Lomba Orasi yang Sarat Pesan Moral

228 dibaca

Oleh : Hayan Chandra

“SAYA bangga tim dari Jawa Timur berhasil meraih Juara I di tingkat Nasional. Mengalahkan Provinsi lain. Saya berikan apresiasi yang setinggi-tingginya. Dan saya akan berikan bonus untuk mereka”.

Kalimat ini dilontarkan Kapolda Jawa Timur, Irjen Pol Nico Afinta, mengapresiasi Tim Aliansi Masyarakat Anti Perundungan dan Kekerasan Seksual (Aman Kesal) Unesa Surabaya, yang sukses menjuarai Lomba Orasi Unjuk Rasa Piala Kapolri 2021.

Penulis setuju pendapat ahli, sejatinya rupa makna yang tersirat seiring Lomba Orasi. Yang tidak sekadar bangga dan senang sebagai pemenang. Pesan Moral.

Tema lomba yang digelar dalam rangka Memperingati Hari Hak Asasi Manusia (HAM) se Dunia itu untuk mengkritik Polisi.

Penulis sungguh memahami apa niat, maksud dan tujuannya. Pasti ada sesuatu yang diinginkan penggelar.

Semoga benar, salah satunya agar para demonstran memahami bagaimana mereka mampu mengendalikan arah orasi yang tak sampai menerak hal negatif.

Agar tujuan berdemo selaras dengan aspirasi. Agar tarjet capaian mampu dipahami oleh objek demo. Artinya ada tata cara apik yang tak ada tendensi negatif.

Intisarinya, ajang ini ‘pasti’ ditujukan pemberian Pesan Moral kepada pendemo Serta calon pendemo. Termasuk soal isi dari orasi.

Ini sekaligus memberikan ‘pelajaran berharga’ kepada khalayak. Bahwa untuk melakukan demo, ada hal yang penting diperhatikan. Salah satunya konsep orasi yang akan disajikan.

Semoga Lomba Orasi tersebut, mampu menggiring masyarakat untuk tetap santun kala berdemo. Semoga ini tidak berhenti walau sesaat pun.

Karena sesuatu yang disajikan tidak berkesinambungan, niscaya kandungan Pesan Moral mandeg tak berkelanjutan.
(***)