Ucapan Idul Fitri Rasa Indonesia

276 dibaca

Oleh: A. Bajuri

“UCAPAN Idul Fitri” sebagaimana dicontohkan Rasulullah SAW kepada para sahabatnya adalah: “taqobbalallahu minna waminkum” (Semoga Allah menerima ibadah kita dan kalian semua).

Namun demikian, kita muslim Indonesia boleh menggunakannya, menambahnya atau menggantinya. Kenapa? Karena mengucapkan UCAPAN IDUL FITRI adalah sesuatu yang sunnah, bukan wajib.

Artinya, bila kita ingin mengucapkan IDUL FITRI, mk akan berpahala. Tapi bila tidak mengucapkan IDUL FITRI juga tidak berdosa.

Oleh karena itu, Anda boleh mengucapkan kalimatnya sesuai sunnah atau Anda mengucapkan UCAPAN IDUL FITRI dengan citarasa Indonesia, tanpa meninggalkan yang sunnah.

Ucapan “Minal Aidin Walfaizin” atau “Mohon Maaf Lahir Batin” tetap diperbolehkan dalam Islam. Jangan ragu untuk mengucapkannya, karena hal itu merupakan bagian dalam tradisi muslim di Indonesia secara turun temurun, sejak jaman dulu. Bahkan masih ditambah lagi dgn tradisi sungkeman dan berjabatan.

Dalam kaidah ilmu usul fikih: “segala sesuatu itu pada dasarnya berhukum mubah (boleh) sampai ada dalil yg melarangnya”.

Berdasarkan kaidah ini, ucapan2 IDUL FITRI khas Indonesia itu tidak dilarang atau tidak ada dalil yang melarangnya atau dihukumi boleh. Artinya, kita boleh mengucapkan kalimat-kalimat ucapan Idul Fitri dg kalimat: “minal aidin walfaizin atau mohon maaf lahir batin.”

Justru lebih baik lagi diucapkan dengan lengkap, khas Indonesia, ditambahkan sesuai sunnah:
“Minal Aidin Walfaizin, Mohon Maaf Lahir Batin, Taqobbalallahu Minna Waminkum, Taqobbal Ya Karim.”

Boleh juga ditambah: “kullu aam, wa antum bikhoirin wa afiyatin” (sepanjang tahun, kalian dlm kebaikan dan sehat). Atau org Jawa bisa ditambah: sedoyo kelepatan kulo nyuwun pangapunten. Bahkan ada yg hanya dg kalimat singkat: “lahir batin” atau “sepurone yo, bro”.

Banyak tradisi Idul Fitri di Indonesia yang tidak ada di masa Nabi Muhammad SAW dan tidak ada di luar Indonesia, namun tidak ada yang bertentangan ajaran Islam: contoh: “takbir keliling, mudik ke kampung halaman, kunjung mengunjungi, makan opor ketupat, acara halal bihalal, dan masih banyak lagi”.

Ini semua tidak ada dlm sunnah, tapi yakinlah bahwa hal tersebut semua diperbolehkan dan bernilai ibadah. Karena dalilnya jelas, melaksanakan perintah Allah untuk silaturrahim, perintah berbakti kpd orang tua, saling meminta maaf, saling mendoakan, saling membahagiakan keluarga, handai taulan, dan masih banyak lagi.

“Tetaplah bangga menjadi orang Indonesia”. Kita ini orang Indonesia yang beragama Islam. Dan kita bersyukur menjadi warga negara yg kaya tradisi Islam. Mereka yang menciptakan tradisi2 itu juga para ulama dan waliyullah yg hebat, hafal Alquran, Hadis, bahkan banyak mengarang kitab2 terkenal yg diakui dunia.

Sekali lagi, “jangan ragu dengan ucapan Idul Fitri khas Indonesia”. Ibarat sebuah lagu, muslim Indonesia tidak sekedar pandai menyanyikan lagu, tapi juga pintar meng-aransemen musik dan lirik yg modifikatif, sehingga menjadi lagu yg nikmat dan lebih indah didengarkan.

Oleh karena itu, tetaplah pertahankan tradisi dan ucapan idul fitri khas Islam di Indonesia. Karena inilah identitas kita. Identitas muslim Indonesia.**

• Penulis adalah Direktur Utama PT Bakkah Travel dan Alumni Fakultas Syariah dan Hukum, UIN Sunan Ampel Surabaya.