Bahtsul Masail NU, Respons Tingginya Angka Perceraian

120 dibaca

▪︎GRESIK – POSMONEWS.COM,-
Tingginya angka perceraian di wilayah Kabupaten Gresik, Jawa Timur, menjadi keprihatinan tersendiri bagi kalangan Nahdlatul Ulama (NU) Gresik.

Prihatin dengan tingginya angka perceraian tersebut, membuat Pengurus Cabang Lembaga Bahtsul Masail Nahdlatul Ulama Gresik (PC LBMNU Gresik) menggelar pembahasan hukum tentang urgensi pendidikan pra nikah.

Kegiatan Bahtsul Masail ini digelar sekaligus dalam rangkaian Hari Lahir (Harlah) NU ke-101, berlangsung Ahad (18/2/2024) pagi, di Masjid Jami’ Gresik.

Hadir dalam acara ini jajaran Syuriyah Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama (PCNU) Gresik, diantaranya KH. Ainur Rofiq, KH. Muhammad Zainuri Makruf.

Kemudian, hadir pula Ketua PCNU Gresik KH. Mulyadi serta peserta Bahtsul Masail dari Pengurus PC LBM, seluruh utusan LBM Wakil Cabang NU se-Cabang Gresik serta sejumlah utusan dari Pondok Pesantren di Kabupaten Gresik.

Selaku tuan rumah, Ketua Majelis Wakil Cabang Nahdlatul Ulama Gresik (MWCNU Gresik) Ustadz Mokhammad Zainuri sangat mengapresiasi terlaksananya Bahtsul Masail ini.

“Kegiatan Bahtsul Masail bagi kelangsungan Jam’iyyah Nadhlatul Ulama ini merupakan warisan dari para muasssis Nadhlatul Ulama yang harus terus kita lestarikan dan hidup-hidupkan,” ujarnya.

Sementara itu, para musyawirin (peserta musyawarah) membahas beberapa tema, adapun yang paling utama dibahas dan disorot adalah fenomena tingginya angka perceraian di Kabupaten Gresik akhir-akhir ini.

Lebih lanjut, setelah dikaji oleh para musyawirin ditemukan faktor utama yang menyebabkan terjadinya perceraian antara lain kurangnya pemahaman masyarakat terhadap bab nikah sebelum mengarungi mahligai pernikahan.

Setelah melewati musyawarah yang cukup panjang dan mendalam, musyawirin Bahtsul Masail menarik dua poin kesimpulan.

Pertama, memahami dan menguasai bab nikah merupakan hal yang wajib bagi calon mempelai sebelum pernikahan. Sedangkan poin kedua, maka bila ada seseorang yang menikah namun belum menguasai ilmunya pernikahan tersebut sah, namun haram.

Melansir dari situs resmi nugresik.or.id bahwa sepanjang tahun 2023 jumlah angka perceraian di Kabupaten Gresik cukup tinggi. Total ada sebanyak 1.927 putusan sidang perceraian yang digelar Pendilan Agama Gresik.

Dengan kasus cerai gugat atau istri gugat suami sebanyak 1.465 perkara, dan cerai talak sebanyak 458 perkara. Dari permohonan cerai gugat, sebanyak 1.474 dinyatakan putus, begitu juga 453 kasus cerai talak sudah dinyatakan inkrah oleh Pengadilan Agama Gresik.▪︎[za/nugres]