PESAN KH MARDHIYYAN UNTUK MAHFUD MD

357 dibaca

▪︎Oleh: Dr Chotijah Fanaqi, S.Sos.I., M.I.K,
(Akademisi, Pegiat Majelis Taklim dan Jamaah Muhibbin Ning Atikoh Ganjar Nusantara)

MAHFUD MD telah diumumkan sebagai bakal calon wakil presiden (cawapres) pendamping Ganjar Pranowo pada Pilpres 2024 setelah mendapat pinangan dari Ketua Umum PDI Perjuangan, Megawati Soekarnoputri pada Rabu, 18 Oktober 2023 yang lalu. Pasangan ini telah mendapat sorotan dari sejumlah khalayak umum karena Mahfud MD dikenal sebagai sosok yang tegas dalam melawan korupsi.

Selain itu, Mahfud MD juga dikenal sebagai pribadi yang sederhana, meskipun dalam kenyataannya, dia pernah menduduki jabatan-jabatan yang strategis dalam pemerintahan maupun di dunia akademik. Walaupun begitu Mahfud MD tetap menjadi pribadi yang sederhana di mata masyarakat. Jika melihat jabatan dari beberapa tahun yang lalu hingga saat ini, dia tetap menjadi pejabat pemerintahan yang tetap bersahaja.

Tokoh muda intelektual Nahdlatul Ulama (NU) itu menjadi tokoh nasional yang sangat berpengaruh. Rekam jejaknya dalam karir akademik maupun di instansi pemerintahan telah menjadikan namanya sebagai bursa Cawapres.

Dia lahir dari keluarga sederhana di Madura dan mengalami kesulitan finansial saat kuliah. Sebagaimana yang dikutip dari Tabloid Reformata edisi 177 Juli 2014, untuk membiayai kuliahnya, Mahfud aktif menulis di surat kabar umum seperti Kedaulatan Rakyat atau media massa yang lain agar mendapat honorarium. Mahfud muda juga kerap kali berburu beasiswa.

Terlepas dari itu, apa yang menjadikan Mahfud MD sosok yang sederhana? Setelah ditelusuri lebih lanjut, artikel ini akan membahas pesan kyainya kepada Mahfud sewaktu dia masih di pesantren.

Pada umumnya, Madura merupakan salah satu wilayah yang kental dengan kultur pesantren, bahkan Madura menjadi salah satu basis pesantren di Jawa Timur.

Mahfud menghabiskan masa kecilnya di desa Kecamatan Omben, Sampang, Madura, dan belajar agama di surau. Saat dia kelas 5 SD, dia dikirim ke pondok pesantren Somber Lagah di Desa Tegangser Laok untuk mendalami agama. Pondok pesantren tersebut diasuh oleh Kiai Mardhiyyan.

Dari itulah carita dimulai, mengapa Mahfud MD terdorong untuk selalu bersikap sederhana. Meskipun sederhana, dia merasa sudah cukup dan bahkan sudah merasa kaya dengan kondisinya yang sederhana itu.

“Banyak orang tanya kepada saya, Pak, Bapak ini kok sederhana sekali? Rumahnya begini, mobilnya kayak gitu. Loh, saya bilang saya ini sudah merasa kaya sekali. Apapun bisa saya peroleh keperluan sehari-hari,” ungkap Mahfud MD, dikutip dari tayangan video singkat akun Tik Tok (rambutputih.id), Jumat (27/10/2023).

Bahkan orang-orang menyebutnya sebagai menteri paling miskin, dia tidak mempermasalahkan hal itu. “Saya merasa sudah sangat kaya dengan keadaan seperti sekarang. Meskipun kata orang, saya menteri paling kere, ya ndak papa,” katanya.

Mahfud MD menjelaskan bahwa sikap sederhananya berawal dari masa kecilnya di pesantren. Sejak usia 7 tahun, dia menjadi santri kesayangan dan sering diajak makan bersama Kyai (Kyai Mardhiyyan) dan santri lainnya di luar. Kyainya selalu mengajaknya untuk makan lebih banyak, namun Mahfud merasa sudah kenyang dan tidak kuat. Itu adalah pengalaman yang membuatnya mempertahankan sikap sederhana dan tidak tamak.

“Kenapa saya bersikap seperti itu, dulu saya di pesantren sejak kecil umur 7 tahun. Nah, saya ini kebetulan menjadi santri kesayangan karena masih kecil. Setiap hari itu diajak makan ke tempat makan Kyai yang lain santri di luar. Saya makan sama Kyai. Itu setiap makan saya disuruh, ayo makan lagi. udah-udah Kyai, sudah tidak kuat,” katanya.

Kyai Mardhiyyan berpesan kepada Mahfud bahwa saat dia sudah dewasa, tidak boleh tamak karena kebutuhannya hanya sebatas itu. Jika dipaksa untuk makan lebih banyak, dia tidak akan kuat menampung makanan lebih banyak. Selain itu, dia diajarkan untuk tidak makan jika itu tidak halal.

“Nah, Fud kamu besok kalau sudah besar jangan tamak karena kebutuhanmu cuma segitu. Kamu dipaksa makan lagi juga nggak bakal makan. Lalu yang kedua, jangan makan kalau itu tidak halal maka saya sangat anti korupsi, ingat Kyai saya,” pungkas Mahfud. ***