Pencemar Bengawan Solo, Disangsi

174 dibaca

Menindak lanjuti terkait adanya perubahan warna air sungai Bengawan Solo di Jatim yang menjadi merah, ditengarai airnya tercemar. Pemprov Jawa Timur langsung mengambil langkah cepat dengan mengambil sampel di 5 titik sungai.
Kelima titik itu tiga titik di Bojonegoro (Bandung Gerak; Jembatan Padangan; Ds. Kracaan Ngraho) dan dua titik di Ngawi (Jembatan Pitu; Mantingan). Pada tanggal 29 dan 30 November kemarin. Sedangkan hasilnya baru keluar kemarin tanggal 4 Desember.
Hasil uji kualitas air sungai di titik Bojonegoro parameter pencemar mineral Logam di jembatan padangan tertinggi TDS = 570 mg/l ;pH =7,62 ; NH4=0.0362mg/l;Mn=1.26 mg/l; Zn=0.0113mg/l;Pb=<0.0547 mg/l Cd=<0.00935 mg/l;. Hal ini menunjukkan bahwa TDS kekeruhan masih dibawah standart Baku Mutu Air sungai kelas III ( TDS = 1000 mg/l ) dan Unsur Pb Baku Mutu 0.03 mg/l sedikit melebihi. Sehingga dapat dianalisa bahwa pengaruh warna masih dalam batas toleransi karena saat yang sama langsung dibuka pintu air perum jasa tirta (PJT) Madiun untuk penetrasi.
“Perubahan warna akibat pencemaran sungai tersebut bisa dimungkinkan dari beberapa faktor. Dan, tentunya kita harus lakukan pembuktian lewat pengujian ilmiah. Jika terbukti pencemarnya kami mohon dapat ditindak tegas sesuai peraturan perundang- perundangan yang berlaku. Saya berharap kedepannya ada sinergitas yang lebih kuat antara pihak aparat penegak hukum, kementerian teknis dan pemprov Jateng dan Jatim,” terang Gubernur Jatim yang lekat disapa Khofifah ini.
Khofifah berharap, Kementrian LHK bersama kementerian PUPR dapat melakukan proses tindak lanjut atas kasus ini dan jika terbukti harus diberi peringatan sampai dengan sanksi sesuai peraturan petundang-undangan bagi perusahaan yang membuang limbahnya secara tidak bertanggung jawab. Bahkan perlu tindakan tegas jika memang dianggap efektif dan bisa menjerakan. Sebagaimana kementerian KLHK juga memberikan strict punishment pada perusahaan pembakar hutan.
“Saya sudah berkoordinasi dengan pak Ganjar (Gubernur Jateng) terkait baku mutu air di sungai Bengawan Solo. Ternyata pak Ganjar juga menyoalkan kualitas baku mutu air Bengawan Solo yang mengalami penurunan kualitas. Perlu diketahui bahwa mencintai sungai ini menjadi bagian penting. Oleh sebab itu, saya sudah beberapa kali melakukan susur sungai. Harapannya sungai bisa menjadi beranda depan semua warga. Dan yang tak kalah penting semua habitat di sungai bisa hidup dengan baik,” pungkas mantan Menteri Sosial ini.
Pada 3 Desember juga telah diselenggarakan Kongres Sungai Bengawan Solo di Semarang. Pada kegiatan tersebut, juga dibahas pentingnya daya dukung alam dan lingkungan. Utamanya, terkait kualitas baku mutu air sungai. Pada hasil Rakor juga disepakati adanya action plan dan surat keputusan bersama antara Provinsi Jatim dan Jateng untuk penanggulangan sungai Bengawan Solo. Sehingga, tidak ada daerah yang merasa terkena dampak pencemaran. HARIS