetap khusyuk mengikuti bacaan tersebut.

Sontak saja videonya pun viral di media sosial dibarengi dengan respon kocak dari warganet.

“Yang gua bingung ada aja pengikutnya” tulis salah seorang warganet.

“Gak salah panggil neh.. jibril pembawa wahyu, kalo urusan duit rezeki mikail” celetuk warganet.

Soal pembahasan Wali Majdub, dikutip dari laman Islam NU dan VIVA.co.id mengungkapkan bahwa orang dalam kondisi majdub seringkali melakukan perbuatan di luar nalar manusia biasa. Apa yang dilakukan mereka dalam keadaan sudah di luar kapasitasnya.

Meski demikian, patut dibedakan antara orang yang melakukan hal-hal aneh karena memang betul-betul majdub dengan orang yang hanya pura-pura majdub.

Untuk menandai perbedaan dua orang ini cukup sederhana, yakni dengan cara melihat tingkah laku orang tersebut di kondisi terjaga. Jika ia senantiasa berdzikir dan beribadah serta menjauhi hal-hal duniawi, maka bisa dipastikan keanehan yang dilakukan adalah berangkat dari maqam majdub.

Sebaliknya, jika seseorang dalam kondisi terjaga justru lebih mendekatkan diri pada hal-hal yang bersifat duniawi dan senang mendekat dengan orang-orang yang memiliki ambisi duniawi, maka bisa dipastikan keanehan yang ia lakukan bukanlah bersumber dari majdub, tapi hanya sebatas tipu daya yang dilakukannya untuk menarik perhatian orang lain.**(danar sp/viva)