Mega Proyek Jembatan Jongbiru  Diperkirakan Meleset dari Target

99 dibaca

▪︎KEDIRI – POSMONEWS.com,-
Proyek pembangunan Jembatan Jongbiru di atas sungai Brantas Kediri diperkirakan penyelesaiannya meleset dari target yang ditentukan Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR).

Sebelumnya jembatan yang akan menghubungkan Kabupaten Kediri sisi timur dan Kota Kediri sisi barat itu diprediksi rampung pada Mei 2024.

Dari pengamatan di lapangan
terlihat rangka jembatan yang sudah terpasang baru sekitar 50-60 persen. Selain itu, satu pondasi jembatan, terlihat masih dalam proses pembangunan. Namun begitu para pekerja nampak terus bekerja guna mengejar target.

Target penyelesaian pembangunan Jembatan Jongbiru disampaikan oleh Pemprov Jatim melalui Dinas Pekerjaan Umum (PU) Bina Marga.

Groundbreaking atau peletakan batu pertama pembangunan jembatan Jongbiru sendiri telah dilakukan oleh Bupati Kediri Hanindhito Himawan Pramana, pada tanggal 23 November 2023 lalu.

Waktu itu, Mas Dhito, sapaan putra Menseskab Pramono Anung tersebut, mengatakan bahwa jembatan dengan panjang 133 meter ini merupakan konektivitas penyangga menuju akses bandara.

Selama kurang lebih 6 tahun, jembatan yang sebelumnya juga digunakan oleh PG Mrican untuk jalan lori pengangkut tebu itu terputus. Masyarakat yang hendak lewat dari arah timur atau barat harus berputar menuju Jembatan Semampir.

Mas Dhito berharap ketika tol dan bandara beroperasi, jembatan itu dapat mempercepat akses masyarakat. Sehingga bisa memangkas jalan mobilitas dan menunjang distribusi ekonomi.

“Saya berharap proses pembangunan eks Jembatan Mrican ini bisa tepat waktu, tepat mutu, dan tepat sasaran sesuai dengan target dan rencana yang telah ditentukan,” ucapnya.

Proyek pembangunan Jembatan Jongbiru ini memang ditargetkan selesai pada bulan Mei 2024 ini.

“Tapi, target itu kayaknya tidak bisa dipenuhi, mengingat saat ini lagi musim hujan,” ujar salah seorang pekerja di proyek tersebut.

Dia menambahkan bahwa pada bulan Mei 2024 ini, dipastikan Jembatan Jongbiru belum selesai. Bisa saja proses pembangunan terkendala oleh musim hujan dan Sungai Brantas sewaktu-waktu juga meluap.

“Saya dengar targetnya diundur sampai bulan Agustus 2024. Pokoknya tahun ini harus selesai, begitu informasi yang saya peroleh dari pimpinan proyek,” katanya.

Sementara itu, Kepala Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) Kabupaten Kediri, Irwan Chandra Wahyu Purnama, menyampaikan progres pembangunan Jembatan Jongbiru saat ini mencapai kurang lebih 75 persen.

“Pembangunan Jembatan Jongbiru untuk menunjang akses menuju Bandara Internasional Dhoho Kediri saat ini terus dikebut. Pemerintah Kabupaten Kediri memastikan pengerjaan jembatan selesai pada pertengahan tahun 2024,” ucap Irwan.

Menurutnya, pembangunan kembali Jembatan Jongbiru yang putus sejak 2017 itu diharapkan dapat mengurai kemacetan sekaligus mendukung lalu lintas kendaraan menuju bandara.

“Progres pembangunan Jembatan Jongbiru kurang lebih 75 persen. Selesainya kisaran pertengahan Juni 2024,” imbuhnya.

Menurut Irwan, prosentase tersebut menyusul pengerjaan jembatan yang menelan anggaran senilai Rp 25 miliar saat ini telah memasuki tahap pemasangan rangkaian kontruksi rangka baja jembatan.

Kendati dalam proses pembangunan jembatan mengalami keterlambatan, Irwan menyebut hal itu terjadi lantaran faktor cuaca yang tak menentu.
Curah hujan yang masih tinggi mengharuskan pekerja lebih berhati-hati dalam pemasangan rangka baja.

“Faktor cuaca pengerjaannya menjadi melambat. Di sisi barat (Jabon) itu posisi banjir, debit air sungai naik, jadi pekerja harus berhati-hati,” terangnya.

Pelaksana dan Pengawas Lapangan Pembangunan Jembatan Jongbiru, Anugerah Dwi Pamungkas, menambahkan pihaknya saat ini fokus dalam pengurasan air pondasi pier 2 untuk kemudian dilanjutkan dengan kontruksi rangka baja dan pemasangan rangkaian kontruksi rangka baja jembatan.

Adapun faktor yang menghambat kelancaran dalam proses pengurasan air pier 2 yaitu intensitas hujan yang tinggi.

Mengingat tiang penyangga jembatan itu berada di tengah-tengah sungai sehingga cukup menghambat pekerjaan apabila debit air Sungai Brantas meningkat.

“Kita fokus ke pemasangan pier 2 karena kesulitan pengurasan air untuk mensterilkan,” tambahnya.

Terlepas dari hambatan yang dihadapi, Pamungkas menegaskan seluruh rekanan proyek terus berupaya untuk mengebut pembangunan jembatan agar bisa selesai sesuai yang ditargetkan.▪︎[FEND]