Tentara Myanmar Takut Pakaian Dalam Wanita

204 dibaca

• Dipercaya dapat Menguras Tenaga Laki-Laki

Warga Myanmar punya cara unik untuk melawan pasukan keamanan terkait unjuk rasa menentang kudeta militer. Mereka memajang pakaian perempuan dengan dijemur di jalanan untuk menangkal pasukan.

Pakain bagian bawah perempuan, seperti celana dalam (celdam) serta rok (longyi), dijemur melintang di jalanan. Ini terkait dengan kepercayaan lama yang dianut warga Myanmar tentang kesaktian pakaian perempuan yang dapat mengalahkan laki-laki.

Seperti dilansir iNews.id bahwa kepercayaan lama di Myanmar, pakaian bagian bawah perempuan dapat menguras tenaga laki-laki yang dikenal sebagai ‘hpone’.

“Jika mereka berada di bawah longyi, itu berarti hpone mereka bisa hancur,” kata aktivis, Thinzar Shunlei Yi, dikutip dari The Star, Minggu (7/3/2021).

Cara ini sangat efektif, para tentara tidak mau mendekati pakaian perempuan yang dipajang di jalanan karena takut bisa kehilangan tenaga.

“Ketika masyarakat menggantung longyi di tali, (polisi dan tentara) tidak bisa turun ke jalan. Mereka tidak bisa menyeberanginya dan harus menurunkannya,” kata Thinzar.

Tak heran pemandangan tali jemuran yang menggantung longyi dan celana dalam menghiasi jalanan Kota Yangon, mulai dari San Chaung yang ramai hingga pinggiran kota.

Foto-foto yang dibagikan di Facebook menunjukkan seorang tentara berdiri di truk untuk memindahkan pakaian-pakaian itu.
Beberapa longyi sengaja dipasangi gambar wajah pemimpin junta militer Min Aung Hlaing sebagai bentuk penghinaan.

Demonstrasi menentang kudeta militer telah merenggut sedikitnya 50 nyawa serta puluhan lainnya luka. Para demonstran tewas akibat terkena tembakan.

Di antara korban tewas adalah perempuan muda Kyal Sin alias Angel yang ditembak di bagian kepala. Kematian perempuan berparas manis yang mengenakan kaos ‘Saya Akan Baik-Baik Saja’ itu sempat menjadi viral. Pemerintahan junta akan membongkar lagi makam Angel untuk menyelidiki bahwa peluru yang mengenai kepalanya datang dari arah belakang.

Namun para aktivis memandang hal itu bukan keanehan mengingat beberapa saat sebelum tewas, Angel sedang menoleh ke belakang melihat teman-temannya.(ram)