Rajin ke Gereja, Ingrid Kansil Sekarang Mualaf

238 dibaca

▪︎POSMONEWS.COM,-
INGRID KANSIL pindah agama memang cukup menarik perhatian publik. Pasalnya sebelum menjadi mualaf, dia dikenal sebagai seorang Kristen yang terbilang taat.

Namun perjalanan spiritual aktris berdarah Manado-Sunda ini justru membawanya kepada agama Islam. Berikut adalah lima fakta menarik di balik keputusan aktris 45 tahun itu memutuskan memeluk agama Islam.

1. Lahir dari Orangtua Beda Agama

Sejak kecil, Ingrid Kansil terbiasa dengan perbedaan agama kedua orangtuanya. Sang ayah, Setiabudi Kansil merupakan penganut Kristen, sementara ibunya Inne Ruchaeni adalah seorang muslimah.

“Ayah dan ibu saya dulu beda agama, tapi tetap rukun satu rumah. Papa dari Sulawesi Utara, Mama asal Jawa Barat. Alhamdulillah, sekarang sudah hijrah semua,” ujarnya di channel YouTube Venna Melinda, pada Mei 2021.

2. Rajin ke Gereja

Sebelum akhirnya memutuskan menjadi mualaf, Ingrid Kansil mengaku, cukup taat dengan agama yang dianutnya saat itu. Dia percaya bahwa Tuhan mengatur segala hal dalam hidup manusia. Hal itulah yang membuatnya taat terhadap agama.

“Saya termasuk yang paling rajin ke Gereja. Saya itu sangat percaya Tuhan itu yang mengatur semuanya. Sebelum masuk Islam, saya percaya bahwa Tuhan sudah atur semuanya,” tuturnya.

3. Belajar Beberapa Agama

Tak seperti kebanyakan para mualaf, Ingrid Kansil mengaku, keputusannya memeluk agama Islam bukan karena mimpi atau kejadian tertentu. Keputusan itu diambilnya setelah melewati proses belajar dan pencarian.

“Sebelum mualaf, saya memang mempelajari beberapa agama. Saya banyak diskusi dengan paman yang kebetulan lebih dahulu hijrah. Saya juga bertanya terkait beberapa perbedaan dalam agama,” tuturnya.

4. Lingkungan yang Mendukung

Lingkungan adalah salah satu hal yang memengaruhi ketertarikan Ingrid pada Islam. Dia menghabiskan masa SD hingga SMP di sebuah sekolah Katolik di Cianjur, Jawa Barat.

Inggrid mengaku, saat itu masih ngekos dan kamarnya kerap dijadikan tempat salat bagi teman-teman muslimnya. Saat melihat teman-temannya salat, dia merasakan kedamaian yang sulit untuk dijelaskannya.

“Saat istirahat kuliah, teman-teman biasanya main ke kamar kosku dan salat. Ada kenikmatan tersendiri saat melihat mereka salat dan ngaji di depan aku. Nah, saat itu aku sudah mulai penasaran dan tanya ini itu ke mereka.”**(lift)