Bacalon KONI Kota Malang Luruskan Isu Jual Beli Suara

780 dibaca

▪︎MALANG-POSMONEWS.COM,-
Menjelang dilaksanakannya Musorkotlub KONI Kota Malang akan digelar pada Januari 2023 oleh Personalia Pejabat Sementara (Karateker) telah dibentuk sekaligus diberikan mandat KONI Prov. Jatim.

Namun beredar isu adanya upaya jual beli suara atau dukungan dalam konteks politik uang, yang diduga melibatkan tim pemenangan dari Djoni Sudjatmoko salah satu bakal calon Ketua KONI Kota Malang, membuat onwer NK Cafe ini angkat bicara.

Dikonfirmasi melalui sambungan telepon, Djoni menganggap bahwa semua informasi yang beredar terkait dengan adanya tawaran atau pemberian sejumlah uang kepada cabor dan mengatas namankan “Tim Saya” itu tidak benar. Dan hal itu diluar dan tidak ada sangkut pautnya dengan dirinya.

“Ya saya kira informasi terkait adanya upaya membeli dukungan cabor seperti yang berkembang saat ini, itu salah dan bukan dari saya, mengingat saya masih belum membentuk tim apapun terkiat dengan agenda pemilihan Ketua Umum KONI Kota Malang dalam agenda musorkotlub yang akan digelar pada tahun ini,” jelas Djoni, Rabu (11/1/2023)

Lebih lanjut Djoni mengungkapkan jika dirinya sebenarnya dicalonkan bukan mencalonkan. Bahkan dia tidak pernah membentuk tim apa pun dalam gelaran Musorkot atau Musorkotlub.

“Jadi kalau ada pihak yang mengaku tim dari H. Djoni, malah saya pengen tertawa mendengarnya,” lanjutnya.

“Kan perhelatan Musorkotlub itu belum ada dan belum terjadi, dan saat ini saya masih menganggapnya baru isu, karena dari karteker KONI pun masih belum menentukan apa-apa terkiat Musorkotlub, dan dicalonkan pun juga masih belum, jadi ya saya dak ada kepentingan apapun untuk menggalang dukungan di cabor,” lanjutnya.

Disinggung tekait dengan adanya cabor yang sudah menerima dana dengan besaran Rp. 2,5 juta diduga dari tim pemenangannya sebagai bentuk menggalang suara dari cabor, dirinya menyatakan tidak mengetahui.

“Namun jika ada pihak yang kemudian ingin menjadi orang tua asuh dari cabor yang ada di KONI kota malang  kan tidak salah kan mas?,” tanyanya.

“Jadi mungkin saja apa yang dilakukan orang – orang itu mau memberikan sesuatu ke cabor, saya kira hak mereka, dan kalau kemudian ada yang mencatut nama saya ya terus saya harus bilang apa?,” pungkasnya.[TANTO/AHM]