Ratusan Guru dan Karyawan Al Ibrah Ikuti Program Up Grading

289 dibaca

▪︎GRESIK–POSMONEWS.COM,-
Pengurus Yayasan Al Ibrah Gresik berkomitmen terus meningkatkan kapasitas para guru dan karyawannya lewat kegiatan up grading.

Selama 3 hari berturut-turut ratusan guru dan karyawan yayasan yang menaungi lembaga pendidikan Taman Pendidikan Al Quran (TPQ), PAUD, TKIT, SDIT, dan SMPIT, serta Pesantren Tahfidz Al Ibrah itu, digembleng dalam kegiatan pembinaan dengan materi beragam.

Terakhir, up grading guru dan karyawan ditutup dengan motivasi bertajuk “Stadium General Sekolah Al Ibrah, Mengasah Karakter Anak untuk Hidup Bahagia di Masa Depan” yang digelar di aula SDIT Al Ibrah, Kamis (7/7/2022).

Hadir sebagai pembicara, Pembina Yayasan Al Ibrah, H Edy Maksum. Meski dihelat di sesi akhir dari rangkaian kegiatan, antusias ratusan guru dan karyawan tak terlihat kendur. Hal ini dibuktikan dengan banyaknya respon peserta begitu pemandu diskusi, Suhartoko, Kabid Humas dan Marketing Yayasan Al Ibrah, membuka sesi tanya jawab, seusai Edy Maksum menyampaikan paparan.

“Siang-siang begini, mestinya sudah pada lelah dan ngantuk. Apalagi dalam beberapa hari ini sudah di-teter materi yang cukup padat, termasuk sejak pagi tadi. Tapi, saya melihat semangat para guru dan karyawan tetap luar biasa. Tepuk tangan buat kita semua,” ujar Edy Maksum, mengawali paparan yang disambut tepuk tangan ratusan peserta yang memadati ruang aula.

Untuk menghidupkan suasa, Edy yang berlatar belakang pengusaha ini memancing dengan mengajukan pertanyaan kepada para peserta. Ia minta peserta untuk mendeskripsikan apa itu ‘karakter’ yang menjadi tema sentral dalam up grading, terkait dengan penguatan dan pengembangan karakter peserta didik dalam semua jenjang pendidikan. Maka, beragam jawaban pun mengalir dari para peserta.

“Saya tidak memilih mana yang paling benar dari semua jawaban tadi. Anda bisa membuat deskripsi sesuai dengan referensi yang Anda punya. Tapi, saya juga punya pandangan, bahwa karakter itu adalah sikap batin yang mempengaruhi hati dan pikiran yang kemudian mandasari perilaku dalam kehidupan sehari-hari,” katanya.

Di sisi lain ia menyampaikan, sesungguhnya kebahagiaan dunia itu bersifat relatif dan sementara. Respon dari masing-masing individu terhadap kebahagiaaan juga beragam. Karena itu, kebahagiaan dunia yang relatif dan sementara itu tidak bisa dikejar untuk meraihnya.

“Semakin dikejar, semakin melelahkan. Lalu bagaimana agar kita bisa meraih kebagiaan yang hakiki? Rumusnya, banyak-banyaklah berbuat kebaikan kepada sesama, pasti kebahagiaan akan datang dengan sendirinya. Kondisikan diri kita, di mana pun kita berada agar memberikan manfaat kepada orang lain,” katanya memompakan motivasi seraya menambahkan, dalam mengarungi kehidupan, ia mengaku sudah melalui dan merasakan berbagai macam kondisi yang akhirnya pada kesimpulan, bahwa hidup harus berarti dan bermanfaat bagi sesama.

Melalui dunia kendidikan atau persekolahan, kata Edy, sesungguhnya tiap individu bisa menebar benih kebajikan atau kebaikan. Kepada para siswa, menurutnya, guru bisa memberikan bimbingan, pembiasaan, peneladanan, juga pengawasan atau pengawalan untuk menjadikan pribadi-pribadi unggul dan berbudi luhur. Di situlah peran guru bisa dimaksimalkan.

“Karena itu, dalam menjalani tugas mulia itu (sebagai guru, Red) Anda tidak usah dipusingkan masalah-masalah yang di luar wilayah dan teknis pendidikan, misalnya soal gaji. Serahkan soal gaji itu kepada pengurus. Biar para pengurus yang ngurusi. Anda fokus bagaimana menjadikan para murid itu sesuai tujuan dan misi pembelajaran yang ditetapkan. Insya Allah para pengurus tidak tinggal diam soal apa yang menjadi hak para guru dan karyawan. Dan yang lebih penting lagi, Anda semua punya ladang jariyah, asal dilakukan dengan ikhlas dan sungguh-sungguh,” tandas Edy.**(hartoko)