Proyek Jalan Tol Terpanjang  Pertama se-Asia Tenggara

107 dibaca

▪︎Bakal Gusur 58 Desa Habiskan Dana Rp 24 Triliun

▪︎BALI – POSMONEWS.com,-
Rencana konstruksi pembangunan proyek besar di Bali masih dalam tahap perencanaan untuk Kementerian PUPR, salah satunya Jalan Tol Gilimanuk Mengwi.

Direktorat Jenderal Pembiayaan Infrastruktur Pekerjaan Umum dan Perumaha (DJPI) telah dilaksanakan Market Sounding. Market Sounding Proyek KPBU Jalan Tol Gilimanuk Mengwi.

Direktur Pelaksanaan Pembiayaan Infrastruktur Jalan dan Jembatan, Reni Ahiantini, menyatakan bahwa Kementerian PUPR tengah menyiapkan Proyek KPBU Jalan Tol Gilimanuk Mengwi.

Reni menyampaikan Jalan Tol Gilimanuk Mengwi akan mengakomodir kendaraan dari Barat ke timur Pulau Bali. Selain itu bertujuan untuk saling koneksikan antara Pelabuhan gilimanuk ke mengwi dan arah ibu kota provinsi bali yakni Denpasar. Proyek Jalan Tol Gilimanuk Mengwi merupakan proyek yang dilaksanakan dengan menggunakan skema KPBU.

Skema pembiayaan KPBU dengan nilai sebesar Rp. 22,839 T dengan panjang jalan 96,84 Km dan masa konsesi selama 50 tahun.

Selain itu Jalan Tol Gilimanuk Mengwi juga selaras dengan pengembangan daerah Mengwi. Jalan Tol ini sebagai mega-hub di Provinsi Bali yang dikenal dengan Transit Oriented Development (TOD) Area.

Dimana Mengwi menjadi titik hub pergerakan antara barat ke timur dan pergerakan utara ke Selatan di Provinsi Bali.

Rencana TOD ini juga selaras dengan pengembangan rencana kereta api di Provinsi Bali. Tol Gilimanuk Mengwi dirancang untuk menjadi solusi penting bagi mobilitas di Bali, dengan panjang total mencapai 96,84 km dan terbagi menjadi tiga seksi.

Segmen pertama, Gilimanuk Pekutatan, membentang sepanjang 53,6 km diikuti oleh seksi 2, Pekutatan Soka sepanjang 24,3 km, dan seksi 3, Soka Mengwi sepanjang 18,9 km.

Pembangunan tol yang memerlukan pembebasan lahan yang melibatkan 58 desa dan 13 kecamatan di tiga kabupaten yang dilaluinya.

Diketahui biaya pembangunan megaproyek ini mencapai puluhan triliun rupiah, menandakan komitmen besar pemerintah terhadap peningkatan infrastruktur di Bali.

Meskipun mengalami beberapa kendala dan terhenti sejak 2022, pemerintah berencana untuk melanjutkan pembangunan pada tahun 2024 ini sebagaimana dikutip dari pembiayaan.pu.go.id.

Perkembangan terbaru meliputi pelelangan ulang proyek pada bulan Maret dengan tujuan untuk memastikan kelancaran dan transparansi dalam pelaksanaannya.

Diperkirakan akan menelan dana sebesar Rp 24,6 triliun yang dialokasikan untuk merealisasikan proyek ini menunjukkan skala besar dan kompleksitasnya.▪︎[FEND]