Hasil Riset: Kaya dan Miskin bisa Dilihat dari Ekspresi Wajah

368 dibaca

▪︎POSMONEWS.COM,-
EKSPRESI wajah seseorang bisa menunjukkan apah orang tersebut kaya atau miskin. Saat ini status ekonomi seseorang bisa terlihat jelas dari wajahnya. Benarkah demikian?

Kendaraan, pakaian atau pun aksesoris yang dikenakan seseorang ternyata bukan sebagai penanda orang tersebut kaya raya. Lha kok bisa? Padahal selama ini pakaian atau kendaraan jadi penetu orang tersebut kaya.

Hal ini dibuktikan lewat sebuah studi yang telah diterbitkan dalam Journal of Personality and Social Psychology. Dalam penelitiannya, peneliti memilih subjek foto hitam putih yang terdiri dari 80 foto pria dan 80 foto wanita.

Tak ada foto yang menggunakan tato atau tindikan. Semua wajah di foto itu juga menunjukkan ekspresi yang netral. Setengah dari orang di foto-foto itu adalah mereka yang berstatus sebagai masyarakat kelas atas, dan separuh lainnya adalah kelas pekerja.

Foto-foto tersebut kemudian ditunjukkan pada subyek penelitian. Mereka diminta menebak kelas sosial dari masing-masing orang. Hasilnya, sebanyak 68% menjawab dengan benar.

“Hubungan antara kekayaan dan kelas sosial sudah banyak dibahas dalam penelitian terdahulu. Namun studi ini menemukan bahwa perbedaan kekayaan seseorang bisa tercermin dari wajah setiap orang,” ujar R-Thora Bjorsdottir, peneliti studi tersebut.

“Kalau ditanya kenapa, mereka tidak tahu. Mereka tidak menyadari bagaimana mereka bisa menebak dengan benar,” kata Bjornsdottir.

Para peneliti lalu melakukan studi lebih lanjut dengan memperbesar fitur wajah. Mereka menemukan bahwa subjek masih bisa menebak dengan benar ketika mereka hanya melihat mata dan mulut.

Para peneliti menyimpulkan bahwa hal ini kemungkinan terjadi karena pola emosi dapat terlihat di wajah seseorang dari waktu ke waktu. Kontraksi otot-otot tertentu dapat menyebabkan perubahan struktur wajah yang dapat dilihat orang lain.

“Seiring waktu, wajah secara permanen mencerminkan dan mengungkapkan pengalaman Anda. Bahkan ketika kita berpikir kita tidak mengekspresikan sesuatu, ekspresi emosi itu masih ada di sana,” ungkap salah seorang peneliti lainnya, profesor psikologi Nicholas O. Rule.
**(alams/cnbc)