Kajati Jatim Kunjungi Benteng Pendem Ngawi

455 dibaca

▪︎NGAWI-POSMONEWS.COM,-
Dalam rangka mendukung pelestarian Cagar Budaya Nasional, Kajati Jatim, Dr. Mia Amiati, SH, MH. pada hari Jumat tanggal 26 Mei 2023 berkunjung ke Benteng Pendem Ngawi, dengan didampingi Ka Satker Pelaksanaan Prasarana Permukiman Wilayah II, BPPW Jatim, Ibu Any V. Memiliki nama asli Benteng Van Den Bosch merupakan salah satu benteng peninggalan Belanda, berlokasi di Kelurahan Pelem, Kec. Ngawi, Kab. Ngawi, Jawa Timur.

Kedatangan Kajati jatim beserta rombongan diterima oleh Bupati Ngawi beserta jajarannya dengan didampingi oleh Kajari Ngawi dan Danyon Armed XII Ngawi.

Dibangun pada tahun 1839 oleh Gubernur Jenderal Van Den Bosch yang menguasai Ngawi kala itu. Dilansir dari laman resmi Desa Bintoyo, Kec. Padas, Kab. Ngawi, benteng ini juga disebut Benteng Pendem karena sengaja dibangun lebih rendah dari tanah disekitarnya sehingga tampak terpendam.

Pembangunannya memanfaatkan keberadaan aliran sungai Bengawan Solo dan Bengawan Madiun. Berdiri di kawasan seluas 15 hektar dengan 5 hektar merupakan bangunan ini. Dahulu, Benteng Pendem dihuni oleh 250 tentara Belanda dan 60 kavaleri.

Di sebelah Selatan benteng terdapat dua buah sumur sedalam 100-200 meter yang dipercaya digunakan oleh Belanda untuk membuang jenazah korban tahanan dan pekerja rodi. Benteng Pendem merupakan bukti nyata keinginan Pemerintah Belanda untuk menguasai Indonesia secara utuh.

Dilihat secara langsung, Benteng Pendem Ngawi memiliki beberapa jenis bentuk drainase. Antara lain drainase air pembuangan limbah yang langsung ke sungai tujuannya agar air tidak beredar disekitar benteng. Drainase juga dibuat supaya air limbah dapat di kontrol dan dimanfaatkan.

Terdapat belasan bangunan di Benteng Pendem Ngawi dimana masing-masingnya memiliki drainase sendiri yang menyatu ke drainase besar atau dome. Hal ini dapat menjadi suatu pembelajaran bagi Bangsa Indonesia dikarenakan Pemerintah Belanda sangat sangat concern kepada air kala itu, Benteng Pendem saat ini semakin megah karena sudah direvitalisasi oleh Kementerian PUPR melalui BPPW Jawa Timur agar nilai historis Cagar Budaya nasional dapat dilestarikan.▪︎(Dar/AHM)