Perisai Zaman Renaisans Dijarah Nazi, Akhirnya Dikembalikan

176 dibaca

Keberadaan perisai dari zaman Reinaisans, tidak dapat dipisahkan dari konflik yang menentukan era modern ini. Perisai dengan desain yang cukup rumit ini pernah dimiliki oleh Archduke Franz Ferdinand, sosok yang kematiannya memicu Perang Dunia I.

Dilansir dari Smithsonian Magazine, perisai ini tidak pernah digunakan dalam pertempuran. Perisai dijarah oleh tentara Nazi selama Perang Dunia II dan akhirnya diangkut melintasi Samudera Atlantik. Akhirnya, setelah hampir delapan dekade berada negeri orang, perisai tersebut akan kembali ke rumah.

Pihak dari Museum

Dilansir dari laman Nationalgeographic.co.id bahwa
seni Philadelphia telah mengumumkan bahwa aparat Pennsylvania berencana untuk mengembalikan barang tersebut ke Republik Ceko. Perisai tersebut akan masuk dalam koleksi Institut Warisan Nasional negara-negara Eropa.

“Sebuah karya yang telah hilang selama gejolak Perang Dunia II dengan senang hati dikembalikan, dari sini telah muncul kemitraan ilmiah yang luar biasa,” kata Timothy Rub, direktur Museum Seni Philadelphia dalam sebuah pernyataan.

Duta besar Republik Ceko untuk Amerika Serikat, Hynek Kmoníček menyebut kasus ini sebagai contoh utama praktik terbaik dalam restitusi. Dia menambahkan, kolaborasi kedua pihak yang bermanfaat dapat menjadi model kemitraan internasional dalam memulihkan seni yang dijarah.

Philadelphia Inquirer melaporkan perisai ini dibuat oleh pematung dan pelukis Italia bernama Girolamo di Tommaso da Treviso sekitar tahun 1535. Desain perisai sendiri dirancang oleh Giulio Romano. Girolamo di Tommaso da Treviso meggunakan gesso dan potongan-potongan emas untuk membuat pemandangan masa perang yang kompleks.

Perisai berdiameter 24 inci atau 60,96 sentimeter tersebut menggambarkan penyerbuan Romawi atas Kartago Baru, wilayah yang saat ini terdapat di Spanyol, pada 209 SM.

Diduga pencipta perisai ini ingin menarik persamaan antara sejarah kemenangan kekaisaran Romawi dan keberhasilan militer kontemporer Kaisar Romawi Suci, Charles V yang memerintah dari tahun 1519 hingga 1556.

Selama Perang Punisia II, jenderal Romawi bernama Scipio Afriacanus memimpin banyak kampanye yang sukses di bagian utara Afrika. Pada saat pembuatan perisai, Charles baru saja menyelesaikan kampanye militer yang sukses melawan Kekaisaran Ottoman Muslim di wilayah yang sama.

Sekembalinya dari pertempuran tahun 1535, kota-kota di seluruh Italia mengadakan perayaan untuk menghormati kaisar. Perisai dekoratif ini mungkin digunakan sebagai properti seremonial.
Baca Juga: Arkeolog Temukan Bukti Pembantaian Nazi di ‘Lembah Kematian’ Polandia

Selain itu, sebagaimana dilaporkan oleh Artnet News, perisai ini akhirnya menjadi bagian dari koleksi lengkap baju besi abad pertengahan dan Resainans milik Archduke Franz Ferdinand. Koleksi ini menghiasi kediamannya Kastil Konopiště, di tempat yang sekarang menjadi kota Benešov, Republik Ceko.

Setelah kematian Archduke Franz Ferdinand, pecahnya Perang Dunia I dan runtuhnya dinasti Habsburg, kastil dan isinya ditempatkan di bawah pengawasan pemerintah Cekoslowakia yang baru dibentuk. Ketika Hitler secara paksa mengambil wilayah negara yang baru lahir di tahun 1939, kurator Nazi memindahkan koleksi baju besi untuk diangkut ke Wina.

Walaupun sebagian besar baju besi ditemukan oleh Sekutu dan dikembalikan ke otoritas Ceko, perisai ini termasuk dalam 15 barang dari koleksi yang hilang selama beberapa dekade.

Pihak museum tidak menjelaskan bagaimana prosesnya. Namun, perisai itu akhirnya diakuisisi oleh Carl Otto Kretzschmar von Kienbusch, seorang kolektor senjata dan baju besi abad pertengahan yang menyumbangkan koleksinya ke institut Philadelphia ketika meninggal dunia di tahun 1976.

Atas pengembalian perisai ini Menteri Kebudayaan Republik Ceko, Lubomír Zaorálek dilansir dari laman resmi Philadelphia Museum of Art mengucapkan rasa terima kasih sebesar-besarnya kepada pihak museum dan yang terkait. Sebagai bagian dari perjanjian, Republik Ceko dengan senang hati setuju untuk mempertimbangkan permintaan pinjaman perisai dari museum di masa mendatang.

“Setelah delapan dekade, perisai akhirnya akan pulang ke rumah, ke tempat di mana perisai itu telah menghiasi Kastil Konopiště selama bertahun-tahun. Keadilan menang atas despotisme rezim Nazi, yang secara ilegal mengasingkan artefak berharga ini yang berasal dari awal abad ke-16,” ujar Lubomír Zaorálek.**(anis)