Idul Adha Hijau

270 dibaca

▪︎Oleh: Ariyanto
(Tenaga Ahli Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan)

SELESAI sudah acara pemotongan hewan kurban hari ini. Seperti pada perayaan di tahun-tahun sebelumnya, pada Hari Raya Idul Adha tahun ini banyak sekali daging kurban yang dibagikan kepada masyarakat. Bedanya, sebagian panitia kurban sudah melakukan ecokurban. Kurban yang memperhatikan kelestarian lingkungan. Mereka sudah ecohijrah alias mengubah gaya hidup lebih ramah lingkungan. Tidak menggunakan kantong plastik sekali pakai yang biasa digunakan untuk membagikan daging kurban.

Di sebuah grup Whatsapp pecinta lingkungan, banyak yang berbagi informasi mengenai pelaksanaan ecokurban di berbagai daerah. Di pesantren Al Amanah, Wonogiri, Jawa Tengah, misalnya. Mereka menempatkan seluruh daging kurban dengan brongsong dan daun jati.

Begitu pula di Musala Nurul Hidayah, Kota Malang, Jawa Timur. Mereka sudah memakai daun jati dan kantong kertas. Tidak plastik kresek lagi. Begitu pula jaringan ibu-ibu Aisyiyah. Alhamdulillah, mereka sudah melakukan gerakan mengurangi sampah plastik dan tidak membuang jeroan ke sungai. Dan masih banyak lagi contoh-contoh baik di daerah lain.

Dalam pelaksanaan Idul Adha 2022, Direktorat Jenderal Pengelolaan Sampah, Limbah, dan Bahan Beracun Berbahaya, Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (Ditjen PSLB3 KLHK), berkolaborasi bersama LLHPB PP Aisyiyah, Dompet Dhuafa, Majelis Ulama Indonesia dan Sekretariat Tim Koordinasi Nasional Penanganan Sampah Laut melakukan sosialisasi menyelamatkan bumi melalui kurban asyik tanpa sampah plastik. Sebab, daging kurban yang dibagikan, berpotensi meningkatkan timbulan sampah plastik.

Berdasarkan data Kementerian Pertanian tahun 2022, estimasi jumlah Konsumsi Hewan Kurban pada 2022 sebanyak 1.814.403 ekor hewan kurban yang terdiri atas kambing, sapi, domba, dan kerbau. Jika masih banyak pihak menggunakan kantong plastik sekali pakai, maka diperkirakan menghasilkan timbulan sampah kantong plastik sebanyak 124.265.950 lembar (KLHK, 2022).

Hal ini tidak hanya menimbulkan masalah lingkungan seperti banjir, sampah plastik di sungai atau laut, dan tumpukan sampah plastik yang berakhir di TPA (tempat pembuangan akhir). Namun, kondisi ini juga membahayakan bagi kesehatan manusia. Sudah banyak penemuan mikroplastik pada tubuh manusia. Mulai ditemukannya mikroplastik pada feses manusia sampai plasenta dan mekonium pada ibu hamil. Sebuah riset terbaru juga menemukan partikel nanoplatik pada darah manusia serta paru-paru manusia.

Untuk menghindari masalah ini, KLHK mengajak masyarakat beralih ke wadah alternatif dan menghindari penggunaan plastik sekali pakai. Bisa berupa besek (anyaman bambu), membawa wadah sendiri, daun jati, daun pisang, atau lainnya yang lebih ramah lingkungan.

Di sinilah perlunya ecohijrah. Agama dapat berperan mengubah perilaku manusia. Bukankah Allah telah menjadikan kita sebagai khalifatullah fil ardh? Wakil Allah di muka Bumi? Yang bertugas memberikan rahmat bagi alam semesta? (QS Al Baqarah: 30-34 dan QS Al Anbiya’: 107).

Dari sisi regulasi, KLHK juga telah menerbitkan Surat Edaran Menteri LHK Nomor: SE.4/MENLHK/PSLB3 /PLB.2/6/2022 tentang Pelaksanaan Hari Raya Idul Adha Tanpa Sampah Plastik. Apa isinya?

Pertama, mengimbau dan mengajak panitia pembagian daging kurban untuk tidak menggunakan kantong plastik dan/atau mengimbau masyarakat untuk membawa wadah sendiri yang dapat dipakai ulang untuk mewadahi pembagian daging kurban.

Kedua, mengganti kantong plastik sebagai wadah daging kurban dengan menggunakan daun (seperti daun pisang/daun jati), wadah anyaman bambu, atau wadah lain yang tersedia di daerah masing-masing yang dapat digunakan ulang atau dapat dikomposkan dan tidak menimbulkan sampah plastik.

Ketiga, menyediakan sarana dan prasarana pengelolaan sampah seperti tempat sampah terpilah dan alat pengumpul sampah terpilah di lokasi pelaksanaan salat Idul Adha dan pembagian daging kurban.

Keempat, melaksanakan pengumpulan dan pengangkutan sampah di lokasi pelaksanaan salat Idul Adha dan pembagian daging kurban.

Kelima, menyediakan satuan tugas khusus di lapangan yang menangani sampah sekaligus sebagai tenaga kampanye dan edukasi publik dalam pengurangan sampah plastik.

Penggunaan bungkus organik mencegah kemudaratan akibat pencemaran lingkungan serta penyebaran mikroplastik dan nanoplatik yang meracuni makhluk hidup termasuk manusia. Dalam kaidah ushul fikih dinyatakan bahwa daf’ul mafaasid muqodddamun ’ala jalbil masholih (mencegah kemudaratan lebih diutamakan daripada mendatangkan kebaikan). Mengapa mencegah mudarat lebih diutamakan? Karena tujuan dari syariat Islam (maqaashid al syari’ah) salah satunya menjaga keselamatan manusia (al muhafadzatu lil al nafs).

Esensi ibadah kurban adalah ketaatan dan keikhlasan hamba terhadap perintah Allah. Menyelamatkan alam dan manusia adalah perintah Allah. Maka, menyelamatkan alam dan manusia adalah bagian dari esensi ibadah kurban.

Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Prof. Dr. Ir. Siti Nurbaya Bakar, M.Sc mengucapkan terima kasih atas inisiasi banyak pihak dari berbagai daerah yang telah menyelenggarakan kurban asyik tanpa sampah plastik.

’’Ini menjadi teladan yang baik. Semoga hikmah berkurban semakin membawa keberkahan dan kebersihan hati bagi kita semua. Aamiin ya robbal ’alamin,’’ kata Menteri Siti. (*)