Jenazah Pengikut Syiah Ditolak Warga

185 dibaca

Nasib malang menimpa jenazah NA (17), perempuan pengikut syiah. Pasalnya  warga tinggal di Rumah Susun (Rusun) Jemundo, Sidoarjo, menolak pemakaman jenazahnya.

Mengapa demikian? Semasa hidupnya, si gadis dianggap mengikuti ajaran sesat. Bahkan keluarganya sampai mengungsi di rusun itu.

“NA sendiri merupakan warga saya, saudara pengungsi. Posisinnya sama seperti kami. Dia dengan kedua kakek dan neneknya selama hidupnya,” ujar Tajul.

Sebagai koordinator dari penyintas kelompoknya, Tajul mengaku sempat terlambat mendapatkan informasi mengenai jasad NA yang mendapat penolakan oleh warga.

“Saya waktu itu lagi di Malang karena ada yang meninggal juga keluarga saya. Dan saya nggak dikasih tahu. Tahunya dikabarkan dan terjadi penolakan,” katanya.

Di tempat tinggal NA yang terletak di Desa Blu’uran Kecamatan Karangpenang, Kabupaten Sampang juga diakui Tajul telah lama warganya melakukan penolakan.

“Lagian lama juga di situ (mendapat penolakan), jadi saya tidak bisa berbuat banyak,” tambahnya.

Tajul menceritakan bahwa NA berpisah dengan kedua orang tua seusai ada konflik sosial beberapa tahun silam. Saat masih kecil, NA ikut ke pengungsian bersama kakeknya di Sidoarjo.

“NA tidak menetap di Sidoarjo. Karena dia terkadang pulang untuk bertemu keluarga di Madura,” jelasnya.

Sebelum meninggal dunia, NA mengalami sakit dan mendapat perawatan di rumah sakit wilayah Madura. Tajul memperkirakan bahwa NA sakit selama 4 bulanan.

“Dia sudah sakit dan lama dirawat di Madura 4 bulanan. Awalnya dirawat di RS kemudian angkat tangan dan di rawat di Sampang sampai akhirnya meninggal,” lanjutnya.

Tajul juga mendapati ucapan yang tidak pantas diucapkan oleh warga kepada NA lantaran dianggap meninggal akibat penyakit lepra. Padahal faktanya, NA sempat mengalami sakit lambung.

“Setelah tahu bukan kena penyakit lepra, mereka yang protes, yang merasa Islam menilai kalau almarhumah sebagai orang kafir sama saja melakukan hal tidak senonoh kepada jenazah,” ucapnya.(sjm)