▪︎MALANG – POSMONEWS.com,-
Keluarga korban tragedi Stadion Kanjuruhan tadi sore datang ke Stadion Kanjuruhan Malang, menggelar doa bersama diprakarsai Waskita Karya (WK) dan Brantas Adipraya dipintu 13 Stadion Kanjuruhan, Sabtu (27/7/2024).
Tragedi Kanjuruhan (1/10/2022) tahun yang memang tercatat di sejarah sepak bola dengan korban ratusan nyawa melayang berjumlah 135 orang. Sesuai kesepakatan pertemuan pada 28 Mei 2024 lalu, antara keluarga korban dan Forkopimda untuk tidak dibongkar sebagai mana awalnya. Karena di pintu 13 ini yang menjadi lokasi banyaknya korban jiwa.
PT Waskita Karya dan Brantas Abipraya akan mengembalikan sebagai mana asli dan tadi sore progres sudah 30% karena ada musium di sebelah pintu 13.
“Semua barang tragedi Kanjuruhan tetap utuh foto sebelum dibongkar juga masih ada, akan kita kembalikan seperti semula dengan tidak mengurangi kesakralan pintu 13,” kata Vino Teguh Pramoedya (27/7/2024).
Sementara konstruksi asli bangunan stadion juga sudah berubah dari sebelumnya secara keseluruhan dan tersisa hanya di area pintu 13.
Menurut Vino, sebagai tiang penyangganya sudah retak dan perlunya penambahan pondasi jenis micropule dan penebalan dimensi struktur yang dulu 60 menjadi 80 cm termasuk kolom-kolom tribun di area stadion.
Hal ini membutuhkan beberapa alat berat seperti, alat boring micropule, pompa cor dan alat berat lainnya karena tinggi alat berat mencapai 3 meter bisa lebih semacam bahan besi ulir cor masak harus dipotong kan gak bisa jika itu teknis.
“Kami bekerja secara profesional sebagaimana prosedur yang ada juga gambar teknis yang ada dan kami tetap minta maaf atas kejadian kemarin,” tandas Vino Teguh Pramoedya.
Disisi lain Stadion Kanjuruhan guna memenuhi persyaratan sertifikasi laik fungsi. Fungsi perkuatan struktur di area seluruh Stadion Kanjuruhan termasuk area pintu 13 tersebut.
“Memang dikarenakan adanya potensi keruntuhan dikemudian hari jika tidak ditambahi ketebalannya yang ditandai dengan retak-retak dibagian struktural dalam tribun dan di area pintu 13 yang kemungkinan telah terjadi pelemahan struktural bangunan dan bertahun-tahun over capasity ini tetap akan kita konsultasikan ke Kementerian PUPR,” jelas Vino.
Selaku pimpinan proyek, Vino juga meminta maaf kepada keluarga korban karena ini menyangkut teknis dan termasuk hitungan kekuatan teknis, kekuatan bangunan dari Kementrian juga standarnya.
Tetapi tetap akan menjaga sebagai mana aslinya pintu 13 dan tidak mengurangi kesakralan pintu 13 tutupnya.
“Saya juga sudah pesan roster untuk menjaga keaslian dari pintu 13 dan insyaallah akan tetap seperti semula sebagaimana tuntutan mereka pada tanggal (24/7/ 2024) kemarin. Sekali lagi saya mohon maaf, dan permohonan maaf kami ini tulus tidak ada tendensi apa pun terhadap keluarga korban Kanjuruhan semuanya karena teknis yang ada. Makanya kami semua ada di doa bersama sebagai ungkapan yang tulus juga rasa tanggungjawab kami,” ungkap Vino Teguh Pramoedya.
Disisi lain dari keluarga korban Kanjuruhan, Tegar, mengungkapkan terima kasih kepada PT WK dan Brantas Adipraya terkait doa bersama tadi.
“Kami paham mereka juga bekerja disana dan kami pada dasarnya tidak ingin mengingat kejadian itu karena waktu kejadian semua tetangga juga tidak ada yang memberi tahu semuanya sudah disiapkan oleh tetangga dan kami sempat pingsan waktu datangnya mobil jenazah. Dan saya ikhlas karena keyakinan kami itu adalah takdir ujian dan cobaan yang kami terima. Dan rencana Tuhan Yang Maha Esa yang terbaik untuk saya dan keluarga saya khususnya,” katanya.
Setelah doa bersama, di depan pintu 13, perwakilan keluarga korban tragedi Kanjuruhan, menyuarakan sejumlah tuntutan dan pernyataan sikap Jaringan Solidaritas Keadilan Korban Tragedi Kanjuruhan sebagai berikut:
1. Meminta Pemerintah RI menuntaskan dan mengusut tuntas peristiwa tragedi Kanjuruhan 1/10/2022;
2. Meminta Kementerian PUPR, dan dua kontrator pelaksananya, menghentikan aktivitas renovasi stadion Kanjuruhan, dan menhormati proses hukum yang sedang berjalan;
3. Meminta Pemkab Malang dan Forkopimda untuk mengintruksikan pihak Waskita Karya dan PT Abripraya, untuk mengumpulkan sisa-sisa.
4. Menyesalkan dan mengecam keras upaya intimidasi terhadap jaringan solidaritas keadilan yang mendampingi keluarga korban Kanjuruhan, dalam menyuarakan keadilan demokrasi.▪︎(AHM)