Hormati Tradisi Umat Hindu, Larang Menyembelih Sapi

392 dibaca

▪︎Meniti Sejarah Perjuangan Ja’far Sodik (Sunan Kudus) Jawa Tengah

▪︎POSMONEWS.COM,-
JA’FAR SODIQ lahir di Jipang Panolan sebelah utara Kota Blora, Jateng, tahun 1400 M, putra dari Raden Usman Haji, meninggal di Kudus, 1550 M. Beliau menyebarkan Islam di daerah Kudus dan Jawa Tengah.

Sunan Kudus sosok Walisongo yang mampu mengubah masyarakat pemeluk Hindu menjadi pemeluk Islam yang taat. Beliau merupakan ahli ilmu tauhid, usul, hadits, sastra, mantiq dan fiqih. Ia bergelar Waliyyul ‘Ilmi.

Karyanya Sunan Kudus yang terkenal gending “Maskumambang” dan “Mijil”. Disamping belajar agama kepada ayahnya sendiri, beliau juga belajar kepada Kiai Telingsing, Ki Ageng Ngerang dan Sunan Ampel.

Nama asli Kiai Telingsing ini adalah Ling Sing, seorang ulama dari negeri Cina yang datang ke tanah Jawa bersama Laksamana Cheng Ho. Disebutkan, Cheng Ho datang ke Jawa untuk mengadakan persahabatan dan menyebarkan agama Islam melalui perdagangan.

Di tanah Jawa, nama Ling Sing dipanggil Telingsing, ia tinggal di sebuah daerah subur di antara Sungai Tanggulangin dan Juwana, Jawa Tengah. Selain mengajarkan ilmu agama, ia juga mengajarkan seni ukir kepada penduduk setempat. Akhirnya, banyak orang datang berguru ke Kiai Telingsing, termasuk Ja’far Sodiq sendiri.

Dengan belajar dari ulama Cina itu, Raden Ja’far Sodiq dapat mewarisi sifat tekun, dan disiplin dalam mengejar cita-cita. Hal ini berpengaruh besar bagi kehidupan dakwahnya tatkala menghadapi masyarakat yang kebanyakan masih beragama Hindu dan Budha.

AJARAN dan KAROMAH

AJARAN
Dalam kesehariannya Sunan Kudus mengajarkan;

1. Ora kena dhahar iwak sapi (tidak boleh makan daging sapi).

2. Ora kena ngunjuk powan sapi (tidak boleh minum susu sapi).

3. Ora kena sikara (nyiksa) marang macan. (tidak boleh menyiksa hari mau).

4. Ora kena cidra (dusta). (tidak boleh berdusta).

5. Ora kena laku durjana. (tidak boleh berbuat maksiat).

6. Ora kena ngunjuk wargang. (tidak boleh minum minuman keras).

7. Ora kena dhahar iwak banyak. (tidak boleh makan daging angsa).

8. Ora kena gawe seriking sapada-pada. (tidak boleh menyakiti atau membuat iri orang lain).

9. Ora kena dhahar iwak celeng. (tidak boleh makan daging babi).

10. Ora kena dhahar iwak gangsir. (tidak boleh makan binatang gangsir).

11. Ora kena kesed (tidak boleh bermalas-malasan).

12. Ora kena nganake duwit. (tidak boleh menjadi rentenir atau membungakan uang).

13. Ora kena mingkuh manawa wis kabener. (tidak boleh ingkar janji).

14. Ora kena adol dodolan kang oleh bathi akeh (tidak boleh mengambil untung terlalu banyak).

15. Ora kena dhahar timun sarta krai (dilarang makan mentimun).
Sumber : Kitab Sabda Sasmaya.

INTI AJARAN

Inti ajarannya, menjunjung tinggi toleransi antarpemeluk agama dan sesama manusia. Toleransi itu melarang menyembelih sapi. Sebab sebagian besar warganya beragama Hindu. Untuk menghormatinya, ia meminta pengikutnya tak menyembelih sapi. Larangan itu sampai sekarang dipatuhi masyarakat Kudus.

KAROMAH

Ketika menunaikan haji, Sunan Kudus memanfaatkan belajar dan mengajar di Arab. Suatu saat ada wabah penyakit menyerang Arab, akhirnya ia berhasil mebasmi wabah itu. Atas jasanya, seorang amir Arab memberikan hadiah, namun ditolaknya. Ia hanya meminta kenang-kenangan berupa batu. Batu itu berasal dari Baitul Makdis, (Jeruzalem). Untuk mengingat hadiah itu, akhirnya ia menamakan tepat tinggalnya dengan sebutan Kudus.

PENINGGALAN SITUS

1. Masjid Menara Kudus:

Merupakan salah satu peninggalan sejarah, sebagai bukti proses penyebaran Islam di Jawa.

2. Gapura Masjid Kudus:

Dikenal dengan nama Gapura Ja’far Shodiq berasitektur Hindu, sebagai penghormatan umat Hindu.

3. Kompleks Pemakaman;

Di kompleks pemakaman Sunan Kudus, bangunan yang bernuansa spiritual tinggi sudah direnovasi.

REKONSTRUKSI SECARA FISIK

1. Menara Kudus:

Merupakan salah satu peninggalan bersejarah, sebagai bukti proses penyebaran Islam di Jawa. Desainnya unik perpaduan budaya Hindu dan Islam. Hal itu untuk menghormati agama Budha dan Hindu.

2. Dewa Sapi:

Bagi umat Hindu, sapi adalah binatang sakral dan disucikan. Sapi juga lambang ibu pertiwi yang memberikan kesejahteraan. Karena menghormatan bagi umat Hindu di Kudus, Sunan Kudus melarang warganya menyembelih dan makan daging sapi.
**(tim posmo)