Puskesmas Beroperasi 24 Jam, Nakes Kurang Istirahat

299 dibaca

“Petugas kesehatan di Puskesmas Mulyorejo, Surabaya, dengan mengenakan APD lengkap membawa pasien masuk ke ambulans untuk dirujuk ke RSUD M. Soewandhie, Sabtu (17/7).” (Alfian Rizal/Jawa Pos)

Laju penularan Covid-19 belum juga terkendali. Berbagai fasilitas layanan kesehatan (fasyankes) overload dipenuhi pasien Covid-19. Tenaga kesehatan (nakes) pun kewalahan menangani lonjakan kasus yang makin meroket.

Untuk mengoptimalkan penanganan, Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi telah mengeluarkan instruksi agar puskesmas dibuka 24 jam. Namun, terbatasnya jumlah tenaga kesehatan (nakes) menjadi persoalan berikutnya.

’’Apalagi, banyak nakes kita yang terpapar,” kata Kepala Puskesmas Rangkah Dwiastuti Setyorini kemarin (17/7).

Dia menjelaskan, para nakes berjuang keras untuk menangani pasien. Sampai-sampai, jam istirahat mereka menjadi sangat berkurang karena setiap hari harus lembur. Bahkan, selain melayani pasien yang dirawat di puskesmas, tenaga nakes harus dibagi untuk berbagai kegiatan lain.

Di antaranya, melakukan vaksinasi, swab massal, dan membantu merawat warga yang melakukan isolasi mandiri (isoman) di rumah.
Nah, dalam kondisi seperti itu, Dwiastuti mengimbau para nakes untuk tetap menjaga imunitas dan ketahanan tubuh.

Misalnya, makan jangan sampai terlambat. Asupan gizi dijaga agar daya tahan tubuh nakes tetap prima di tengah melonjaknya pasien Covid-19. Pihaknya berharap puskesmas tetap maksimal melayani masyarakat.

’’Saya pesan kepada nakes yang mayoritas perempuan agar sampaikan ke suaminya supaya dapat mengerti keadaan ini. Dukungan keluarga juga sangat penting,’’ tegasnya.

Kepala Puskesmas Ketabang, Joyce Hestia Nugrahanti, menyatakan bahwa pelayanan puskesmas selama 24 jam menjadi tantangan bagi para nakes. ’’Harus tetap semangat,’’ imbuhnya.

Dia mengakui, jumlah tenaga kesehatan memang masih kurang. Dari 41 nakes yang tersedia di Puskesmas Ketabang, mereka harus dibagi untuk berbagai pelayanan. Pihaknya kerap sulit membagi kegiatan. Sebab, pada hari yang sama, tidak jarang kegiatan pun bersamaan.

Misalnya, pelaksanaan kegiatan vaksinasi dan swab massal yang digelar berbarengan. Petugas juga harus membantu penanganan pasien yang terpapar hingga tetap melakukan 3T (tracing, testing, dan treatment) secara bersamaan.

Untuk menangani semua kegiatan itu, tenaga kesehatan sampai pontang-panting membagi tugas. Apalagi, tutur Joyce, sejumlah nakes masih melakukan isolasi mandiri karena terpapar virus SARS-CoV-2.

’’Kalau sudah begitu, kita bikin skala prioritas,’’ katanya.

Misalnya, mana saja kegiatan yang membutuhkan dokter, perawat, atau cukup ditangani bidan.
Pihaknya harus mengatur sedemikian rupa supaya semua kegiatan berjalan maksimal.

’’Kami sangat ingin pasien lekas sembuh. Karena kesembuhan pasien tujuan utama kami,’’ imbuh Joyce Hestia Nugrahanti.

Menurut dia, momen saat ini menjadi momentum jihad bagi para nakes. Meski beban kerja semakin berat serta jumlah personal yang minimalis, dia tetap mengajak jajarannya untuk selalu semangat dan tetap menjaga stamina. ’’Momen ini adalah jihad bagi nakes,’’ tandasnya.

Kepala Puskesmas Tambakrejo Yekti Hapsari menyampaikan, pelayanan puskesmas selama 24 jam diprioritaskan bagi pasien Covid-19. Itu merupakan bentuk pelayanan optimal dalam kondisi darurat saat ini.

’’Ini untuk layanan darurat Covid-19,’’ jelasnya.

Kepala Dinas Kesehatan (Kadinkes) Surabaya Febria Rachmanita memastikan puskesmas se-Surabaya sudah membuka pelayanan selama 24 jam. Dia menyampaikan, beroperasinya puskesmas hingga 24 jam dipicu melonjaknya kasus. Kondisi itu membuat tim gerak cepat (TGC) kewalahan untuk menangani situasi emergency tersebut. Dengan demikian, puskesmas dioperasikan sebagai titik TGC yang berada di wilayah kerja puskesmas setempat.

’’Saat ini semua puskesmas menjadi titik TGC yang berada di wilayah masing-masing,” jelas Feny, sapaan akrab Febria Rachmanita.

Dia menjelaskan, layanan yang dibuka saat jam operasional malam hanya untuk poli umum dan pelayanan darurat. Pelayanan selain hal-hal darurat tidak memungkinkan.

PERWUJUDAN JIHAD NAKES MELAWAN COVID-19:

– Sebanyak 63 puskesmas buka layanan selama 24 jam.

– Diprioritaskan untuk layanan darurat Covid-19.

– Operasional malam hari hanya untuk poli umum dan pelayanan kedaruratan.

– Untuk pelayanan 24 jam, puskesmas kekurangan tenaga medis. Sebagian nakes juga terpapar Covid-19.

– Delapan FK siap bantu rekrutmen relawan medis. Yakni, FK Unair, Universitas Ciputra, UNUSA, UMS, UWK, Universitas Hang Tuah, Universitas Widya Mandala, dan Ubaya.**(jp/ris)