Black Box Sriwijaya Air Ditemukan

152 dibaca

• Terjawab Teka-teki Percakapan Pilot Captain Afwan

KNKT bongkar isi black box Sriwijaya Air SJ-182 yang baru saja ditemukan, terjawab teka-teki percakapan pilot Captain Afwan dan Air Traffic Controller (ATC) Bandara Soekarno Hatta sesaat sebelum pesawat jatuh di perairan Kepulauan Seribu, 9 Januari 2021 lalu.

Black box pesawat Sriwijaya Air SJ182 yang jatuh di perairan Kepulauan Seribu, akhirnya berhasil ditemukan. Kabar itu disampaikan Adita Irawati, juru bicara Kementerian Perhubungan RI saat dikonfirmasi Tribunnews pagi ini, Rabu (31/3/21).

“Iya sudah ditemukan, nanti jam 11 diumumkan,” ungkap Adita, kutip dari Tribunnews.com

Black box yang ditemukan ini berisi berisi cockpit voice recorder (CVR) atau rekaman percakapan pilot pesawat Sriwijaya Air SJ182 yang jatuh di perairan Kepulauan Seribu.

Adita belum bersedia membeber lebih jauh ihwal detil penemuan black box pesawat Sriwijaya Air SJ182 tersebut. “Nanti akan diumumkan,” ujarnya.

Menteri Perhubungan (Menhub), Budi Karya Sumadi menceritakan bahwa kronologi singkat ditemukannya black box cockpit voice recorder (CVR) pesawat Sriwijaya Air penerbangan SJ-182.

Menhub Budi mengatakan, pihaknya bersama Basarnas, KNKT, TNI serta Polri terus melakukan pencarian CVR secara intensif dan mendetail.

Hal itu disampaikan Menhub Budi Karya saat mengumumkan temuan CVR Sriwijaya Air di Dermaga JICT, Tanjung Priok, Jakarta, Rabu (31/3/21).

“Kita memang lakukan (pencarian CVR, red) dengan sistematis dan Alhamdulillah semalam jam 20.00 WIB, ditemukan dari tempat yang tidak jauh ditemukannya FDR,” kata Budi Karya.

Budi pun melaporkan kepada Presiden Joko Widodo (Jokowi) soal penemuan black box cockpit voice recorder (CVR) pesawat Sriwijaya Air penerbangan SJ-182.

“Secara teknis, penemuan ini sudah dilaporkan ke kami dan kami sudah lapor ke presiden bahwa ini sudah ditemukan,” papar Budi.

Selain itu, Menhub Budi juga telah menyampaikan kepada Presiden bahwa CVR akan diserahkan kepada Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT). Tentunya, untuk ditindaklanjuti terkait jatuhnya pesawat dengan rute penerbangan Jakarta-Pontianak itu.

Budi menjelaskan, data yang ada di CVR akan melengkapi data-data yang sebelumnya telah diperoleh dari black box berisi flight data recorder (FDR) yang ditemukan sebelumnya.

“Flight data recorder itu akan paripurna apabila dilakukan suatu penggabungan apa yang tejadi di kokpit yaitu pembicaraan antara pilot dan kopilot dan itu akan melengkapi data dari FDR,” jelas Budi.

Diketahui, Pesawat Sriwijaya Air SJ 182 rute Jakarta-Pontianak jatuh di antara Pulau Laki dan Pulau Lancang, Kepulauan Seribu, pada Sabtu (9/1/2021) lalu.

Pesawat itu mengangkut 62 orang yang terdiri dari 6 kru pesawat, 46 penumpang dewasa, 7 anak-anak, dan 3 bayi.

Ketua Komite Nasional Keselamatan Transortasi (KNKT) Soejanto Tjahjono memastikan, pihaknya akan serius dalam melakukan investigasi terkait jatuhnya Pesawat Sriwijaya Air SJ 182.

Terlebih, black box cockpit voice recorder (CVR) pesawat itu telah ditemukan. Soejanto pun berkomitmen akan membuka secara terang bener apa yang terjadi dalam peristiwa Pesawat Sriwijaya Air rute penerbangan Jakarta-Pontianak itu.

Hal itu disampaikan Soejanto Tjahjono saat mengumumkan temuan CVR Sriwijaya Air di Dermaga JICT, Tanjung Priok, Jakarta, Rabu (31/3/21).

“Kami dari pemerintah memang serius melakukan investigasi. Dan sesuai dengan pesan dari bapak presiden untuk membuka se-transparan mungkin dan apa menjadi penyebab agar kejadian serupa tidak terjadi di kemudian hari. itu yang paling penting,” kata Soejanto.

Soejanto menambahkan, pihaknya akan langsung membawa black box cockpit voice recorder (CVR) Sriwijaya Air SJ-182 ke laboratorium.

Ia pun mengatakan, proses pembacaan data di dalam CVR itu akan memakan waktu 3 hingga 7 hari kedepan.

“CVR ini nanti kita akan bawa ke laboratorium dan kita akan proses untuk pembacaan yang akan memerlukan waktu kurang lebih antara 3 hari sampai 1 minggu,” jelas Soejanto.

Kapal penghisap lumpur berjenis TSHD King Arthur 8, memiliki jasa besar dalam penemuan Cockpit Voice Recorder atau CVR pesawat Sriwijaya Air SJ-182 yang jatuh di perairan Kepulauan Seribu pada 9 Januari 2021.

Kapal tersebut biasanya digunakan untuk kegiatan reklamasi, tetapi kini berhasil menyedot CVR yang berada di dalam lumpur sedalam satu meter dari dasar laut.

CEO PT Acorr Energi Asia Alex Corry yang merupakan pemilik Kapal King Arthur 8 menjelaskan, dua minggu sebelum operasi pencarian CVR dihentikan, KNKT menyampaikan ke pihak Sriwijaya membutuhkan kapal penghisap lumpur atau kapal keruk.

“Kapal penghisap lumpur ini mulai bekerja pada Rabu pekan lalu pukul 14.00 WIB. Kami sisir di koordinat 90×90 meter dan kami hisap pasirnya,” papar Alex di Dermaga JICT, Jakarta, Rabu (31/3/21).

Setelah dilakukan penyedotan lumpur berhari-hari, kata Alex, Kapal King Arthur 8 berhasil menemukan CVR di kedalaman 1 meter dari dasar laut pada pukul 20.00 WIB, Selasa (30/2/21).

“Area itu sudah dilewati, namun kan bendanya di bawah lumpur dan pasir laut. Jadi kalau penyelam tidak kelihatan, mencarinya pasir disedot dulu satu sampai dua meter,” paparnya.

“Akhirnya CVR itu dihisap oleh kapal kami, masuk ke saringan kapal. Harusnya operasinya diberhentikan pukul 12.00 hari Rabu ini. Jadi Allah yang Maha Kuasa memberikan bantuan kepada kita semua,” sambung Alex.

Sebelumnya, sebanyak 34 penyelamnya dalam pencarian lanjutan cockpit voice recorder (CVR) Sriwijaya Air SJ 182 yang jatuh beberapa waktu lalu.
Hal tersebut, kata Wahyudin, dilakukan dalam rangka mendukung upaya Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) dalam proses investigasi jatuhnya pesawat tersebut.

“Kita sudah melakukan perencanaan dengan KNKT termasuk teknis penyelaman yang akan dilaksanakan sehingga diharapkan pencarian dapat dilakukan seefektif mungkin dengan mempertimbangkan cuaca dan keselamatan para personel di lapangan,” kata Wahyudin.**(ram)