Warga Keputih Surabaya Trauma Suara Sirine Ambulans

149 dibaca

• Dalam Sehari, Rata-rata 50 Ambulans

Masyarakat Keputih, Sukolilo, Surabaya, yang tinggal dekat TPU Keputih lokasi pemakaman jenazah Covid-19, meminta ambulans atau mobil jenazah mematikan suara sirene saat melintas di kampung setempat.

Alasannya, warga resah dan tak mau ketentramannya terganggu.
Wilayah tersebut memang berdekatan dengan Tempat Pemakaman Umum (TPU) Keputih, lokasi jenazah pasien Covid-19 dimakamkan sejak satu setengah tahun terakhir.

Warga sekitar bahkan memasang sejumlah spanduk bertuliskan larangan membunyikan sirene ambulans. Mereka juga meminta agar sopir mobil jenazah tak arogan.

“Anda telah memasuki wilayah kampung Kelurahan Keputih. 1. Ambulance (mobil jenazah) matikan sirine, 2. Pengantar jenazah jangan arogan. Jangan ganggu ketentraman kampung kami,” demikian tertulis dalam spanduk yang dipasang di tempat itu.

Tak hanya itu, dalam video yang beredar di media sosial, warga setempat juga terlihat menghentikan sebuah ambulans. Mereka tampak meneriaki sambil mengelilingi mobil jenazah.

“Untuk pembawa jenazah bilamana memasuki wilayah Keputih, sirene harus dimatikan,” kata salah satu warga di video itu.

Saat dikonfirmasi, Lembaga Pemberdayaan Masyarakat Kelurahan (LPMK) Indi Nuroini mengatakan spanduk tersebut memang benar dipasang oleh warga setempat sejak beberapa hari lalu.

Spanduk imbauan itu, kata Indi, merupakan reaksi warga Kelurahan Keputih yang mengeluh dengan suara sirene ambulans yang melintas di wilayahnya.

“Kami pasang sebagai respons dari banyaknya warga Keputih yang mengeluhkan suara sirene mobil jenazah yang masuk wilayah jalan kampung kami,” kata Indi.

Dalam sehari saja, rata-rata ada sekitar 50 ambulans yang melewati jalanan kampung menuju TPU Keputih, belum lagi mobil keluarga yang mengiringi. Hal itu membuat warga setempat resah dan dihantui rasa takut.

“Itu semua membuat masyarakat di kampung kami menjadi resah, sehingga kami sepakat membuat imbauan seperti itu biar tetap santun di jalan,” ujar dia.

Indi mengungkapkan, saat ini mayoritas ambulans yang melintas sudah tak lagi menyalakan sirene. Menurut dia, jalan kampung jauh lebih tertib dari sebelumnya.

Lurah Keputih, Itaqwati Oetomo, mengatakan pihaknya juga menerima laporan dari warga sekitar yang mengeluh tentang suara sirene ambulans. Menurutnya warga telah resah.

Terutama warga yang tinggal persis di jalan menuju TPU Keputih. Dalam sehari, masyarakat bahkan mendengar puluhan bahkan sampai ratusan suara sirene ambulans yang lalu-lalang.

“Soalnya kan dekat sama TPU Keputih. Sehari bisa 100-an. Malam-malam juga ada,” kata Ita.

Ita pun mengaku sudah bersurat pada Dinas Sosial Pemerintah Kota Surabaya. Melalui surat itu, ia menyampaikan keluhan dan memfasilitasi permintaan warga.

“Sudah kirim surat. Sudah berhubungan via WhatsApp juga. Semua sudah klir,” ucapnya.

Sementara itu, Kapolsek Sukolilo, Kompol Subiyantana menjelaskan bahwa baliho tersebut merupakan upaya dari pihaknya untuk memfasilitasi warga. Hal itu juga untuk menghindari potensi penolakan.

“Sudah bersurat ke Dinsos juga. Kami memfasilitasi dan menjembatani aspirasi warga,” kata dia.**(cnn/ris)