Pemda Gandeng KemenPUPR Tangani Gempa Pulau Bawean

70 dibaca

▪︎GRESIK – POSMONEWS.com,-
Pemda Kabupaten Gresik, Jawa Timur, sedang merencanakan renomasi beberapa rumah dan bangunan fasilitas umum di Pulau Bawean, akibat gempa bumi magnitudo (M) 6.5.

Akibat bencana gempa berkekuatan magnitudo (M) 6.5 dengan kedalaman 10 km tersebut, mengakibatkan 2.972 rumah rusak ringan, 1.286 rumah rusak sedang dan 820 rumah rusak berat di Pulau Bawean.

Selain itu, terdapat 143 tempat ibadah rusak ringan, 10 rusak sedang dan 11 rusak berat. Selanjutnya, 59 sekolah rusak ringan, 11 rusak sedang, 5 rusak berat, juga terdapat 1 pondok pesantren rusak sedang, 13 kantor rusak ringan, 1 kantor rusak berat dan 1 rumah sakit rusak ringan.

Guna membangun kembali fasilitas umum dan rumah warga terdampat gempa bumi, Bupati Gresik, Fandi Akhmad Yani, menggandeng Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) untuk menangani rumah warga yang terdampak gempa Bawean.

Direktorat Jenderal Perumahan Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat tiba di Pendopo Kabupaten Gresik. Kegiatan ini dilaksanakan dalam rangka koordinasi sekaligus diskusi terkait rumah terdampak gempa di Kepulauan Bawean.

Selain Bupati, Sekretaris Daerah Kabupaten Gresik, Achmad Washil Miftahul Rachman, Asisten Perekonomian dan Pembangunan Misbahul Munir Sekda,  Asisten Pemerintahan dan Kesejahteraan Rakyat, Suprapto, Kepala Dinas Cipta Karya, Perumahan, dan Kawasan Pemukiman Kabupaten Gresik, Ida serta beberapa Kepala Dinas dan Camat.

Duduk bersama Dirjen Perumahan, Iwan Suprijanto, Kasatker Balai P2P Jawa IV Aditya Vico Vignata, Kasubag TU BP2P Jawa 4 Ali Murtadho, PPK Swadaya RUK Balai P2P Jawa 4 Indro.

Dalam paparannya, Bupati Gresik Fandi Akhmad Yani menyampaikan kondisi gempa yang terjadi di Pulau Bawean saat ini juga pernah terjadi pada puluhan tahun lalu.

“Gempa ini belum pernah terjadi di Bawean, namun BMKG menceritakan bahwa sekitar 70 tahun lalu Pulau Bawean pernah mengalami kondisi gempa. Kami merasa prihatin, semoga dengan diskusi ini dapat menemukan titik terang dan dapat membantu rehabilitasi pasca gempa di Kepulauan Bawean,” ujarnya.

Sekda Gresik, Achmad Washil, memaparkan terkait Rumah Dampak Bencana Bawean. Dijelaskan bahwa gempa terjadi hingga 450 kali. Adapun permasalahan utama yang dihadapi di Pulau Bawean ini  antara lain kondisi bangunan hunian yang mengalami rusak ringan, sedang dan rusak berat. Kondisi dan psikologi masyarakat yang masih ketakutan apabila terdapat gempa kembali.

“Banyak masyarakat Bawean yang saat ini takut masuk rumah karena terjadi gempa terutama di malam hari. Hal ini menyebabkan masyarakat Bawean merasa khawatir jika terjadi gempa yang cukup tinggi ditambah dengan kondisi bangunan di Bawean tidak tahan gempa,” ungkapnya.

Direktur Jenderal Perumahan Kementerian PUPR, Iwan Suprijanto, memberikan contoh dalam mengatasi Bencana Erupsi Gunung Semeru dengan melakukan kolaborasi dengan berbagai pihak.

“Gresik ini perlu menginisiasi kolaborasi dengan perusahaan di sekitar Gresik serta civitas akademika untuk mengatasi gempa di Pulau Bawean. Membuat master plan dan disusun skala prioritas dan  membentuk tim yang intensif untuk berkoordinasi dilapangan,” ujarnya.

Adapun saran dan masukan yang diberikan oleh Dirjen Perumahan Kementrian PUPR, perlu melakukan sosialisasi apabila terjadi gempa kepada masyarakat Bawean bersama dengan BPBD.
Perlu melakukan gerak cepat dan membentuk tim khusus (satgas) dalam mengatasi gempa.

Perlu memberikan stempel pada setiap rumah yang terdampak gempa seperti rumah rusak ringan, rumah rusak sedang, rumah rusak berat. Hal ini bertujuan untuk memberikan informasi dan himbauan kepada masyarakat Bawean.

Melakukan kolaborasi baik dengan perusahaan atau perguruan tinggi untuk menjadi fasilitator pendamping perbaikan rumah yang rusak dalam mengatasi gempa dan merancang pembangunan rumah untuk masyarakat yang terdampak gempa.

▪︎Pasca Gempa Magnitudo 6.5

Dalam tragedi gempa bumi tersebut  mengakibatkan 7 orang mengalami luka-luka. Empat di antaranya dari Kecamatan Tambak dan tiga korban luka lainnya berasal dari Kecamatan Sangkapura.

Bupati Gresik Gus Yani telah menetapkan status tanggap darurat bencana di Pulau Bawean selama 21 hari, mulai 22 Maret hingga 11 April 2024.

Kepala BNPB (Badan Nasional Penanggulangan Bencana), Letjen Suharyanto, berpesan agar penanganan fokus pada kebutuhan dasar.

Rapat koordinasi percepatan penanganan Gempa Bawean digelar di Aula Graita Eka Praja Kantor Pemkab Gresik, yang juga dihadiri oleh PJ Gubernur Provinsi Jawa Timur Adhy Karyono, pimpinan daerah kabupaten/kota yang terdampak Gempa Bawean serta jajaran Forkopimda Kabupaten Gresik.

Letjen Suharyanto menyatakan, tanggap bencana akan difokuskan di Pulau Bawean, karena sulitnya transportasi ke lokasi terdampak.

Pengiriman bahan dasar logistik berupa makanan pokok, pakaian dan sanitasi menjadi prioritas awal.

Kemudian, baru masuk pada tahap pendataan dan penggantian kerugian infrastuktur yang rusak akibat gempa.

“Saya mohon agar kebutuhan dasar didahulukan, ini termasuk kebutuhan normatif, mungkin ada kebutuhan spesifik seperti pakaian wanita dan makanan bayi. Karena sifatnya pendahuluan, kalau kurang bisa diajukan,” jelas Letjen TNI Suharyanto pada forum rapat koordinasi.

Sebelumnya, Bupati Gresik Fandi Akhmad Yani juga mengajak para Kades se-Bawean untuk membuat Tim Kedaruratan di desa, agar komunikasi terkait koordinasi dan penyampaian informasi kepada masyarakat bisa jelas.

“Hari ini ada kapal yang mengangkut bantuan berangkat dari Pelabuhan Perak. Sampai saat ini juga semua terpantau aman dan terkendali baik terkait koordinasi, logistik, personel, rescue dan sistem tanggap darurat juga teraktivasi dengan baik dan mudah sehingga tidak ada masalah,” tambahnya.▪︎[FEND/ZA]