Desa Sidodowo Lamongan “Lockdown”

125 dibaca

• Warganya Banyak yang Remehkan Covid-19

“Selama wabah pandemi Covid-19, warga Desa Sidodowo, Lamongan, Jatim, meremehkan penyakit mematkan tersebut. Kini warga ketakutan setelah desanya dilockdown.”

DESA Sidodowo, Kecamatan Modo, Kabupaten Lamongan, JawaTimur, “dilockdown” akibat mengalami lonjakan kasus positif Covid-19.

Dalam beberapa hari terakhir, puluhan warga dinyatakan positif Covid-19 berdasar hasil tes swab antigen.

Terdapat juga warga yang meninggal dan mereka telah dinyatakan terpapar virus corona usai tes swab dengan metode polymerase chain reaction (PCR).

Guna mencegah penyebaran Covid-19, pemerintah desa memutuskan melakukan “lockdown”. Penerapan “lockdown” dilakukan dengan cara menjaga ketat akses masuk-keluar Desa Sidodowo, bahkan ada yang ditutup untuk mempermudah penjagaan. Selain itu, aktivitas warga juga dibatasi hanya sampai pukul 19.00 WIB.

Awalnya Meremehkan

Seperti dilansir Kompas.com Kepala Desa Sidodowo, Ali Makrus menuturkan, sebelum terjadi lonjakan kasus Covid-19, banyak warga yang tak percaya dengan virus corona. Kata Ali, mereka enggan menerapkan protokol kesehatan, bahkan meremehkan.

“Sebelumnya di sini memang banyak yang seperti meremehkan, biasanya mereka bilang masak orang tani aja kok sampai kena corona (Covid-19),” ujarnya, Jumat (4/6/2021).

Kini, usai kasus positif Covid-19 meningkat, hingga membuat empat orang meninggal, pandangan warga Desa Sidodowo berubah.

“Lingkungan di sekitar masyarakat yang terpapar itu sekarang sudah sepi, karena mereka ketakutan sendiri. Sebab kan sudah ada bukti,” bebernya.

Saat “lockdown” diterapkan, tak sedikit kegiatan yang harus ditiadakan.

“Aktivitas warga sementara dihentikan, seperti kerumunan, hajatan, tahlil. Kalau ke sawah ya tetap seperti biasa, hanya tidak boleh berkerumun dan harus pakai masker di luar rumah,” beber Ali.

Bermula dari Hajatan

Kasus positif Covid-19 di Desa Sidodowo bermula ketika warga yang sempat menjadi pengiring pengantin, jatuh sakit dan dinyatakan terpapar Covid-19 berdasarkan tes.

Pada Mei lalu, ada dua rombongan iringan pengantin menuju Bojonegoro dan Sidoarjo, Jawa Timur. Dari hasil tes, terdapat 18 warga yang terinfeksi Covid-19, bahkan 4 di antaranya meninggal.

Setelah menemukan kasus ini, Satgas Covid-19 setempat kembali melakukan tracing dan testing secara acak terhadap 35 orang lain.

Alhasil, 20 warga dinyatakan positif Covid-19 berdasarkan tes antigen.

“Sebelumnya empat yang meninggal, tapi barusan bertambah lagi, jadi lima orang. Kami lakukan antisipasi terus seperti yang ada dalam PPKM, bersama dari Puskesmas, Polsek (polisi) dan anggota Koramil (TNI),” ucap Ali.

Kepala Dinas Kesehatan Lamongan, Taufiq Hidayat menambahkan, pelaksanaan “lockdown” di Desa Sidodowo diiringi pula dengan upaya pencegahan lain. Mulai dari fogging disinfektan hingga imbauan menaati protokol kesehatan.

“Bukan semprot disinfektan biasa, karena fogging akan bisa lebih merata dan cepat. Kalau semprot hanya permukaan saja,” sebutnya.
**(kmp/danar)