Klenteng Panti Suci di Cepu ini awal mulanya dibangun oleh salah seorang tokoh masyarakat Tiongho. Didalamnya terdapat banyak patung dewa-dewa. Di antara Patung Dewa Hian Thian Sing Tee. Pada hari ulang tahunnya banyak umat yang datang dari luar dan dalam kota untuk memperingati. Berikut ulasannya.
Klenteng Tjien Bio pertama kali dibangun di Ngareng tahun 1937. Atas beaya sendiri oleh tuan Liem Tjien Thwan bersama tuan Tan Ing Liang, Tan San Tie, Tjie Bong Liem, Liem Djien Tiek, Liem Ping Bian dan Kwee Tjien Bo. Tujuannya untuk menempung umat yang ingin sembayang bersama-sama.
Tahun 1942 sebelum bala tentara Jepang masuk Indonesia, bangunan klenteng termasuk compleks Ngareng dibongkar atas perintah Belanda dengan dalih pertahanan. Kiem Sien-Sien yang ada di dalam klenteng diboyong oleh Lecu Tan Tjan Djiang (almarhum), ayah dari Tuang Tang Ing Liang salah satu pendiri klenteng.
Kemudian tahun 1947 Tjien An Bio dipindahkan ke sebuah rumah tersendiri di Jl Stasiun Kota No. 5 Cepu. Tahun 1958 klenteng baru selesai dibangun atas biaya masyarakat setempat dan penduduk pribumi yang menganut agama Konghucu. Mereka sangat guyub dan rukun. Juga memiliki semangat yang tinggi untuk membangu sebuah klenteng.
Pembangunan klenteng baru itu telah dapat dilaksanakan berkat keuletan para promotornya, antara lain Tan San Tjhie Bong Liem, Liem Ping Bian, Liem Djien Tik, Kwee Tjie Bo dan Tuan Tjiang Ang Ghay sebagai ahli bangunan Kong An Bio diresmikan dan mulai ditempati pada Shagwee Djee Iet –2509. Tahun 1963 Ghia-hio yang berikutnya diadakan pada hari Sha gwee Djee Iet 2514. Tahun 1967 Nama klenteng Kong An Bio diganti nama klenteng “Panti Suci” dan diresmikan tepat pada hari Proklamasi kemerdekaan RI 17 Agustus 1967.
Klenteng Panti Suci itu dulu diurus oleh perkumpulan Kong An Bio dan kini pengurusnya dilakukan oleh Yayasan Rumah Ibadah Panti Suci yang tempat tinggalnya berada di luar kota. Meskipun demikian, pelaksanaan peribadatan berjalan dengan lancar dan teratur sesuai dengan jadwal.
Rumah ibadah tersebut menempati bangunan seluas lk 644 M2 yang terdiri beberapa bagian dan ruangan. Yaitu ruangan pendopo, tengah, samping timur dan rumah samping barat. Ruangan untuk peribadatan para umat terdiri dari beberapa altar sembayangan tempat kedudukan para Sin Bing (para dewa atau Kongco) yang dipujanya, lengkap dengan lilin, tempat pembakaran dupa dan menancapkan hio lidi hio.
Patung Pujaan
Kedudukan altar meja sembayangan dengan masing-masing patung pujaan adalah sbb: ruangan tengah terdapat YM Kongco HIAN THIAN SIANG TEE, HO SIAN KONG, ada dibawahnya. Dan disebelahnya adalah: Thay Yang Cin Goen, Kong Tik Coen Ong, (satu meja). Makco Thian Siang Sing Bo, (lain meja), Kongco Po Sing Tay Tee (lain meja), Siantee Bi Lik Hud. Dikiri pintu tengah adalah Kongco Moei Sin.
Rumah samping timur ruangan berikutnya, terdapat ruangannya untuk meja altar Mak Kwan Im, ruangan berikutnya adalah ruangan Kongco No Tik Cing Sin dan Pek Ho Sin. Diruangan sebelahnya ada altar Kongco Kwan Tik Koen. Ruangan samping barat merupakan ruangan paling muka adalah tempat ruangan kebaktian agama Konghucu. Sedangkan bagian belakangnya terdapat kamar dapur dan kamar mandi atau toilet.
Diberanda paling depan seperti lazimnya adalah tempat untuk sembayang kepada Thian. Klenteng Panti Suci ini pujaan utama atau tuan rumahnya adalah Y.M. Kongco HIAN THIAN SING TEE. Karena itu ulang tahun klenteng tersebut diperingati jatuh pada tanggal dua belas tahun (Shiejit) yang diperingatinya jatuh pada tanggal dua bulan Sha Gwee Imlik menjelang Sha Gwee Djee.
Pada ulang tahun yang demikian banyak dikunjungi umat dalam maupun luar kota. Peringatan yang dirayakan adalah Y.M. Kongco Hian Thian Siang Tee tanggal 9 Kaouw Gwee (pengurus). Y.M. Mak Kwan Im Hu Co tanggal 19 bulan Jie Gwee-Lak Gwee-kauw Gwee. Untuk lain-lainnya menurut roseter yang rotin sembayangan biasa. Keng Hoo Peng setiap Tjhiet-gwee 20 dihalaman klenteng, untuk masyarakat.
Setelah zaman mengalami perubahan klenteng tersebut mengalami kemajuan yang cukup pesat. Kalau zaman Suharto menjadi presiden tidak diperbolehkan melakukan aktivitas dan merenovasi . Tapi kini sudah mengadakan berbagai kegiatan sembayangan, bhakti social, menggelar seni Barongsai dan merenovasi bangunan agar lebih megah dan bersih., CAHYA