PUASA ARAFAH IKUT ARAB ATAU INDONESIA

91 dibaca

▪︎Oleh: zubairi indro

PENETAPAN awal Zulhijah 1445 H/2024 antara Arab Saudi dan Indonesia berbeda sehari. Dari  sidang isbat yang digelar  Kementerian Agama (Kemenag) RI, terjadi perbedaan. Lantas umat muslim di Indonesia yang melaksakan puasa sunnah Arafah dan Tarwiyah apa mengikuti Arab Saudi?

Perbedaan ini menjadikan Hari Raya Idul Adha 2024 di Indonesia lebih lambat satu hari ketimbang Arab Saudi, begitu pula dengan waktu sunnah puasa Arafah dan Tarwiyah. Lantas timbul pertanyaan dari muslim Indonesia terkait waktu mana yang harus dijadikan acuan melangsungkan puasa sunnah tersebut.

Pada dasarnya, puasa Arafah dan Tarwiyah adalah amalan yang dikerjakan saat jemaah haji menyiapkan perbekalan wukuf di Arafah. Sementara itu, puasa Tarwiyah dikerjakan pada hari Tarwiyah seperti dikutip dari buku Panduan Muslim Kaffah Sehari-hari dari Kandungan hingga Kematian susunan Muh Hambali.

Dalil terkait puasa sunnah Arafah dan Tarwiyah tercantum dalam sebuah hadits dari Anas bin Malik, Nabi SAW bersabda:

“Siapa saja yang berpuasa di hari Tarwiyah (8 Zulhijah), maka Allah akan memberikannya pahala seperti pahalanya kesabaran Nabi Ayyub AS atas penyakit yang menimpanya. Siapa yang berpuasa pada hari Arafah (9 Zulhijah), maka Allah SWT akan memberikannya pahala Nabi Isa bin Maryam (dalam mengerjakan puasa Arafah). Jika seseorang tersebut belum makan apa-apa di hari raya kurban sampai terlaksananya Salat ld, maka umat muslim diberikan pahala orang yang mengerjakan salat itu. Apabila ia meninggal di tanggal berapa pun itu hingga sampai tanggal 30 Zulhijah, maka ia tergolong orang yang mati syahid.”

Menukil buku Esai-Esai Astronomi Islam oleh Arwin Juli Rakhmadi Butar Butar, seorang ulama dan mantan mufti Kerajaan Arab Saudi Syekh Al-Utsaimin mengatakan bahwa ketika terjadi perbedaan waktu puasa Arafah atau Idul Adha Pemerintah Saudi dan negara lain, sebaiknya mengikuti penetapan di negara seseorang berada.

“Maka sesungguhnya mereka berpuasa pada tanggal 9 Zulhijah di negeri mereka yang (walaupun) bertepatan hari (tanggal) 10 Zulhijah di Makkah. Ini adalah pendapat yang rajah,” tulisnya dalam kumpulan Majm al-Fatawa.

Turut diterangkan dalam buku Ensiklopedia Islam susunan Hafidz Muftisany, mayoritas ulama berpendapat puasa Arafah tidak ada kaitannya dengan wukuf, tetapi lebih kepada puasa sunnah 9 Zulhijah. Syaikhul Islam Zakariya Al Anshari dalam Kitab Fathul Wahhab-nya berpendapat sebagai berikut;

“Disunnahkan berpuasa di hari Arafah, yaitu tanggal 9 Zulhijah.” katanya dalam buku Amalan Ibadah Bulan Dzulhijjah terjemahan Hanif Luthfi.

Ulama Syafi’iyyah juga menyatakan bahwa acuan yang berlaku adalah hasil rukyatul hilal satu wilayah atau mathla’ masing-masing daerah. Dengan begitu, dapat disimpulkan sebaiknya puasa Arafah mengikuti pemerintah negara masing-masing.

Terlebih, Nabi Muhammad SAW juga bersabda dalam haditsnya bahwa patuh atas keputusan pemerintah menjadi kewajiban rakyat.

▪︎Jemaah Haji Tidak Dianjurkan Puasa Arafah

Disebutkan dalam buku Fikih Ibadah oleh Hasan Ayub yang diterjemahkan Muhammad Rais, kesunnahan puasa Arafah tidak berlaku bagi jemaah yang sedang berhaji. Mereka yang sedang haji dianjurkan tidak berpuasa Arafah.

“Ahlul ilmi berkata, puasa pada hari Arafah kecuali di Arafah. Maksudnya, puasa Arafah dilakukan kecuali bagi yang wukuf di Arafah. Makruh menurut jumhur melakukan puasa Arafah di tanah Arafah,” demikian keterangan dalam buku Fikih Ibadah.

Dari Ikrimah Maula ibn Abbas, berkata:

“‘Saya menemui Abu Hurairah di rumahnya dan menanyakan tentang puasa hari Arafah di padang Arafah.’ Beliau menjawab, ‘Rasulullah SAW melarang puasa hari Arafah di padang Arafah’.” (HR Ahmad, Abu Daud dan Ibn Majah)

Penetapan tanggal Idul Adha 1445 H/2024 versi Pemerintah Indonesia dan Arab Saudi memiliki perbedaan. Hal ini memengaruhi jadwal puasa sunah yang dilakukan jelang Idul Adha, yakni puasa Arafah.

Dari sini, masih banyak umat muslim di Indonesia yang bertanya-tanya soal kapan sebaiknya puasa Arafah dan Tarwiyah dilakukan. Apakah puasa Arafah ikut pemerintah Indonesia atau Arab Saudi?

Dikutip dari CNNIndonesia.com bahwa Ustadz Bendri Jaisyurrahman mengatakan, perbedaan waktu Iduladha tidak akan memengaruhi niat puasa umat Islam yang berlebaran sehari setelahnya.

“Ikuti fatwa ulama yang telah sepakat bahwa Lebaran itu tanggal 17 [Juni], insya Allah selamat. Tidak mungkin ulama mau menjerumuskan umatnya,” ujarnya.

Ustadz Bendri menyebut, perdebatan soal jadwal puasa sunnah Arafah dan Tarwiyah 1445 H/2024  berbeda tak cuma berlangsung satu-dua kali. Ia menganjurkan umat muslim di Indonesia tetap melanjutkan puasa Arafah pada 16 Juni mendatang.

Lagi pula, lanjut dia, ketentuan Lebaran Idul Adha 1445 H sudah ditetapkan oleh para ulama. Ia meyakini tak ada satu pun ulama yang mengeluarkan fatwa untuk menjerumuskan umatnya ke jalan yang tidak benar.***