Merdeka dari Corona

133 dibaca

Oleh: A. Bajuri

PESAN penting dari peringatan HUT ke 75 Kemerdekaan RI tahun 2020 ini adalah kita masih berada di atas penjajahan makhluk Tuhan bernama Covid-19 atau Corona.

Betapa tidak. Pandemi Corona telah menghancurkan seluruh sendi kehidupan. Banyak orang jatuh miskin, tak punya pendapatan, tak punya penghasilan. Perekonomian lesu, kemiskinan dan pengangguran bertambah.

Penjajah itu bernama Corona. Tak tampak di mata, tak bisa diraba, tapi serangannya nyata. Wilayah jajahannya meliputi hampir seluruh dunia, tak terkecuali Indonesia.

Seluruh negara di dunia sedang berusaha untuk melawan penjajah ini. Mereka sedang berusaha mengusir corona dari negaranya masing-masing, termasuk Indonesia.

Pertanyaannya sederhana, apa yang harus kita lakukan agar merdeka dari corona? Benarkah kita harus sabar menunggu “senjata” yang disepakati bersama?

TUHAN CORONA
Kita semua sepakat, Corona adalah ciptaan Tuhan. Corona mempunyai Tuhan yang sama dengan Tuhan manusia. Dengan teori spiritual ini, maka seharusnya cara mengusir corona sangat mudah.

Pertama, manusia mendekatkan diri pada Tuhan dan berdoa agar terhindar dari virus corona. Kedua, manusia harus terus berusaha untuk menemukan senjata pengusir corona.

Untuk cara yang pertama, umat Islam sudah banyak melakukannya. Masjid dan musholla sudah ramai. Kegiatan keagamaan sudah dibuka dan banyak pesantren yang sudah beraktivitas kembali.

Namun untuk cara yang kedua, masyarakat kita masih belum ada kekompakan. Contoh kecil, ketika ada seseorang menemukan jamu corona dari Bogor, maka secepat itu pula penemunya dibully dan dihabisi di media.

Begitu pula ketika Rusia menyatakan sebagai negara pertama penemu “senjata” pengusir corona, maka dunia pun berusaha menggagalkannya dengan mengeluarkan pernyataan bahwa penemuan itu tidak valid.

RESTU SENJATA
Ternyata mencari “senjata pengusir corona” itu tidak mudah. Selain harus melewati prosedur medis, juga harus mendapat restu dari badan kesehatan dunia WHO.

Vaksin yang akan diproduksi Indonesia pada Januari 2021 pun juga bisa saja ditolak oleh WHO, jika prosedur pembuatan vaksin tidak sesuai SOP. Atau bisa jadi nasib Indonesia akan sama dengan Rusia, jika tidak melaporkan kepada WHO.

Intinya, “penghapusan penjajahan corona” di muka bumi ini masih terkesan sulit. Karena manusia belum bersatu padu dalam melawan corona. Bahkan yang lebih mengerikan, adanya kabar tentang adanya pihak-pihak yang menjadikan musibah ini sebagai ladang penghidupan.

Dunia saja masih belum bisa merdeka dari corona, apalagi Indonesia. Namun Indonesia mempunyai peluang yang lebih besar untuk berhasil lebih dulu melawan “penjajah corona”. Karena Indonesia punya jamu, obat dan doa. Semoga. ***