▪︎Makan Mayat agar Dekat dengan Tuhan
MELAKUKAN meditasi, makan, tidur dan hubungan seksual di tengah upacara kremasi. Berjalan sambil telanjang, makan daging manusia dan menggunakan tengkorak manusia sebagai mangkuk, dan menghisap ganja. Itulah ritual aneh kaum Aghori sekelompok sekte Hindu di India.
Para pemuka sebuah sekte Hindu di India ini hidup terasing dari masyarakat India dan mereka disebut kaum Aghori.
Aghori merupakan sekelompok pertapa mereka yang berpantang dari hal-hal duniawi dalam mengejar tujuan spiritual yang tinggal di India. Praktik, kepercayaan, dan doktrin ekstrem yang dianut mengasingkan mereka dari arus utama Hinduisme.
Dalam bahasa Sansekerta, Aghori berarti “tak menakutkan”. Namun kenyataannya cerita tentang ritual mereka justru menimbulkan ketakutan semua orang.
Lantas dari mana asal usul sekte Aghori? Sekte ini diselimuti misteri dan mungkin ditelusuri kembali ke Kina Ram, pertapa Aghori pertama, yang dilaporkan meninggal pada usia 150 tahun di pertengahan abad ke-18.
Dikisahkan bahwa sekte Aghori memiliki beberapa bentuk kekerabatan dengan pertapa Kapalika dari Kashmir dan Kalamukha di Dataran Tinggi Deccan dengan tradisi aneh yang serupa dengan Aghori.
Aghori mempraktikkan bentuk Tantra Hinduisme, dan menganggap dewa Hindu Dattatreya sebagai pendahulu tradisi tantra Aghori. Mereka sepenuhnya didedikasikan untuk Bhairava, manifestasi sengit dari Dewa super Hindu, Dewa Siwa dan percaya bahwa Siwa identik dengan kesempurnaan.
Orang Aghori juga menghindari semua jenis benda materialistis karena menganggapnya sama sekali tidak berguna. Untuk alasan ini, mereka tidak menghiasi pakaian, menghuni tempat kremasi, sering makan dan minum kotoran, air seni dan daging dari mayat dan tidak membiarkan delusi dunia material mempengaruhi cara hidup mereka.
Lantas apa yang menjadi tujuan Aghori? Tujuan utama mereka mencapai moksha atau keselamatan dari siklus kematian dan kelahiran kembali yang berkelanjutan dan menganggap tubuh bersifat transisi, yang hanya sebagai kumpulan daging dan darah yang tidak layak mendapatkan kenyamanan fisik.
Dikatakan bahwa Aghori Varanasi di India mengumpulkan mayat manusia yang mati dan membusuk yang mengambang di Sungai Gangga dan menggunakan tubuh mayat untuk berbagai tujuan.
Dikutip dari Nationalgeographic.co.id bahwa
Aghori terlihat seperti perwujudan hidup Dewa Siwa, tampak seperti mimpi buruk. Mereka memiliki rambut panjang, yang tidak dipotong sepanjang hidup mereka. Oleh karena itu, Aghori dibenci dan dihormati oleh masyarakat karena cara hidup mereka yang misterius, gelap dan unik.
Orang Aghori tidak pernah menjadi bagian dari masyarakat arus utama dan selalu menjalani kehidupan terpencil sendiri. Meskipun praktik mereka merupakan sumber kengerian bagi banyak orang, fakta bahwa orang Aghori tidak melakukan pembunuhan manusia atau memaksa siapa pun untuk menerima cara hidup mereka telah memungkinkan masyarakat untuk menoleransi mereka selama bertahun-tahun.
Beberapa bagian dari populasi Hindu di India, terutama yang mendiami daerah pedesaan juga mengasosiasikan Aghori sadhus dengan kekuatan gaib mistik dan dengan demikian mencari bantuan mereka dalam hal-hal yang mengganggu mereka.
Dalam beberapa puluh tahun terakhir, tradisi Aghori mulai bersentuhan dengan gerakan atus utama, dan mereka mulai melakukan layanan penyembuhan kepada pasien lepra.
“Orang Aghori bekerja dengan mereka yang dianggap paling hina di kalangan bangsa manusia,” kata Ron Barrett, seorang pakar antropologi budaya dan medis dari Minnesota.
“Klinik lepra misalnya ada di tempat pembakaran mayat, dan mereka tak takut kematian. Dan orang Aghori justru melampaui ketakutan akan penyakit,” katanya dalam wawancara dengan Emory Report.▪︎[zubairi indro]