Tembikar Peninggalan Mesir Kuno Ungkap Jejak “Murid Nakal”

343 dibaca

RIBUAN keping tembikar berisi tulisan mendalam tentang kehidupan Mesir Kuno ditemukan. Berdasarkan arkeolog, beberapa kisah dalam tembikar tersebut merupakan tulisan siswa yang menjalani hukuman.

Temuan diduga berusia 2 ribu tahun tersebut berisikan kwitansi, catatan pelajaran sekolah, informasi perdagangan, hingga daftar nama. Hal itu dikonfirmasi peneliti dari Universitas Tubingen Jerman.

Dilansir dari laman cnnindonesia.com pada Kamis (10/2), Profesor Christian Leitz, yang memimpin penggalian bersama tim dari Kementerian Pariwisata dan Purbakala Mesir, mengatakan rata-rata potongan tembikar yang ditemukan itu berasal dari sekolah kuno.

“Ada daftar bulan, angka, masalah aritmatika, latihan tata bahasa dan ‘abjad burung’, setiap huruf diberi nama burung yang namanya dimulai dengan huruf itu,” kata Leitz.

Ratusan potongan tembikar juga menampilkan simbol tunggal yang diulang di depan dan belakang yang diyakini para arkeolog sebagai bukti dibuat oleh ‘murid nakal’.

Kepingan lainnya bergambar anak-anak dari tiga bentuk manusia, serta representasi bergambar dewa, figur geometris dan hewan seperti kalajengking dan burung layang-layang.

Potongan tembikar yang dikenal sebagai “ostraca” merupakan sisa-sisa guci atau bejana yang digunakan sebagai bahan tulis.

Sekitar empat perlima dari fragmen itu bertuliskan Demotik, satu dari tiga tulisan kuno yang ditampilkan di Batu Rosetta. Beberapa yang turut ditemukan di ostraca adalah hieroglif Yunani, Arab dan Mesir.

Penemuan itu terjadi di situs Athribis, sebuah pemukiman kuno yang dibangun sekitar 200 kilometer sebelah utara Luxor.

Athribis yang terletak di dekat kota Sohag, di tepi barat Sungai Nil, telah menjadi subjek penggalian selama lebih dari 100 tahun.

Penelitian yang lebih intensif juga dilakukan di situs seluas 30 hektare dimulai pada 2003, ketika Universitas Tübingen dan Kementerian Pariwisata dan Purbakala Mesir meluncurkan Proyek Athribis.

Penelitian itu berpusat pada sebuah kuil yang dibangun Firaun Ptolemy XII dan kemudian didekorasi Kaisar Romawi. Kuil ini telah dibuka untuk pengunjung, sedangkan situs arkeologi yang lebih luas berisi sisa-sisa pekuburan, tambang, dan pemukiman manusia.
**(zi/alams)