Dikenal sebagai Pedagang dan Tabib Mumpuni

189 dibaca

▪︎Mengenang Jejak Maulana Malik Ibrahim, Gresik, Jawa Timur

▪︎POSMONEWS.COM,-
MAULANA MALIK IBRAHIM merpakan keturunan ke-22 dari Nabi Muhammad SAW, dilahirkan di Samarkand, abad 14 dan wafat di Desa Leran, Manyar, Gresik, 1419 M.

Sedangkan makam Maulana Malik Ibrahim di Desa Gapuro, Kecamatan Gresik, Kabupaten Gresik, Jawa Timur. Beliau termasuk orang pertama yang menyebarkan agama Islam di tanah Jawa, dan merupakan wali tertua diantara Walisongo penyebar agama Islam di Indonesia.

Datang ke Jawa disertai beberapa orang muridnya, di Desa Leran, Kecamatan Manyar, 9 km ke arah utara kota Gresik. Keramahan yang senantiasa diperlihatkan, tidak menentang secara tajam agama dan kepercayaan penduduk asli, serta menunjukkan keindahan dan kabaikan agama Islam yang dikerjakannya, membuat masyarakat tertarik dan masuk Islam.

Lalu beliau mendirikan masjid di Desa Pasucinan, Kecamatan Manyar. Ia juga melakukan aktifitas berdagang di Pelabuhan Desa Roomo, Manyar.

Dengan berdagang, interaksi dengan masyarakat makin banyak, termasuk para bangsawan di Kerajaan Majapahit, mereka dapat turut serta dalam kegiatan perdagangan.

Setelah masyarakat tertata dengan baik dan keyakinannya kuat, beliau pun kemudian melakukan kunjungan ke Kerajaan Majapahit untuk bertemu Raja Brawijaya V, di Trowulan.

Kedatangannya diterima dengan baik, bahkan ia diberi hadiah sebidang tanah di Desa Gapura, Gresik. Setelah Maulana Malik Ibrahim mendepat kepercayaan dari Raja Brawijaya V di Desa Gapura.

Pelabuhan Gresik semakin ramai menjadi pusat perdagangan dan perekonomian. Bahkan kapal pinisi dari berbagai wilayah berdatangan ke pelabuhan itu. Akhirnya, beliau diangkat menjadi Syahbandar di pelabuhan tersebut.

AJARAN dan KAROMAH

1. Pengairan:

Membimbing mengolah tanah, khususnya pengairan agar sawah dan ladang rakyat dapat dipanen lebih baik, sambil diajak bersyukur hanya kepada Allah SWT, atas segenap rezeki yang didapat. Gresik, secara geografis, dekat dengan laut sehingga air tawar untuk bercocok tanam tidak mudah didapat.

2. Berdagang:

Meningkatkan perdagangan secara islami. Dilarang berhutang, mengurangi timbangan dan praktek rentenir.

3. Persamaan Hak:

Mengajarkan dan membimbing masyarakat untuk hidup sederajat. Yang paling mulia di antara mereka hanyalah yang paling taqwa kepada Allah SWT. Pada waktu itu masyarakat berkasta-kasta.

KAROMAH

1. Menjadi Tabib:

Karena memiliki kemampuan mengobati orang, Maulana Malik Ibrahim makin tenar di kampungnya. Bahkan berita itu cepat tersiar di Leran dan sekitarnya. Dalam mengobati orang, beliau tidak memungut bayaran. Sehingga ia dianggap sebagai “Dewa Penolong” masyarakat.

2. Mendatangkan Hujan:

Dalam pengembaraannya, beliau tiba di suatu tempat yang panas. Dari kejauhan melihat kerumunan banyak orang mengelilingi bebatuan. Di atas batu itu terdapat seorang gadis berpakaian serba putih diapit dua lelaki tegap. Di sebelahnya ada seorang pendeta membaca mantra.

Ternyata sang pendeta melakukan ritual turun hujan. Kemudian, Maulana Malik Ibrahim melakukan sholat istisqo’ (sholat memohon hujan) bersama santri-santrinya. Beberapa saat kemudian langit terlihat mendung lalu hujan turun dengan lebatnya.

PENINGGALAN SITUS

1. Sumur Pesucinan:

Karena di Desa Leran airnya asin, maka beliau membangun sumur dan telaga. Airnya dipergunakan berwudlu, minum, mandi, mencuci dan masak. Telaga tersebut menjadi sarana pengairan sawah dan ladang warga Desa Leran.

2. Bedug dan Mimbar:

Masjid peninggalan Maulana Malik Ibrahim di Leran, berukuran 200 m x 200 m ini memiliki banyak peninggalan, diantaranya bedug dan mimbar khutbah yang masih digunakan sampai sekarang.

3. Arsitektur Makam:

Bangunan makam Maulana Malik Ibrahim ini, tidak jauh berbeda dengan makam Maulana Abdullah serta Ratu Nahrisyah dari Pasai. Menurut J.P. Moquette (1912 : 86) bahwa nisan-nisan kubur di Pasai dan Gresik menunjukkan persamaan dengan nisan kubur di India, sehingga semua nisan itu berasal dari Cambay.

REKONSTRUKSI SECARA FISIK

1. Kapal Pinisi Abad 14:

Setelah Maulana Malik Ibrahim mendepat kepercayaan dari Raja Brawijaya V di Desa Gapura, Gresik. Pelabuhan Gresik semakin ramai menjadi pusat perdagangan dan perekonomian. Bahkan kapal pinisi dari berbagai wilayah berdatangan ke pelabuhan itu. Akhirnya, beliau diangkat menjadi Syahbandar di pelabuhan tersebut.

2. Bedug:

Masjid peninggalan Maulana Malik Ibrahim di Desa Leran, Manyar, berukuran 200 m x 200 m ini memiliki bedug dan masih digunakan sampai sekarang.

3. Mimbar Khutbah:

Selain kolam tempat berwudhu, dua bukti peninggalan Maulana Malik Ibrahim yang masih ada adalah pucuk kubah masjid dan mimbar tempat khutbah dan dipakai sampai sekarang.
**(tim posmo)