Mitos Kalinyamat Terlalu Hormat pada Jaka Tingkir

163 dibaca

▪︎Preview Persela vs Persijab di Stadion Surajaya

▪︎LAMONGAN-POSMONEWS.COM,-
Sepak bola tidak hanya bicara teknis semata, namun ada sisi lain yang cukup menarik untuk dikaji, seperti faktor non teknis, mitos, sejarah, dan Dewi Fortuna yang selalu menaungi sebuah kesebelasan, sehingga akan memenangkan sebuah pertandingan yang dilakoninya.

Seperti halnya di pertandingan pembuka Liga 2 antara tuan rumah Persela (Lamongan) kontra Persijap (Jepara) yang akan digelar di Stadion Surajaya, Minggu (10/9/2023) ini. Terasa sebagai eforia tertinggi para LA Mania agar Laskar Jaka Tingkir akan mendulang kemenangan.

Selain itu, Persela bertekat mengakhiri mitos selalu tersandung kekalahan di laga awal. Seperti data yang dihimpun media ini, rekor Jaka Tingkir dalam sepuluh tahun terakhir selalu kalah di laga perdana.

Bahkan, catatan buruk itu, terakhir di Kiga 2 musim lalu, Persela harus takkuk dari Bekasi FC dengan skor 2-1.

Kini Persela yang menjadi tuan rumah jelas memiliki kans yang besar. Di Kompetisi Liga 2 musim 2023-2024 yang resmi akan mulai kick off, sore nanti sebagai pembuktian Persela Lamongan menorehkan sejarah menghentikan mitos itu.

Jangan tanya dari sisi teknis, di musim ini Tim Persela menjadi salah satu kontestan liga dua dengan materi pemain yang menjanjikan. Laskar Jaka Tingkir asuhan Djajang Nurdjaman memiliki tiga pemain naturalisasi dan dua pemain asing Asia dan non Asia.

Ditopang pemain lokal yang bergabung juga sebelumnya sudah berpengalaman di liga satu. Lihat saja, di barisan pemain naturalisasi, ada Herman Dzumafo, Silvio Escobar dan Lee Yu Jun.

Sedangkan di sisi non teknis, dan mitos untuk memenangkan laga pembuka ini cukup besar. Hal yang terkait dengan kisah sejarah Jaka Tingkir atau Sultan Hadiwijaya yang menjadi jatidiri Persela masih memiliki tuah dengan Ratu Kalinyamat, yang menjadi sebutan Persijap.

Syahdan, Raja Pajang itu diminta memerangi Adipati Jipang Panolan (sekarang Cepu, Blora) Arya Penangsang. Bahkan menumpasnya.

Di sana, Ratu Kalinyamat berdiri di belakang Jaka Tingkir. Karena, Istri Jaka Tingkir, yakni Ratu Mas Cempaka adalah adiknya.

Ratu Kalinyamat dan Ratu Mas Cempaka merupakan putri Sultan Trenggono, putra Raden Patah, Sultan Demak pertama. Sementara Arya Penangsang putra sulung Pangeran Surowiyoto atau Raden Kikin atau Pangeran Sekar Seda Lepen. Raden Kikin juga putra Raden Patah.

Antara Ratu Kalinyamat dan Arya Penangsang terjalin hubungan sebagai sepupu. Namun Kalinyamat ingin Penangsang mati. Penangsang telah membunuh suaminya, Pangeran Hadiri. Arya Penangsang juga yang menghabisi Sunan Prawoto, kakak Ratu Kalinyamat (1549).

Jaka Tingkir juga kurang menyukai Arya Penangsang, namun diam-diam memiliki perasaan segan. Selain keturunan Demak langsung, Arya Penangsang juga bukan lawan yang sembarangan. Ia pun memilih menggelar sayembara berhadiah. Nyawa Arya Penangsang ditukar dengan hadiah dua bidang tanah.

Barang siapa yang sanggup melenyapkan Penangsang, Raja Pajang akan menghadiahi hutan Mentaok (kelak menjadi Kerajaan Mataram Islam) dan Pati. Namun sejak sayembara dibuka, tidak ada yang berminat menjadi peserta.

Hingga datang menghadap 4 orang yang sekaligus menyatakan kesanggupan. Keempat orang yang berasal dari Boyolali itu adalah Ki Ageng Pemanahan, Ki Ageng Panjawi, Ki Juru Martani dan Danang Sutawijaya, putra Ki Ageng Pemanahan.

Dari sinilah, terpetik sebuah jalinan sejarah, bahwa Kalinyamat telah berhutang budi pada Jaka Tingkir yang telah membinasakan Penangsang, meski lewat tangan Senopati.

Rasa hormat Ratu Kalinyamat pada Jaka Tingkir itu akan bermanifestasi dan terbawa di setiap zaman. Bahwa sikap kalah ngelmu, tuah, wibawa, hormat, adab, sopan santun, segan dan balas jasa itulah yang menjadikan Jaka Tingkir di atas segala-galanya.▪︎[DANAR SP]