Mengenal Santet Banten Diucap Bupati Lebak

184 dibaca

Bupati Lebak, Iti Octavia Jayabaya tengah menjadi pembicaraan setelah pernyataan yang ingin mengirim santet Banten kepada Moeldoko.

Iti Jayabaya sendiri saat ini juga menjabat sebagai Ketua DPD Partai Demokrat Banten sekaligus Bupati Lebak. Dia dengan tegas menyampaikan sikap penolakannya terhadap hasil Kongres Luar Biasa (KLB) Deli Serdang yang menunjuk Moeldoko sebagai Ketua Umum Demokrat.

Dalam pernyataannya, Iti Jayabaya bahkan menyebut siap mengirimkan santet Banten untuk Moeldoko.

“Banten tidak gentar. Kami tetap setia pada ketum kami yang ganteng. Kalau pun kami harus turun berdemo, kami siap. Santet Banten akan dikirim untuk KSP Moeldoko,” ungkap Iti.

Apa Itu Santet Banten?

Mengutip karya disertasi kriminolog Universitas Indonesia, Tb Ronny Nitibaskara yang berjudul “Reaksi Sosial Terhadap Tersangka Dukun Teluh di Pedesaan Banten Jawa Barat (1985-1990)”, dijelaskan bahwa praktik ilmu santet atau teluh di wilayah Banten sudah dihayati dari masa ke masa sejak zaman Banten Lama atau sebelum masuknya Islam.

Menurut keyakinan penduduk Banten, terdapat bermacam ilmu teluh berdasarkan caranya. Yakni teluh angin, teluh banyu, teluh geni, dan teluh pangjarahan.

Dua yang pertama mengirim benda-benda seperti jarum, paku, dan beling (pecahan kaca) lewat angin dan air. Teluh geni (api/baja) memberi hasil lebih cepat, dengan memasukkan pisau kecil ke dalam sebuah gelas, ditutup kain, dan dibacakan mantra-mantra; jika pisau hilang dan air menjadi merah pertanda korban sebentar lagi mengalami bencana.

Untuk teluh pangjarahan dilakukan dengan meminta kepada roh halus yang menempati kuburan.

Sementara itu, praktisi supranatural, Ki Geni Seketi mengatakan, terkait santet atau teluh, di Indonesia ada banyak daerah yang terkenal dengan ilmu santetnya yang bisa menyakitkan bahkan bisa membuat nyawa seseorang hilang.

“Salah satu suku yang juga terkenal dengan santetnya adalah Suku Baduy Banten. Memang, suku ini lambat laun semakin terbuka dengan masyarakat luar. Namun, mereka tetap ditakuti karena masih melestarikan ilmu-ilmu gaib dari para leluhur,” katanya seperti dikutip dari TribunBanten.com, Senin (8/3/2021).

Menurutnya, selama orang tidak mengganggu urusan dan merusak wilayah warga Suku Baduy, mereka tidak akan menggunakan ilmunya untuk melukai.

“Masyarakat suku ini tidak seseram yang dibayangkan kok. Mereka sangat ramah dengan orang baru dan bersikap lemah lembut. Yang pasti, selama tidak mengganggu urusan atau merusak wilayah mereka, hidupmu masih selamat,” ucapnya.

Ia mengatakan, terkait soal jenis-jenis ilmu santet Banten yakni teluh angin, teluh banyu, teluh geni, dan teluh pangjarahan, yang membedakan hanyalah cara pengirimannya saja.

“Ini hanya perbedaan cara pengirimannya saja. Melewati angin,air,api dan tanah. Kalau luar pulau biasanya pakai angin,” terangnya.(kmp/psm)