Dihujani Peluru OPM, Prajurit TNI Khusuk Salat Ashar

125 dibaca

Ada kisah luar biasa tentang ketakwaan seorang prajurit militer Tentara Nasional Indonesia (TNI) kepada sang pencipta, Allah SWT.

Kisah bisa menjadi inspirasi bagi prajurit TNI khususnya dan masyarakat pada umumnya, simak jalan ceritanya yang didapatkan secara eksklusif oleh VIVA Militer.

Saat itu tepatnya bulan Februari 2021 situasi di pedalaman Papua sangat mencekam. Apalagi dalam beberapa pekan. Bahkan beberapa bulan terakhir, eskalasi gangguan keamanan akibat ulah kelompok separatis bersenjata dari Organisasi Papua Merdeka (OPM Papua) kian meningkat.

Satu persatu prajurit TNI gugur akibat tertembak, begitu juga dengan masyarakat sipil. Korban terus berjatuhan dari kebrutalan kelompok separatis itu.

Pesan dan amanah berulangkali disampaikan para petinggi TNI kepada para prajurit yang bertugas di pedalaman Papua, agar mereka  selalu siaga. Sebab,  tak ada satu jengkal pun tanah di medan operasi yang aman dan nyaman.

Dalam situasi itu, di sebuah tempat, sejumlah prajurit TNI bersiaga. Mereka merupakan pasukan elite TNI yang menjadi ujung tombak di barisan terdepan medan operasi.

Karena itulah, tempat mereka berada dipastikan bukan yang aman. Malah paling berbahaya dari semua lokasi penyerangan kelompok separatis OPM. Salah langkah saja, maka nyawa taruhannya.

Saat itu, mereka sedang berada di sebuah bangunan yang tak terawat lagi. Kondisi di sana juga sedang memanas, puluhan separatis bersenjata sedang melakukan serangan membabi buta.

Dari siang mereka tak dapat beranjak dari tempat itu, jangankan pergi. Untuk berdiri saja bukan pilihan yang tepat. Sebab, hujan peluru yang menyembur dari moncong senjata kelompok separatis masih deras terjadi.

Waktu terus berjalan, sementara hujan peluru tak juga mereda. Mereka terus bersiaga dengan senjata yang siap menyalak untuk menghajar para penyerang.
Sampai akhirnya tibalah waktu Salat Ashar memanggil mereka.

“Sudah masuk waktu Salat Ashar,” kata salah satu pasukan elite itu.

Lalu, apakah yang mereka lakukan dalam situasi itu? Subhanallah, mereka luar biasa. Walau di tengah hujan peluru. Tapi, bagi mereka tiada tempat berlindung yang paling terlindung selain sujud menghadap Allah SWT.

“Kami tetap bersujud pada-Mu ya Allah di bawah hujan peluru ini, ridhoilah jalan kami,” kata dalam doa prajurit TNI itu.

Prajurit TNI itu pun bangkit dari posisi siaga, mensucikan diri dengan cara tayamum. Lalu meraih potongan busa, meletakkannya di atas tanah di ruang sempit yang dipenuhi barang bekas.

Allahu Akbar….dengan masih berseragam lengkap, mulailah mereka memenuhi panggilan Illahi, menunaikan ibadah Salat Ashar. “Salat bergantian,” kata prajurit TNI itu.

Mereka benar-benar khusyuk salat, bersujud, bersimpuh untuk berserah diri dan memohon perlindungan pada Allah. Dan hingga salat ditunaikan, Alhamdulillah, tak sebutir pun peluru kelompok separatis yang menerjang.

“Ibadah kami, hidup dan mati kami adalah karena Engkau Tuhan semesta alam,” kata Prajurit TNI itu.

Dengan hormat kepada pembaca setia VIVA Militer. Kami mohon maaf karena tidak bisa menampilkan identitas para prajurit TNI di artikel ini, begitu juga dengan lokasi mereka berada dan waktu peristiwa terjadi.

Semua ini atas pertimbangan faktor keamanan dan keselamatan para prajurit TNI di artikel ini. Semoga kebijakan merahasiakan identitas ini, tidak mengurangi kenyamanan pembaca setia.

Semoga para prajurit TNI yang berada di medan operasi tugas mana pun mendapatkan perlindungan keselamatan. Terima kasih.(**)