Dijaga Ular Gaib

333 dibaca

KEKERAMATAN Ranu Bedali sepertinya bukan isapan jempol belaka. Pasalnya, setiap tahun, tepatnya di bulan Suro warga Ranuyoso, Lumajang Jawa Timur selalu menguri-uri waduk ini untuk diberikan tumbal kepala kerbau dan hasil bumi, seperti ketela, kentang, nasi tumpeng lengkap dengan ayam ikung, jagung dan hasil bumi lainnya. Dengan harapan, rijeki tahun depan akan berlipat dari tahun-tahun sebelumnya. Sehingga dapat memapankan kehidupan warga.

Tidak hanya indah. Sebab menurut penuturan Misnan waduk ini dijaga oleh ular gaib, berbadan besar dan tanpa ekor. Keberadaan ular gaib penunggu Ranu ini, bukan rahasia lagi dilingkungan warga Ranuyoso dan sekitarnya. Pasalnya, setiap malam Jumat manis, sosok yang disakralkan ini selalu menampakan dirinya. Namun, tidak semua orang bisa melihat, hanya orang-orang yang mempuyai linuwih dan indra keenam saja yang dapat melihat ular gaib tersebut.

Mahluk gaib penunggu ranu ini dipercaya warga sudah ada sejak dahulu kala, dan hingga sekarang warga masih mempercayai ular itu masih menjaga Ranu. Agar tidak dirusak oleh tangan-tangan jail yang tidak bertanggung jawab. Jadi tidak heran apabila datang kelokasi ini, selain panoramanya indah airnya juga masih bersih.

“Jangan macam-macam dengan Ranu ini. Selain kondisi airnya dalam, kawasan ini juga dijaga seekor ular gaib yang tidak punya ekor. Konon penunggu gaib ini akan mencelakai pengunjung yang akan berbuat kerusuhan atau tingkah laku yang merusak,” terangnya.

Dari cerita yang berkembang, penunggu waduk ini seringkali memberikan harta gaibnya. Tetapi, semuanya tidak serta merta diberikan. Seseorang harus ritual berdiam diri di waduk, dan juga memenuhi beberapa persyaratan yang harus dipenuhi. Seperti, menyiapkan ubo rampe yang diinginkan pengununggu waduk, seperti menyan, kembang tuju rupa (kembang, telon, kantil, mawar, kenanga dan lainnya), boreh, telur ayam kampung dan ayam berwarna hitam. Bahkan tidak jarang seseorang yang sekses laku pesugihan di waduk ini dijadikan sebagai abdinya.

“Bukan hal mudah dalam membujuk penunggu gaib waduk untuk memberikan harta kekayaannya. Seseorang harus memenuhi dan menjalani apa yang diinginkan penunggu waduk. Cobaannya juga tidak gampang, hanya orang yang kuat laku saja yang dapat menjalani keinginan. Sebab tidak jarang seseorang menjadi abdi dari penunggu waduk, setelah hajatnya terkabul,” jelasnya.

Namun, seiring berjalannya waktu, ranu bedali ini tidak hanya di datangi oleh orang-orang laku atau mencari kekayaan dengan jalan singkat. Dari pantauan posmo, waduk ini juga tidak jarang dikunjungi warga untuk wisata. Lantaran di lokasi ini sekarang pun sudah siap dan terlihat beberapa wahana air. HARIS/CAHYA